10 November 2017

Hari Raya Kuningan Menurut Lontar Sunarigama



Haywa amuja bebanten, kalangkahin tajeg Sang Hyang Aditya asuk juga kawengania, apan yan tajeg Sang Hyang Surya, Dewata amoring swarga.

(Petikan Lontar Sunarigama)

Maksudnya: Janganlah mengaturkan bebanten (Kuningan) setelah lewat tengah hari. Kalau sampai lewat tengah hari maka para Dewata telah kembali ke sorga.

Foto by bangol

Balibangolnews, Budaya,- UMAT Hindu di Nusantara menyelenggarakan upacara Hari Raya Kuningan pada waktu pagi hari sebelum matahani tegak atau tengah hari. Mengapa demikian? Umumnya umat kebanyakan mengatakan agar jangan ketemu dengan Dewa Berung. Padahal tidak ada konsep Agama Hindu yang menyatakan bahwa Dewa itu bisa berung atau luka di badannya. Pandangan yang salah itu mungkin pada awalnya berasal dan orang yang berpengaruh tetapi tidak begitu paham akan ajaran atau petunjuk tentang perayaan Galungan dan Kuningan.

Perayaan Kuningan dilakukan pagi hari karena hari raya tersebut adalah simbol hari anugerah Tuhan atas perjuangan umat menegakkan dharma yang disimbolkan dengan prosesi perayaan Galungan. Menurut ketentuan Bhagawad Gita XVII.20 bahwa anugerah atau pemberian suci itu harus diberikan berdasarkan desa kala patra. Desa artinya berdasarkan pertimbangan aturan rokhani setempat. Kala maksudnya anugerah itu diberikan saat waktu yang disebut Satvika Kala. Patra menurut Sarasamuscaya 271 adalah orang yang sepatutnya diberikan Daana Punia (Patra ngarania sang yogia wehana dana).

Pagi adalah tergolong waktu yang disebut Satvika Kala artinya hari yang tenang dan baik melakukan pekerjaan mulia seperti memberi atau menerima Daana Punia. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa Lontar Sunarigama menentukan bahwa upacara Kuningan harus dilakukan Sebelum matahari tegak atau sebelum tengah hari. Mereka yang dapat waranugraha saat Kuningan adalah mereka yang Patra artinya mereka yang baik yang berjuang meningkatkan diri berdasarkan dharma. Mereka yang berjuang itu disimbolkan dengan menghaturkan banten Tebog atau Selanggi pada hari raya Kuningan, di samping sudah melakukan prosesi Galungan sebelumnya. Banten Tebog dan Selanggi tersebut melambangkan perjuangan ke arah yang semakin baik dan benar menuju jalan Tuhan.s sumber, (https://hanyaadadibali.wordpress.com/2012/02/07/hari-raya-kuningan-2/#content)

16 September 2017

54 Tahun Tertidur Kini Gunung Agung Bergeliat, Berikut Sejarah Panjang Letusan Gunung Agung Bali



Balibangolnews, KARANGASEM,- Kini gunung Agung Bergeliat dan sudah diserukan dalam status waspada.

Gunung Agung punya sejarah panjang letusan. Berdasarkan catatan PVMBG, gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl (meter diatas permukaan laut) ini pernah 4 kali meletus sejak 1800. Empat kali letusan itu terjadi pada 1808, 1821, 1843, dan terakhir adalah pada 1963.

Erupsi terakhir tahun 1963 terjadi sejak tanggal 18 Februari 1963, dan berakhir pada 27 Januari 1964. Erupsi bersifat magmatis. Letusan gunung itu pada tahun 1963 mengakibatkan 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka-luka.

Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Gede Suantika mengatakan, sejak letusan terakhir pada tahun 1963, Gunung Agung belum pernah menunjukkan kenaikan aktivitas yang signifikan. Sejak tahun 1963 status gunung itu dipatok Aktif Normal. “Gak pernah naik satusnya dulu-dulu. Ini pertama kali (naik status) sejak 1963,” kata dia.

Menurut Gede, skenario bencana yang diantisipasi jika aktivitas gunung api itu terus naik adalah skenario letusan gunung itu pada tahun 1963. “Karakteristiknya kita mengacu pada letusan 1963, letusanya besar, kalau meletus,” kata dia.

Gede mengatakan, korban jiwa akibat letusan Gunung Agung pada 1963 itu akibat terkena awan panas. “Pada 1963 itu awan panas sampai ke utara, sampai ke pantai. Ke Tulamben, tempat wisata snorkling di situ,” kata dia.

Menurut Gede, jejak bekas awan panas dari letusan Gunung Agung itu masih terlihat. Dia menunjukkan foto satelit yang diambil dari Google Maps yang menunjukkan garis lekukan yang telrihat jelas dari puncak menuju pantai. “Ini bekas letusan masa lalu, masih kelihatan. Ini bekas awan panas,” kata dia.(sumber)

Meski Terdengar Ledakan Dan Gempa, Binatang Belum Turun Gunung



Balibangolnews, KARANGASEM,-Aktifitas Gunung Agung semakin terasa, terbukti malam tadi (14/9) sekitar pukul 23.00 wita terjadi gempa dan suara ledakan sebanyak dua kali yang diduga berasal dari kawah Gunung Agung.

