31 August 2016

Terpengaruh Harga Rokok Mahal, Buruh Ternak Maling Rokok Di Bangli


Balibangol news, BANGLI,– Diduga tergiur wacana rencana kenaikan harga rokok, seoarang buruh ternak ayam petelor di Kabupaten Bangli, nekat melakukan aksi pencurian belasan slop rokok berbagai merk hingga berkali-kali. Lebih parah lagi, aksi pencurian tersebut dilakukan ditempat dia biasa menjual telor, yang belakangan diketahui juga hasil curian ditempatnya bekerja.
Tersangka berinisial KT S (40) asal desa Tejakula, Buleleng,  yang sejak lima bulan terkhir bekerja sebagai buruh ternak ayam petelor di banjar Buungan, Desa Tiga, Susut, Bangli.  Tersangka diciduk polisi, setelah aksinya kepergok pemilik kios di wilayah Kintamani.
Kasat Reskrim Polres Bangli, AKP. Yana Jaya Widya seijin Kapolres AKBP. Danang Beny Kusprihandono, saat dikonfirmasi Rabu (31/08/2016) membenarkan adanya penangkapan tersebut. Disampaikan, penangkapan pelaku bermula dari kecurigaan pemilik kios terhadap pelaku yang biasa menjual telor ayam, pada Selasa (30/08/2016) sekitar pukul 03.00 wita dini hari.  Saat korban lengah menghitung telor yang dibelinya dari pelaku, pelaku justru mengambil dagangan korban berupa rokok sebanyak belasan slop yang dia masukkan ke dalam kampil.

Namun aksi tersangka, dilihat istri pemilik kios. Karena takut tersangka pun langsung kabur setelah berhasil menggasak belasan slop rokok korban. Hanya saja, karena buru-buru setelah kepergok pemilik kios, tersangka justru  meninggalkan sepeda motor yang dibawanya, sehingga polisi dengan mudah melacak dan menangkap bapak empat anak ini.

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa 17 slop rokok berbagai merk dan sebanyak 13 krat telor ayam, dengan nilai mencapai jutaan rupiah. “Dari hasil interogasi, tersangka mengaku telor yang dijualnya kepada korban juga merupakan hasil curian ditempatnya bekerja sebagai buruh ternak,” tegasnya.

Lanjut AKP.Yana Jaya Widya, sesuai pengakuan tersangka, aksi pencurian tersebut telah dilakukan sebanyak delapan kali, sejak dua bulan terakhir. Setelah dihitung-hitung, pemilik usaha peternakan tersebut juga mengakui kehilangan telor hingga 70 krat selama dua bulan terakhir dengan kerugian mencapai jutaan rupiah.

Sementara tersangka sendiri, mengaku nekat mencuri rokok karena tergiur harga yang mahal dan mudah dibawa. “Rencananya rokok yang saya curi akan saya jual kembali. Tapi, sekarang saya sangat menyesal,” ungkapnya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu, tersangka kini dijerat dengan pasal 363 kuhp tentang pencurian dengan pemberatan dengn ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. Sementara untuk pengembangan kasus, sampai Rabu siang, tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif di ruang penyidik Mapolres Bangli.

Sumber, suaradewata.com

30 August 2016

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA


Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu.

Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis,

” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA
(Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda).

Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Masehi untuk memuja kawitan pasek (ratu pasek) Mpu Gana. Oleh Dalem Gelgel Sri Swara Kepakisan dimohon apakah pura ini bisa dijadikan Pura Kerajaan. Dizinkan maka pada tahun 1380 diperbesar (dipugar/renovasi) dan resmi jadi pura kerajaan dengan nama Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Karena dijadikan pura kerajaan maka di sana dibuatkan penyungsungan dua warga baru, jadilah Penyungsungan Tri Warga. Yakni selain Pasek ditambah Satria Dalem dan Pande. Kemudian di era Danghyang Nirartha pada tahun 1489 Masehi (1411 Saka) Pura Dasar Bhuwana itu ditambah lagi Penyungsungan warga Brahmana Ciwa. Maka sejak itu sampai kini di pura itu ada penyungsungan Catur Warga.

