SEMUA BERUBAH DALAM HITUNGAN MENIT
Dalam kepercayaan masyarakat Bali Barong dan Rangda
Saat itu baru saja datang dari ngiring ida betara( melakukan kunjungan spiritual) ke pekraman Pucangan memang dua desa ini masih memiliki kedekatan baik secara spiritual maupun adat kebudayaan hal aneh pun terjadi ketika pulang kembali tiba di natar pura penataran Desa Pakraman langkan terjadi sebuah peristiwa yang amat aneh dan belum pernah terjadi sebelumnya semasa hidup saya' kira-kira ada sembilan remaja putri mengalami kesurupan yang sangat hebat dan ber teriak teriak sementara itu di jaba pura juga terdengar suara menyeram kan mirip Rangda benar adanya telah terjadi sebuah dialog antara jero bayan alitan istri( tokoh adat dalam desa ) yang sedang kelinggihan dengan beberapa jero mangku mengelilinginya dan di popong oleh beberapa masyarakat karena sedang mengamuk terdengar beberapa dialog yang sangat menakutkan yang salah satu ya masih saya ingat sampai sekarang dan bikin saya ngeri " Ehhh cai ajak mekejang cai dot gumin caine uug amen sing keto atehang meme buin kemu ke pucangan meme sedih be oraang meme nu demen ditu" itulah yang sempet saya dengar, barulah setelah itusemua jero mangku paduluan dan tokoh adat mengerti apa sebetulnya yang terjadi setelah hampir 2 jam tidak menemukan jawaban dan setelah ditelusuru kejadiannya bersama dengan bendesa adat Langkan I Ngh Sidana SE bersama dengan beberapa peduluan dari kedua desa pakraman ternyata banyak kejanggalan apa yang semestinya dilakukan tidak dilaksanakan seperti segehan agung ketika akan meninggalkan pura pucangan , tidak mesolah atau terlalu terburu buru me igelan yg menyebabkan mepamit sebelum jam 12 malam bahkan sampai canang penyineb dari desa yang bersangkutan yaitu pucangan. Kejadian ini terjai sampai subuh kira kira jam 4 pagi hampir seluruh masyarakat desa pakraman langkan kembali datang kepura karena ingin menyaksikan langsung kejadian ini dan natak langsung raos ida batara, itu adalah sebuah kepercayaan kita terhadap sebuah sesungsungan yang berupa penembahan Barong dan Rangda.
Ada beberapa hal yang bisa kita petik dalam peristiwa tersebut dimana kita sebenarnya dalam tidak langsung telah mendapatkan sebuah pembelajaran diri sebagai seorang kerama adat setidaknya tidaklah boleh kita selalu memandang remeh sebuah kepercayaan yang telah kita percayai semenjak dahulu telah diwariskan oleh pengelingsir kita yang sudah bersusah payah telahmembangun sebuah perkumpulan desa pakraman lengkap dengan segala sesuatu di dalamnya temasuk kepercayaan masyarakat bali yang populer salah satunya adalah Barong dan Rangda sebagai sebuah simbol kebesarang Sang hyang Widhi Waca yang di inflementasikan sebagai sebuah simbol ajaran Dharma dan Adhara.
Banyak sekali perubahan yang terjadi semenjak kejadian ini yang terbukti dengan ke esokan harinya yaitu pada buda kliwon pahaang 21/01/2015 yang kita semua tidak menyadari dengan sendirinya kita telah merubah tingkah laku kita baik perlakuan kita terhadap personal kelompok atau sekaa di lingkungan desa pakraman memang sebetulnya situasi seperti ini lah yang selama inikita idam idamkan
Ngiring kita tingkatkan malih kepercayaan kita terhadap apa yang kita percayai........
Doc(red)
Demikian sedikit cerita dan pencerahan kalau ada yg kurang mohon di tambahkan..........