“Semalam sempat gempa dan terdengar suara ledakan sebanyak dua kali,” ujar Mangku Pasek yang juga sebagi guide pendaki Gunung Agung.

Menurutnya, meskipun terdengar cukup jelas, namun warga sekitar belum terlalu panik. Ini dikarenakan masyarakat diareal Gunung Agung memiliki semacam kepercayaan yaitu apabila binatang penghuni hutan seperti monyet, rusa dan burung sudah turun Gunung, itu baru dipercaya sebagai tanda bahwa Gunung Agung sudah akan meletus. Saat itulah warga tanpa diperintahkan akan langsung mengungsi.
Sumber, https://www.balipuspanews.com/ketika-binatang-turun-gunung-diyakini-pertanda-gunung-akan-meletus.html

6 May 2017

Cerita Drama Tari "ALAS DURGA LAYA"


Ni Puyung Sugih, Ajian Pudak Setegal

Foto by Bangol
Diceritakan seorang janda bernama Ni Simbar Mas memiliki seorang putri, Ni Luh Puyung Sugih. Ni Simbar Mas tinggal di Alas Durga Laya. Ia begitu teguh dalam melaksanakan bakti, tapa, brata, yoga samadi, selalu memuja Ida Sanghyang Widhi. Ia juga sangat ditakuti oleh masyarakat sekitar karena memiliki ilmu pengeleakan/ ilmu hitam atau yg sering disebut pengiwa. Banyak orang-orang dari berbagai penjuru datang untuk berguru pada Ni Simbar Mas. Namun demikian setiap Ni Simbar Mas memikirkan kehidupan anaknya, rasa sedih akan menyelimuti hatinya.

Walau demikian, sebagai orang tua, ia tetap menyayangi anaknya. Ni Simbar Mas tak pernah henti menasehati agar tidak selalu mempergunakan Pudak Setegal untuk mencari pasangan karena semu adanya. Nama baik keluarga harus dijunjung tinggi agar tidak dicap sampah dalam masyarakat. Bakti adalah rasa menyayangi antara orang tua dengan anak pun sebaliknya. Rwa Bhineda akan selalu hidup berdampingan.

Ni Luh Puyung Sugih, anak semata wayang Ni Simbar Mas. Ia nampak memiliki paras yang cantik. Tidak ada wanita yang mampu menyamai kecantikannya. Ini dikarenakan ia mempergunakan ilmu Pudak setegal dalam mencari pasangan. Ni Luh Puyung Sugih sudah beberapa kali menikah dan tak satupun umur pernikahannya berlangsung lama. Hal inilah pulalah yang menjadi pemicu kegagalannya dalam berumah tangga.

I Gede Waras, duda dari Bang Waringin. Dulunya ia adalah suami dari Ni Luh Puyung Sugih. Entah kenapa I Gede Waras tiba-tiba teringat akan bekas istrinya. Sudah beberapa kali telah diberitahukan kepada Ni Luh Puyung Sugih agar kembali menjadi menjalin tali rumah tangga yang pernah terputus dulu, namun selalu ditolak. I Gede Waras marah, harga diri terasa diinjak-injak. Ia pun berjanji bahwa Ni Luh Puyung Sugih akan dibuat kembali kehadapannya, tergila-gila kepada I Gede Waras. Segera I Gede Waras mencari balian, orang sakti yang mampu menciptakan guna-guna / pengasih-asih agar Ni Luh Puyung Sugih bisa kembali menjadi istri I Gede Waras.

Diceritakan, berkunjunglah I Gede Waras ke Alas Durga Laya menemui bekas istrinya. Ni Luh Puyung Sugih menolak kehadiran I Gede Waras karena mengaku sudah tidak memiliki perasan apa-apa lagi setelah perceraian itu. I Gede Waras merayu bahwa kedatangannya bukan untuk mengajaknya kembali bersuami istri tapi ia datang untuk berpamitan karena akan pergi jauh dan kebetulan dalam perjalanannya melewati alas Durga Laya, ia berpikir, kenapa tidak singgah untuk berkunjung, bertegur sapa untuk lebih mempererat rasa persaudaraan walau mereka sudah tidak menjadi suami istri lagi.

Ni Luh Puyung Sugih tidak mengetahui niat jahat yang terselubung, lantas menerima kehadiran I Gede Waras. Sikap ramah penuh kepalsuan, I Gede Waras memberikan makanan sebagai tanda rasa hormat kepada Ni Luh Puyung Sugih. Ia yang tidak menyadari bahwa makanan itu telah diisi guna-guna/ pengasih-asih menikmati makanan yang telah disajikan.