Nah, kenapa sulinggih/Pandita Mpu justru tak boleh munggah di pemiosan, itu kejadian jauh setelah Indonesia Merdeka. Konon (ini belum penelitian formal, silakan dicari sumbernya) di pura itu dibangun pemiosan. Secara letak dan tata linggih pura, tentu saja pemiosan diletakkan di tengah2 jeroan, nah pas itu didepan penyungsungan Brahmana Siwa dan Pande. Penyungsungan Ratu Pasek Mpu Gana, karena paling awal dibangun dan ketika jeroan kecil, letaknya di sudut tidur dekat Kori Agung. Letaknya “nyempil” tak mungkin membuat pemiosan di depan itu karena akan sulit orang lalu lalang. Untuk apa satu jeroan ada dua pemiosan (atau malah empat) tentu aneh, kenapa tak dibuat satu untuk semua sulinggih. Pemikiran awalnya begitu.

Entah apa yang terjadi kemudian, karena letak dan karena Pedanda Brahmana Ciwa jauh lebih banyak di Bali (ingat, Pandita Mpu itu justru dilahirkan oleh Ida Pedanda di Griya Kutri, jangan lupa warga pasek akan sejarah ini, kita harus tetap hormat kepada Ida Pedanda) maka tentu saja pemiwosan itu lebih banyak digunakan oleh Ida Pedanda. Lama-lama hal ini dijadikan “tradisi”, seolah-olah pemiwosan itu hanya untuk Ida Pedanda, padahal saat ini Pandita Mpu sudah banyak ada. Ini sudah pasti dari pengaruh “Kasta Yang Salah Kaprah” — baca buku “Kasta Kesalahpahaman Berabad-abad”.

Apa jalan keluar sekarang, kalau hal ini dianggap “diskriminasi” (padahal dalam meyadnya tak ada istilah diskriminasi, karena Tuhan Maha Tahu, biarpun memuja sambil nyelempoh yang penting tulus dan suci, pasti UTAMA).Mari kita bicarakan baik2 dengan pengempon, dengan pewaris kerajaan (kalau dianggap ada) dan pihak2 terkait. Kalau itu buntu karena semua pihak berpegang pada “tradisi” padahal tradisi itu bukan dari rentang waktu awal, saya sarankan untuk MENGALAH. Cara mengalah adalah, mari kita warga pasek menabung untuk urunan, siapa tahu suatu saat kelak, entah lima tahun lagi atau sepuluh tahun lagi, bisa membeli lahan di sekitar situ. Kita bangun pura baru sebagai Penyungsungan Ratu Pasek Mpu Gana, nah, di sana kita bebas melakukan pemujaan sesuai dengan yang kita inginkan. Yang penting tetap ada Catur Parahyangan Warga Pasek (Lempuyang Madya, Pedharman Besakih, Silayukti, dan Ratu Pasek Mpu Gana — yang kini “nyempil” di Pura Dasar Bhuwana). Mari kita berpikir jernih, positif dan menghindari konflik. Mengalah untuk kebaikan dan kebenaran pasti mendapat anugrah Hyang Widhi. Ini pemujaan ke leluhur, kita harus santun. Suksma.”



sumber: facebook Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda(http://www.daerahbali.com/2016/08/kenapa-pandita-mpu-tak-boleh-munggah-di-pura-dasar-bhuwana-gelgel-ini-penjelasan-dari-ida-pandita-mpu-jaya-prema-ananda/)

29 August 2016

Pembunuh Bayi , Dituntut 8 Tahun Penjara Langsung Menangis

Terdakwa Ni Kadek Yosi Wiriani 

Balibangol news, DENPASAR, -Ibu muda yang mencekik dan membuang bayi yang baru dilahirkan karena takut malu, akhirnya dituntut 8 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 6 bulan kurungan. Pada sidang, Senin (29/8/2016) kemarin, Jaksa Penuntut Umum (JPU) I Gusti Ngurah Wirayoga dalam tuntutanya menyatakan, terdakwa Ni Kadek Yosi Wiriani (18) terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 C jo Pasal 80 ayat (3), ayat (4) tentang perlindungan anak.