Doc (edi stw)
Semua ini berawal dari sebuah kejadian dimana dalam keseluruhannya sungguh tidak terduga ini terjadi pada selasa malam 20/01/2015.Saat itu baru saja datang dari ngiring ida betara( melakukan kunjungan spiritual) ke pekraman Pucangan memang dua desa ini masih memiliki kedekatan baik secara spiritual maupun adat kebudayaan hal aneh pun terjadi ketika pulang kembali tiba di natar pura penataran Desa Pakraman langkan terjadi sebuah peristiwa yang amat aneh dan belum pernah terjadi sebelumnya semasa hidup saya' kira-kira ada sembilan remaja putri mengalami kesurupan yang sangat hebat dan ber teriak teriak sementara itu di jaba pura juga terdengar suara menyeram kan mirip Rangda benar adanya telah terjadi sebuah dialog antara jero bayan alitan istri( tokoh adat dalam desa ) yang sedang kelinggihan dengan beberapa jero mangku mengelilinginya dan di popong oleh beberapa masyarakat karena sedang mengamuk terdengar beberapa dialog yang sangat menakutkan yang salah satu ya masih saya ingat sampai sekarang dan bikin saya ngeri " Ehhh cai ajak mekejang cai dot gumin caine uug amen sing keto atehang meme buin kemu ke pucangan meme sedih be oraang meme nu demen ditu" itulah yang sempet saya dengar, barulah setelah itusemua jero mangku paduluan dan tokoh adat mengerti apa sebetulnya yang terjadi setelah hampir 2 jam tidak menemukan jawaban dan setelah ditelusuru kejadiannya bersama dengan bendesa adat Langkan I Ngh Sidana SE bersama dengan beberapa peduluan dari kedua desa pakraman ternyata banyak kejanggalan apa yang semestinya dilakukan tidak dilaksanakan seperti segehan agung ketika akan meninggalkan pura pucangan , tidak mesolah atau terlalu terburu buru me igelan yg menyebabkan mepamit sebelum jam 12 malam bahkan sampai canang penyineb dari desa yang bersangkutan yaitu pucangan. Kejadian ini terjai sampai subuh kira kira jam 4 pagi hampir seluruh masyarakat desa pakraman langkan kembali datang kepura karena ingin menyaksikan langsung kejadian ini dan natak langsung raos ida batara, itu adalah sebuah kepercayaan kita terhadap sebuah sesungsungan yang berupa penembahan Barong dan Rangda.
Ada beberapa hal yang bisa kita petik dalam peristiwa tersebut dimana kita sebenarnya dalam tidak langsung telah mendapatkan sebuah pembelajaran diri sebagai seorang kerama adat setidaknya tidaklah boleh kita selalu memandang remeh sebuah kepercayaan yang telah kita percayai semenjak dahulu telah diwariskan oleh pengelingsir kita yang sudah bersusah payah telahmembangun sebuah perkumpulan desa pakraman lengkap dengan segala sesuatu di dalamnya temasuk kepercayaan masyarakat bali yang populer salah satunya adalah Barong dan Rangda sebagai sebuah simbol kebesarang Sang hyang Widhi Waca yang di inflementasikan sebagai sebuah simbol ajaran Dharma dan Adhara.
Banyak sekali perubahan yang terjadi semenjak kejadian ini yang terbukti dengan ke esokan harinya yaitu pada buda kliwon pahaang 21/01/2015 yang kita semua tidak menyadari dengan sendirinya kita telah merubah tingkah laku kita baik perlakuan kita terhadap personal kelompok atau sekaa di lingkungan desa pakraman memang sebetulnya situasi seperti ini lah yang selama inikita idam idamkan
Ngiring kita tingkatkan malih kepercayaan kita terhadap apa yang kita percayai........
Doc(red)
Demikian sedikit cerita dan pencerahan kalau ada yg kurang mohon di tambahkan..........
No comments:
Post a Comment