Tak berselang lama, Ni Luh Puyung Sugih merasa pening teramat sangat. Setelah sadar ia merasa tidak ingin jauh dari I Gede Waras. Di setiap arah matanya, ia hanya melihat I Gede Waras. Ia menjadi tergila-gila akan I Gede Waras seraya menyerahkan diri mengikuti kemanapun I Gede Waras pergi. sadar akan rencananya berhasil, I Gede Waras segera melarikan Ni Luh Puyung Sugih.


Ni Simbar Mas mendapat laporan tentang apa yang telah terjadi. Raut muka merah, ia marah luar biasa, tidak terima akan perlakuan terhadap Ni Luh Puyung Sugih. Melalui kemampuannya, ia mengetahui bahwa I Gede Waras dengan bantuan seorang balian telah mengguna-gunai / pengasih-asih Ni Luh Puyung Sugih. Segera Ni Simbar Mas mengumpulkan para sisya / murid, memerintahkan agar mencari keberadaan I Gede Waras dan membawa kembali Ni Luh Puyung Sugih. Bersama –sama mereka memohon anugrah Bhatari Durga untuk dapat mengalahkan I Gede Waras. Akibatnya banyak warga Bang Waringin yag menjadi korban kemarahan Ni Simbar Mas.

I Gede Waras mengetahui kejadian ini namun tidak mau bertanggung jawab. Ia memerintahkan anak buahnya untuk melapor ke Puri Bang Waringin bahwa terjadinya wabah penyakit yang melanda adalah ulah dari Ni Simbar Mas. Niat liciknya adalah mengadu domba antara Puri Bang Waringin dengan Ni Simbar Mas. Patih Karang Pandung sebagai maha patih yang bertanggung jawab akan keselamatan rakyat sudah mendengar kejadian yang melanda masyarakat. Ia mendapat laporan bahwa Ni Simbar Mas-lah yang menyebabkan wabah ini. Patih Karang Pandung murka, segera menuju ke Alas Durga Laya.

Ni Simbar Mas menyambut kedatangan Patih Karang Pandung dengan sangat ramah. Mereka saling memperkenalkan diri, bercakap-cakap dengan ramah pula. Sama-sama saling menghormati satu sama lain. Patih Karang Pandung mengutarakan maksud kedatangannya ke Alas Durga Laya bahwa rakyatnya di Bang Waringin telah dilanda wabah penyakit akibat dari ulah Ni Simbar Mas. Simbar Mas mengutarakan bahwa ia terlalu sakit hati akibat ulah I Gede Waras terhadap anaknya, Ni Luh Puyung Sugih. Selang beberapa waktu terjadi perdebatan diantara mereka. Sama-sama kukuh akan pendapat masing-masing, mereka memutuskan untuk saling menunjukkan kesaktian masing-masing. Adu kesaktian antara Ni Simbar Mas dengan Patih Karang Pandung tak terhindarkan.

Sumber, http://yannusa.blogspot.com

19 April 2017

Apa Sebenarnya Ujud Asli Barong Ket Atau Ket-Ket

Barong Ket

Balibangolnews, BUDAYA,- Banyak orang yang tidak begitu paham dengan apa sebenarnya ujud asli dari Barong ket tersebut, tidak seperti Barong lainnya yang dengan jelas sudah bisa kita tebak sesuai namanya seperti Barong Macan, Barong Bangkal dan yang lainnyalainnya.

Barong ket juga sering dikatakan perujudan dari seekor kucing banyak orang yang menyebutnya demikian dikarenakan diambil dari bahasa Inggris yaitu Cat yang artinya kucing namun tidak begitu banyak orang yang meyakininya kalau ujud barong ket ini sebetulnya adalah kucing.

Sedangkan Barong menurut Kamus Bali-Indonesia (Warna, 1993: 63) merupakan perwujudan binatang mitologi sebagai lambang kebenaran untuk melawan kekuatan kebatilan yang merusak. Menurut Kardji (1993: 53) kata barong berasal dari kata Sanskerta “b(h)arwang“, yang berarti bear (dalam bahasa Inggris) atau binatang beruang (dalam bahasa Indonesia).


Sedangkan Zoetmulder, 1995: 112; Titib, 2001: 417 berpendapat bahwa kata barong berasal dari bahasa Jawa Kuna “barwang” yang berarti beruang, beruang madu (Ursus malayanus). Kata barwang ini dapat ditemui dalam kitab Ramayana (12.61), Sumanasantaka (159.3), Sutasoma (95.6), Arjuna Wijaya (10.14).
Dalam kitab Sutasoma (131.1c) dan Bharatayuddha (9.3; 46.14) ada ditemukan kalimat singha barwang
alayu, yang sering dikombinasi menjadi singha barong.


Menurut wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ponorogo, Barong bali dipercaya sebagai metamorfosis dari barong ponorogo atau Reog, oleh raja Airlangga saat mengungsi ke pulau Bali untuk menyelamatkan diri. selain barong ponorogo yang dibawa ke bali, melainkan juga seperti seni sastra, aksara jawa, serta keagamaan.