"Memohon kepada majelis hakim untuk menghukum terdakwa dengan pidana penjara selama 8 tahun,"tegas Jaksa Kejari Denpasar itu. Mendengar tuntutan itu, terdakwa yang didampingi dua pengacara wanita,  Ni Lu Putu Nilawati dan Gusti Ayu Agung Yuli Maghaeningsih langsung menangis. "Kami akan mengajukan pembelaan pada sidang pekan depan,"tegas kuasa hukum terdakwa.

Sementara itu, dalam dakwaan dipaparkan pula,  perbuatan yang dilakukan terdakwa asal di Jalan Sentanu III Gang I No76, Desa Tiying Tali, Kacamatan Abang, Karangasem itu bermula saat terdakwa mengetahui dirinya hamil. Mengetahui sedang hamil, terdakwa lalu menghubungi pacarnya, I Gede Yogantara alias Ngurah Landung. Selanjutnya, sebelum kejadian (melahirkan) sekitar, Kamis 31 April 2016 sore, terdakwa merasakan perutnya sakit.

Lalu sekitar pukul 23.00 Wita, terdakwa merasakan inging buang air besar. Terdakwa kemudian masuk kemar mandi untuk buang air besar. Tapi saat terdakwa duduk di closet tiba-tiba kepala bayi keluar dari kemaluanya. Terdakwa sempat terkejut, tapi kemudian bayi itu dikelaurkan oleh terdakwa dengan manarik kepalanya. Setelah bayinya keluar, terdakwa langsung mencekik bayi itu agar tidak menangis.

Setelah itu terdakwa keluar dari kamar mandi mengambil plastik sampah dan memasukan bayi itu kedalam plastik tersebut sembil mengikatnya dengan tali plastik warna hitam. Sejurus kemudian terdakwa keluar dari rumah majikanya  menuju tanah kosong dan membuang bayi itu diatas beton tanah kosong.