Dalam perkembangannya barong ponorogo di rubah bentuk dan cerita sesuai kondisi masyarakat di bali yang diperuntukan untuk kegiatan spiritual keagamaan.

Pengaruh yang di dapat pada barong Bali bisa di lihat pada bentuk barong ponorogo saat tampil tanpa mahkota merak (Kucingan) dan pada Topeng Rangda yang mendapat pengaruh dari topeng bujang ganong. Serta kelompok orang orang yang mendalami ilmu kesaktian pada orang tua yang mendapat pengaruh pada perilaku kegiatan nyata warok muda dan warok tua yang sakti mandraguna yang saat ini masih terjaga di Ponorogo, meskipun kegiatan tersebut saat ini tertutup untuk kalangan tertentu.

Dengan begitu, muncul jenis barong bali dengan berbagai kepala hewan seperti Babi, Gajah, Anjing dan Burung yang menjadi kebanggaan tiap-tiap kota di bali.




Barong Ket atau Barong Keket adalah barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan.

Jadi Barong Ket memiliki perpaduan bentuk antara singa, macan,sapi dan naga. Badan barong ini dihiasi dengan kulit dengan ukiran indah dan kaca cermin kecil yang berkilauan ketika tertimpa cahaya. Bulu Barong Ket terbuat dari kombinasi serat daun pandan dan ijuk. Ada pula yang mengganti ijuk dengan bulu burung gagak.

Barong Ket ditarikan oleh dua orang penari yang disebut Juru Saluk atau Juru Bapang. Juru Bapang pertama menarikan bagian kepala, sedangkan yang satunya di bagian ekor. Dalam pertunjukkan, Barong Ket ditarikan berhadapan dengan Rangda, yaitu sosok seram yang melambangkan adharma (keburukan). Pertempuran Barong Ket dan Rangda melambangkan pertempuran abadi andara dharma dan adharma (rwa bhineda) di alam semesta. Tari Barong Ket diiringi dengan gamelan Semar Pagulingan.

Diambil dari berbagai sumber

6 March 2017

Lagi, PASAR KIDUL BANGLI TERBAKAR



Balibangolnews, BANGLI - Baru saja para pedagang direlokasi ke dalam pasar kini pasar kidul Bangli kembali terbakar, Puluhan kios di lantai 2, Pasar Kidul, Bangli ludes dilahap si jago merah Senin (6/3/2017) sekitar pukul 04.00 Wita. Sebagian besar kios yang terbakar, rata-rata menjual keperluan upacara Yadnya.

Kapolres Bangli, AKBP Danang Beny K mengatakan, ada 25 kios yang terbakar di Pasar Kidul, Bangli. Dugaan sementara, api berasal dari lantai 2 sebelah pojok Timur Laut. Tepatnya  dari ruko milik Ida Bagus Aji yang menjual alat-alat untuk upacara keagamaan. “Sejauh ini ada 25 kios yang terbakar. Apinya sudah padam dan saat ini sedang pendinginan," ujarnya.

Danang menjelaskan, untuk memadamkan api dikerahkan 6 unit mobil pemadam kebakaran dari Bangli dan Gianyar. Penyebab kebakaran diperkirakan akibat hubungan pendek arus listrik (korsleting). "Dugaan sementara ada korsleting listrik dalam kios tersebut," katanya.

Danang menambahkan, kerugian akibat kebakaran belum diketahui karena saat ini pihak kepolisian masih meminta keterangan saksi-saksi. "Kami masih mengumpulkan saksi-saksi dan menghitung jumlah kerugian korban," pungkasnya.(sumber)

2 March 2017

Pra Rekontruksi, Terungkap Pelaku 3 Kali Cekik Leher Istrinya Sebelum Digantung Di Pohon Kopi


Balibangolnews, BANGLI, – Untuk mengetahui fakta-fakta yang terjadi dalam kasus pembunuhan istri oleh suaminya, jajaran kepolisian Polres Bangli bersama Polsek Bangli, menggelar pra rekontruksi langsung di lokasi kejadian, di desa Landih, Bangli, Rabu (01/03/2017). Dari pra rekontruksi tersebut,  terungkap cara pelaku I Ketut Redin (50) menghabisi istrinya Ni Wayan Lenyod (44), terbilang sadis. Pasalnya, pelaku menghabisi istrinya dengan cara mencekik leher korban sebanyak tiga kali sebelum akhirnya digantung di pohon kopi yang berada dikebun belakang rumahnya untuk merekayasa kasus tersebut.

Kapolsek Bangli, Kompol. I Dewa Gede Mahaputra menyampaikan dalam pra rekontruksi tersebut pelaku memperagakan 24 adegan. Sementara korban diperankan oleh saah satu personil anggota Polsek Bangli. “Pra rekontruksi ini kita gelar untuk mengetahui kebenaran yang terjadi dalam kasus ini. Sebab, dalam beberapa kali pemeriksaan pelaku kerap menyampaikan keterangan yang berubah-ubah,” ungkap Kompol. Dewa Mahaputra.

 Sesuai adegan yang diperagakan pelaku, pristiwa tragis tersebut bermula ketika istrinya meminta uang kepada pelaku sebesar Rp 200 ribu. Namun karena tidak mempunyai uang, pelaku kesal sehingga terlibat cekcok dengan korban didalam rumah yang berujung aksi pencekikan. Saat itu korban sempat berhasil melawan dan berupaya kabur.  Hanya saja, pelaku yang sudah kalap terus mengejar korban hingga dihalaman rumah dan kembali mencekik leher istrinya. Hingga akhirnya, korban pun tumbang karena lemas kehabisan nafas di kebun belakang rumahnya saat berupaya kabur kembali.

Melihat kondisi istrinya yang sudah tak berdaya, pelaku bukannya merasa iba. Sebaliknya, pelaku justru kembali mencekik leher korban untuk ketiga kalinya. Setelah memastikan istrinya benar-benar tak berdaya, pelaku ke rumahnya untuk mengambil selendang warna biru. Selendang tersebut, akhirnya yang digunakan pelaku untuk menjerat kembali leher korban dan mengantungnya di pohon kopi yang ada ditempat tersebut guna merekayasa kasus pembunuhan itu.

Diketahui setelah istrinya tewas, pelaku selanjutnya baru memanggil anaknya I Wayan Darmika dan kerabatnya yang lain. “Dari pra rekontruksi ini, kita lebih mengetahui fakta-fakta yang terjadi. Sampai saat ini, tersangka pelaku pembunuhannya masih tunggal,” tegas Kompol Dewa Mahaputra.

Sebelumnya, kasus pembunuhan istri oleh suami ini terungkap  ketika polisi menerima laporan adanya kasus gantung diri yang dilakukan korban pada Senin (01/03/2017) siang. Namun setelah dilakukan penyelidikan, ternyata ditemukan banyak kejanggalan hingga akhirnya pelaku saat diinterogasi mengakui perbuatannya telah membunuh istrinya sendiri karena kesal dimintai uang.

SUMBER, Suaradewata.com

28 February 2017

Diduga Gantung Diri, Lenyod Ternyata Dibunuh Suami Gara-Gara Dimintai Uang 200 Ribu

Balibangolnews, BANGLI, – Kasus menggegerkan terjadi di wilayah Hukum Polsek Bangli. Pasalnya, kasus ini awalnya sempat diduga korban bunuh diri dengan cara gantung diri. Namun ternyata dari hasil penyelidikan polisi, terungkap Ni Wayan Lenyod (44) warga Desa Landih, Bangli, ternyata korban pembunuhan. Tragisnya, pelaku pembunuhan sadis tersebut dilakukan oleh suaminya sendiri, I Ketut Redin (50). Pelaku  nekad membunuh korban, lantaran dimintai uang Rp 200 ribu. Namun, karena tidak mempunyai uang sejumlah itu, pelaku marah kemudian mencekik istrinya. Setelah sang istri lemas, pelaku merekayasa seolah-olah istrinya bunuh diri dengan jalan gantung diri di pohon kopi yang berada di kebunnya.

Sesuai informasi yang dihimpun dilapangan, kasus suami bunuh istri tersebut terjadi pada hari Senin (27/02/2017) sekitar pukul 08.00 wita. Sebelum kejadian,  keduanya sempat ngayah serangkaian upacara ngaben massal yang akan dilakukan  di banjar Landih. Namun saat itu, pasutri ini sempat cekcok gara-gara masalah uang Rp 200 ribu.

Kapolsek Bangli, Kompol Dewa Gede Mahaputra didampingi Kasatreskrim Polres Bangli AKP Deni Setiawan seizin Kapolres AKBP Danang Beny Kusprihandono, saat dikonfirmasi membenarkan kasus tersebut. Disampaikan, awalnya tewasnya korban memang sempat  diduga korban bunuh diri.  Namun, setelah dilakukan pra rekontruksi pihaknya  melihat banyak ada kejanggalan di lokasi.

Selain itu, jenazah korban saat dilakukan pemeriksaan medis, juga tidak menunjukkan adanya tanda-tanda seperti orang bunuh diri dengan cara gantung diri seperti pada umumnya. “Saat diperiksa, lidah korban tidak menjulur seperti pada korban gantung diri pada umumnya. Selain itu, saat dilakukan pra rekontruksi banyak kejanggalann yang kita temukan di lokasi,” ungkap Kapolsek Kompol. Dewa Gede Mahaputra.

Lanjut dia, kecurigaan polisi bertambah kuat, pasalnya pohon kopi TKP korban ditemukan tergantung batangnya sangat kecil sehingga tidak memungkinkan seseorang tergantung disana karena kakinya bisa menyentuh tanah. Karena kejanggalan itu, suami korban yang pertama kali mengaku menemukan korban dibawa petugas ke Polsek Kota Bangli untuk dimintai keterangan. “Hasil interogasi terhadap pelaku, akhirnya yang bersangkutan dengan terus terang mengakui telah membunuh istrinya,” jelasnya.