Sumber, semetonnews.com

26 August 2016

Menelusuri Situs Siwa Lingga Di Gunung Raung

Situs Siwa Lingga di Gunung Raung

Menelusuri jejak-jejak peninggalan Hindu di Lereng Gunung Raung


SEJARAH SINGKAT PERJALANAN RSI MARKANDEYA
Masa sejarah Bali dapat dilihat kembali berawal dari abad ke 8 Masehi, pada saat Rsi Markandeya menginjakkan kakinya di Pulau Bali ini.
Rsi Markandeya adalah seorang Pendeta Hindu Siwa Tattwa yang merupakana aliran yang diyakini oleh mayoritas masyarakat India pada saat itu terutama ditempat asal beliau yaitu India Selatan. Dalam catatan perjalanannya (Lontar Markandeya Purana), dapat diketahui bahwa Rsi Markandeya pertama kali menetap di Gunung Dieng yang termasuk kerajaan Mataram Kuno (Mataram Hindu) Jawa Tengah yang pada saat itu dibawah pemerintahan Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu melanjutkan pemerintahan Wangsa Syailendra yang beragama Buddha. Kemungkinan pada saat itu terjadi suatu peristiwa alam yang luar biasa yang memaksa pusat kerajaan Mataram ini dipindahkan kewilayah Jawa Timur sekarang. Ada dugaan kuat pada masa tersebut terjadi letusan gunung berapi yang sekaligus juga menimbun Candi Borobudur dan juga Candi Prambanan.
Rsi Markandeya juga berpindah ke arah Timur mengikuti pergerakan penganut agama Hindu ke arah Jawa Timur, yang kelak membentuk kerajaan Medang Kemulan yang didirikan oleh Mpu Sendok.
Rsi Markandeya meneruskan perjalanannya menuju ke Gunung Rawang yaitu sebuah gunung yang tertinggi yang terletak paling Timur di wilayah Jawa Timur. Dalam perjalanan pertamanya Rsi Markandeya mengalami kegagalan, karena Beliau diganggu oleh Harimau / Macan Putih yang menunggu hutan Gunung Rawang. Dalam perjalanan berikutnya Rsi Markandeya beserta pengikutnya berhasil menaklukkan Harimau / Macan Putih tersebut yang kemudian diikat dengan rantai dan kemudian dipenjarakan di puncak Gunung Rawang. Harimau / Macan Putih tersebut selalu berontak dan meraung-raung yang suaranya menggema menggetarkan bumi sampai terdengar kedesa-desa disekitar Gunung Rawang. Karena kejadian tersebut, maka Rsi Markandeya mengubah nama Gunung Rawang menjadi Gunung Raung. Dan masyarakat sekitar Gunung Rawangpun juga menyebut Gunung tersebut adalah Gunung Raung, karena adanya suara Harimau / Macan Putih yang meraung-raung.
Pada saat bermukim di Gunung Rawang yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Raung, Rsi Markandeya beserta pengikutnya mendirikan tempat suci untuk memuja Siwa (Tuhan dalam Siwa Tattwa).
Setelah beberapa saat bermukim di Gunung Rawang yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Raung, Rsi Markandeya kemudian tertarik untuk melanjutkan perjalannya ke Timur. Pada masa itu Pulau Bali belum dikenal sesuai namanya sekarang. Pulau ini masih belum banyak diketahui, sebagian pelaut mengira Pulau Bali merupakan sebuah Pulau yang memanjang yang menyatu dengan apa yang kita kenal sekarang sebagai kepulauan Nusa Tenggara. Jadi pada masa itu Pulau Bali dan kepulauan Nusa Tenggara dianggap merupakan sebuah pulau yang sangat panjang yang disebut dalam Lontar Markandeya Purana sebagai Nusa Dawa (Pulau Panjang). Pada saat kedatangannya yang pertama dengan pengikutnya sekitar 400 orang mnyeberangi Segara Rupek (Selat Bali). Rsi Markandeya setelah tiba di Pulau Bali,  misi mereka mengalami kegagalan, dimana sebagian besar pengikutnya mengalami kematian ataupun sakit secara misterius yang kemudian menjadi wong samar. Beliau merasakan aura misterius yang sangat kuat menguasai Pulau ini, sehingga Beliau kemudian memutuskan untuk kembali ke Gunung Raung bersama pengikutnya yang masih tersisa dan bermeditasi (Puja Wali) untuk meminta petunjuk kepada Tuhan (Siwa) agar bisa selamat dalam perjalanannya ke Pulau Bali berikutnya.
Dalam kunjungannya yang kedua, berdasarkan hasil dari meditasinya, Rsi Markandeya beserta pengikutnya sekitar 2.000 orang sepakat untuk pertama-tama melakukan upacara suci / Pecaruan untuk keselamatan mereka selama berada di Bali. Belaiau memutuskan untuk mengadakan upacara suci tersebut ditempat yang tertinggi di Pulau ini sebagai tempat yang paling keramat. Mereka kemudian mendaki Gunung Toh Langkir yang sekarang disebut Gunung Agung. Di kaki Gunung itu mereka mengadakan upacara suci yang aktifitasnya berupa penanaman Panca Datu yaitu lima unsur logam yang dianggab paling penting pada masa itu yaitu Emas, Perak, Perunggu, Tembaga dan Besi. Pada saat di ketinggian Toh Langkir tersebut, Rsi Markandeya menyadari bahwa Pulau Bali hanyalah sebuah Pulau kecil sehingga Beliau menganggab bahwa nama Pulau Panjang kurang tepat dan menggantinya dengan nama Pulau Bali. Kata Bali sendiri berasal dari bahasa Pallawa yang berkembang di India Selatan. Kata Bali kurang lebih berarti persembahan, mengingat untuk mendapatkan keselamatan Rsi Markandeya harus menghaturkan persembahyangan / upacara suci terlebih dahulu, yang dalam perkermbangan selanjutnya kata Bali kurang lebih sama artinya dengan Banten pada masa sekarang ini. Dalam perkembangan selanjutnya Rsi Markandeya memutuskan untuk menetap di Bali dan menyebarkan agama Hindu. Beliau dan pengikutnya kemudian membuka hutan Taro dan bermukim ditempat yang dikenal sebagai desa Taro yang dianggap sebagai desa tertua di Bali. Di desa tersebut Beliau mendirikan tempat suci yang disebut Pura Murwa Bumi (Permulaan di Bumi Bali) sebagai pura pertama di Bali. Selanjutnya Beliau mengembangkan daerah Toh Langkir menjadi areal Pura (Tempat Suci) yang dianggap sebagai Pura Utama di Bali. Pura lainnya yang erat kaitannya dengan Rsi Markandeya adalah Pura Silawanayangsari di Gunung Lampuyang. Beliau juga mendirikan Asrama di Pura Lempuyang tersebut dan disini Beliau dikenal sebagai Bhatara Gnijaya Sakti.
Pada saat sekarang ini dimana masyarakat Bali ingin menelusuri silsilah keluarga mereka, menemukan kawitan mereka (Bhatara Gnijaya) dalam hal ini Rsi Markandeya, dianggab merupakan leluhur dari Klan / Warga Pasek dan menganggap bahwa Pura Lempuyang Madya merupakan kawitan utama dari Warga Pasek.
Dari tinjauan sejarah tidak banyak diketahui tentang peninggalan tertulis dari Rsi Markandeya selain dari pada Lontar Markandeya Purana tersebut dan Pura-Pura peninggalan Beliau. Konon menurut beberapa sumber yang dapat dipercaya bahwa setelah berhasil mengembangkan agama Hindu di Bali, Rsi Markandeya kembali ke Gunung Raung untuk melanjutkan tapanya sampai Beliau mencapai Moksa ditempat tersebut.