Disebutkan, korban tega menghabisi istrinya hanya lantaran persoalan sepele. Pelaku kesal dimintai uang Rp 200 ribu oleh korban. Sesuai pengakuan pelaku, istrinya dicekik dua kali. Pertama korban dicekik di rumah namun berhasil melepaskan diri dan kabur ke arah ladangnya. Selanjutnya pelaku mengejar korban kemudian kembali dicekik hingga lemas. Takut  ulahnya diketahui oleh keluarga, pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan menjerat leher pelaku dengan menggunakan selendang.  “Istrinya kemudian dijerat dan digantung di pohon kopi, sehingga seolah-olah bunuh diri,” bebernya.

Tidak hanya itu, untuk menutupi perbuatannya, pelaku sempat melakukan upaya pencarian bersama anaknya. Saat berhasil menemukan tubuh istrinya lalu diturunkan dan disandarkan ke pohon sengon. Selanjutnya kasus tersebut dilaporkan ke Polsek Bangli karena gantung diri. “Pelaku masih kita terus mintai keterangan untuk pendalaman kasus. Sementara untuk memastikan penyebab korban meninggal, saat ini jenazahnya telah kita kirim ke RSUP Sanglah untuk dimintai otopsi,” pungkasnya.

Sumber, suaradewata.com

10 February 2017

Bencana Longsor Di Kintamani Memakan Korban 7 Meninggal Dan Luka-Luka

Evakuasi korban longsor di Kintamani

Balibangolnews, BANGLI,- Hujan deras yang terus-menerus ditambah kondisi lereng dengan banyak permukiman menyebabkan bencanalongsorr terjadi di Desa Songan, KecamatanKintamanii, Kabupaten Bangli, Bali pada Kamis (9/2) pukul 23.00 Wita. Longsor menimbun lima rumah dan menyebabkan tujuh orang meninggal dunia, dua luka berat, dan dua luka ringan.

"Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi semua korban," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran persnya, Jumat (10/2).

Identitas ketujuh korban meninggal dunia tersebut adalah Jro Balian Resmi (33/P), Jro Balian Kadek Sriasih (7/P), Komang Agus Putra Santi (1/L), I Gede Sentana (40/L), Luh Bunga (40/P), Kadek (20/P), dan Ni luh Susun (40/P).

Sementara korban luka berat teridentifikasi bernama Budi (17/L) yang dirujuk ke RS Bangli dan Komang (14/P) irujuk ke RS Bangli.

Dan korban luka ringan atas nama Kadek Ardi (9/L) dan Jro Alep (30/P).

Longsor juga menyebabkan empat rumah rusak berat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli telah melakukan koordinasi dengan Kantor SAR Denpasar, BPBD Provinsi Bali, PMI, TNI, Polri, relawan dan dibantu oleh warga melakukan evakuasi dan penanganan kedaruratan. Semua korban sudah berhasil dievakuasi.

Hujan ekstrim dengan intensitas 145 mm per hari sempat terjadi di Karangasem, Bali pada 8 Februari 2017.

BMKG Bali melaporkan bahwa adanya tekanan rendah 984 mb di Australia Barat berdampak signifikan menyebabkan aliran massa udara di seluruh Indonesia didominasi oleh angin Baratan yang bersifat basah. Suhu muka air laut di sekitar Bali masih hangat sekitar 28 derajat celcius yang berkontribusi bagi pertumbuhan awan-awan hujan di sekitar Bali.

Diprediksikan hingga 11 Februari 2017 hujan lebat terjadi di wilayah Bangli, Jembrana, Buleleng, Tabanan, Gianyar, dan Badung. "Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dari longsor, banjir dan puting beliung," ujarnya.

Sumber, http://m.harnas.co/2017/02/10/longsor-di-kintamani-7-tewas

7 February 2017

Tips Atasi Cabe Layu Pusarium Tanpa Tambahan Biaya

Foto by Mitalom
Balibangolnews, PERTANIAN,- Banyak petani bingung dengan kondisi tanaman tanaman cabenya yang mendadak menunjukan tanda-tanda layu sehabis cuaca buruk dan hujan berkepanjangan atau bahkan mereka menganggap remeh hal tersebut tanpa mengambil tindakan pencegahan karena mengira layu biasa.

Sebaiknya jika terlihat tanda-tanda tanaman cabe anda layu segeralah ambil tindakan karena kemungkinan besar itu merupakan layu Pusarium, diantara dua penyebab penyakit layu pada tanaman cabe adalah jamur fusarium oxysporum. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan parasit ini adalah layu fusarium. Layu fusarium bisa menyerang tanaman cabe kapan saja, terutama pada musim hujan seperti sekarang ini. Pada musim hujan cendawan fusarium oxysporum mudah berkembang biak dan mudah menyebar dari satu tanaman ketanaman lainnya. Tingkat kelembaban udara yang tinggi sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan cendawan ini. Terlebih lagi jika terjadi genangan air hujan dilahan dan pH tanah yang rendah. 

Gejala serangan cendawan fusarium oxysporum dapat terindentifikasi dengan mudah, yaitu jika terdapat tanaman cabai yang tiba-tiba layu pada siang hari dan akan segar kembali di sore hari. Kesokan harinya tanaman kelihatan segar dan tidak ada tanda-tanda tanaman bermasalah, tetapi tanaman cabai akan layu pada siang hari. Hal ini berlangsung selama 7 – 10 hari, hingga kemudian tanaman yang terinfeksi akan mengering dan mati. Serangan penyakit layu fusarium bisa terjadi pada semua fase pertumbuhan tanaman cabai, mulai dari pembibitan, tanaman muda / tanaman sebelum berproduksi hingga tanaman cabe yang sudah berproduksi. 

Banyak kasus layu fusarium yang mengakibatkan kegagalan panen secara total, untuk itu tindakan pencegahan perlu dilakukan sejak dini. Sebab jika sudah terlanjur parah, penyakit layu fusarium sulit dikendalikan.

Tindakan pencegahan sebaiknya dilakukan sejak pemilihan benih, pembibitan, pengolahan lahan serta pencegahan penyebaran pada tanaman cabai di lahan. 

Namun jangan khawatir saya akan membagikan tips menurut pengalaman saya mencegah menjalarnya layu Pusarium ke tanaman Lain dan mungkin tanpa tambahan biaya.
- Sebagai petani anda pasti mempunyai stok obat-obatan baik bagi kalian yang bercocok tanam organik maupun yang kimia , seperti Insektisida, fungisida, dan pupuk cair atau vitamin tanaman.
-  Nah untuk mengatasi layu Pusarium anda cukup ambil fungisida secukupnya kemudian dicampur dengan air (dosis 2kali) kemudian Kocorlah tanaman yang nampak Layu pada sekitar akar dan dilanjutkan dengan tanaman sebelah kanan dan kirinya dengan alasan spora jamur tidak menyebar ke tanaman lainnya

Itulah cara yang pernah saya lakukan dan berhasil. (Wi/bb)

2 February 2017

Basmi Keong Dengan Bahan Alami

Sumber fotofoto- wikiHow

Balibangolnews, PERTANIAN,- Keong merupakan Binatang yang berjalan merayap pelan meskidemikian hama yang satu ini tergolong sulit untuk di kendalikan karena menyerang tanaman pada malam hari.

Nah berikut tips membuat ramuan  yang mungkin bisa sedikit membantu mengendalikannya:

Alat dan Bahan
1. Bawang putih 1 rumpun
2. Lengkuas bubuk 1 sendok teh
3. Cengkeh bubuk 1 sendok teh
4. Spiritus 0,25 liter
5. Air 1 liter
6. Sabun cair secukupnya

Cara Pembuatan
Peratama-tama kupas bawang putih haluskan dengan blender atau dapat juga ditumbuk. Setelah itu tambahkan lengkuas bubuk dan cengkeh bubuk kedalam adonan bawang halus. Tambahkan air dan aduk secara merata kemudian masukkan kedalam wadah bertutup. Diamkan larutan tersebut selama kurang lebih 24 jam sampai semua ampas mengendap. Saring untuk memisahkan ampas dengan air larutan. Tambahkan spiritus dan sabun cair saat akan disemprotkan. Dosis penggunaan larutan ini adalah setiap 0.25 liter larutan dicampur dengan 1 sendok makan sabun cair. Aduk agar tercampur secara merata kemudian masukkan ke dalam sprayer.S emprotkan pada pangkal tanaman dan bagian yang diserang hama siput cangkang dan siput telanjang saat sore atau malam hari. Penyemprotan bisa dilakukan setiap seminggu sekali atau paling cepat dua hari sekali.(wi/bb)

24 January 2017

Belum Naik, Burung Pak Ita Sudah Ngeplong

Lomba kicau burung pleci
Balibangolnews, BANGLI,- Pak Ita (40) adalah seorang peserta lomba kicau burung Pleci yang diselenggarakan oleh Sekaa Teruna Giri Seraya Desa Pakraman Langkan, Bangli dalam rangka menyambut ulang tahunnya yang 30, setelah beberapa hari lalu di adakan beberapa lomba lainnya kini di laksanakan Lomba kicau Burung pada, Selasa (24/01/17) dilapangan Br Langkan.

Burung  Pak Ita pria yang mempunyai nama lengkap I Wayan Radi ini mampu memukau penonton yang hadir, dengan cepatnya berkicau padahal belum dinaikan pada babak final burungnya sudah ngeplong ditambah lagi ketika sudah dinaikan ke atas tempat yang telah disediakan panitia burung pun langsung berkicau atau yang sering disebut ngeplong, juri yang menilai pun langsung mengambilnya dan menetapkan inilah juaranya.

Setelah sebelumnya di fase penyisihan yang dinaikan pada undian ke dua yang bersaing hampir dengan dua puluhan burung burung Pak Ita pun hanya tampil sebentar karena di amankan juri karena sudah ngeplong.

Banyak peserta yang emosi ketika burungnya tidak mau bersuara saat dinaikan tapi jangan lah terlalu berkecil hati karena panitia akan kembali mengadakannya dalam waktu dekat dengan peserta yang lebih banyak atau yang disebut open seperti apa yang disampaikan oleh salah satu Panitia, Nyoman Werjaya (22)  pada acara telah berakhir.(wi/bb)


22 January 2017

Seorang Remaja Tenggelam Saat Banyupinaruh



I Kadek Ari Ariana (17), warga Desa Pesinggahan, Dawan Klungkung saat dievakuasi menuju rumah sakit. Remaja tersebut harus menghembuskan nafas terakhir setelah tenggelam di Pantai Segara Goa Lawah, Pesinggahan, Klungkung, saat melukat banyupinaruh. 
Balibangolnews, KLUNGKUNG, - Nasib nahas menimpa I Kadek Ari Ariana (17), warga Desa Pesinggahan, Dawan, Klungkung, Bali.
Remaja tersebut menghembuskan nafas terakhir setelah tenggelam di Pantai Segara Goa Lawah, Pesinggahan, Klungkung saat melukat banyupinaruh, Minggu (22/1/2017).
Kadek Ari Ariana berangkat untuk melaksanakan banyupinaruh jam enam pagi bersama tujuh kerabatnya di Pantai Segara Goa Lawah, Pesinggahan.
Sesampainya di TKP, Siswa kelas II SMK N 1 Manggis tersebut langsung berenang di pantai.
Namun tiba-tiba ada gelombang besar yang menyeret korban dan kerabat lainnya, yakni  I Kadek Eka Jaya dan I Gede Ariawan.
I Kadek Eka Jaya dan Gede Ariawan dapat ditarik oleh temennya yang lain.
Sedangkan korban tidak dapat ditarik karena sudah terseret ombak besar.
Kejadian ini menghebohkan warga, yang ketika itu memadati areal pantai segara Goa Lawah.
Warga sekitar lalu melakukan upaya pertolongan terhadap korban Kadek Ari Ariana.
Sekitar 15 menit kemudian, warga berhasil mengevakuasi Kadek Ari Ariana yang sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Korban lalu dilarikan ke RSUD Klungkung oleh pamannya, I Ketut Widana.
Namun sesaat setelah mendapatkan penanganan medis, korban telah dinyatakan meninggal dunia.
"Saat dalam perjalanan, korban mengeluarkan air banyak dari mulut," Jelas Ketut Widana yang saat itu mengantar korban ke RS.
Saat ini jenazah masih berada di RSUD Klungkung, dan keluarga korban histeris di depan IRD RSUD Klungkung.

Sumber,-bali.tribunnews.com

13 January 2017

Ngaku Ke Notaris, Satu Keluarga Belum Pulang Hingga Berbulan-Bulan


Balibangolnews, GIANYAR,- Ni Kadek Bonita, 23, warga Banjar Jasan, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, melaporkan keluarga yang telah mengilang sejak bulan Agustus 2016 lalu, ke Mapolsek Tegallalang, Kamis (12/1). Sudah berbulan-bulan Bonita mencari kedua orang tua serta kakaknya yang hilang tanpa jejak.

Informasi yang didapatkan, keluarga yang menghilang terdiri dari sang ayah atas nama I Ketut Nata, 47, ibu Ni Nyoman Suniari, 46, dan kakak Ni Wayan Yunita, 24. Dalam laporannya, Bonita mengungkapkan bahwa orang tua dan kakak meninggalkan rumah pada 29 Agustus 2016 pukul 09.00 wita. Ketika itu Bonita yang sedang menghaturkan sesajen melihat keluarga masuk kedalam mobil.

Bonita sempat menghampiri keluarga yang sudah berada di dalam mobil. "Saya sempat tanya pada Ibu, tapi bapak menjawab bilang mau pergi ke notaris. Setelah itu keluarga saya pergi dan sampai saat sekarang belum juga balik," jelas Bonita seorang mahasiswi ini. Sekian bulan Bonita mencoba mencari dan menghubungi keluarga, namun semua komunikasi terputus. Telepon orang tua maupun saudaranya tidak bisa dihubungi. Sampai akhirnya Bonita melaporkan kehilangan keluarga pada pihak kepolisian.

Kapolsek Tegallalang AKP Putu Gede Ardana saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa Bonita terlebih dahulu mencari keluarga namun sampai saat ini tidak ada kabar atau petunjuk apapun akhirnya baru melapor. Dikatakan pula pihak kini sedang meminta keterang sejumlah saksi. "Kasus masih kami selidiki. Kami juga masih mendalami apa sebelum apa masalah hingga satu keluarga ini menghilang," ungkapnya.

Sumber,suaradewata.com

Mecingklak, Permainan Anak SD Tahun 90an Yang Habis Dimakan Jaman

Foto mecingklak Balibangolnews,- Mecingklak merupakan sebuah permainan menggunakan batu krikil yang dilakukan oleh satu orang atau le...