Ditulis kembali Oleh : Mas Tedjo, S. Ag - Banyuwangi.

Pelayanan Buruk, Netizen Kecam Pelayanan Puskesmas Kuta Utara

Pelayanan Puskesmas Kuta Utara yang dinilai buruk oleh warga. 

Balibangol news, BADUNG,- Menempati Gedung megah, Puskesmas Kuta Utara, Badung, pelayanannya malah terbilang buruk. Bahkan, unit gawat darurat (UGD) di sana sering menolak pasien. Netizen Bali ramai-ramai mengecam pelayanan puskesmas di daerah pariwisata itu.

Buruknya pelayanan Puskesmas yang berdiri di wilayah Banjar Kesambi itu diungkapkan Oka Suarjana. Netizen ini mengatakan pada 19 Agustus dirinya membawa anak mantan Lurah Kerobokan yang mengalami pendarahan Pukul 23.00 WITA. Tapi, pelayanan tidak ramah satpam langsung dia terima.

Tak ada pelayanan atau perawat yang mendatangi pasien dalam kondisi parah itu di Puskesmas yang membuka layananan UGG 24 jam. Begitu juga ketika keluarga pasien meminta tolong untuk mengantarkan pasien dengan ambulance ke RSUD Kapal juga dijawab dengan ketus. "Sopirnya nggak ada, langsung saja ke RS Kapal," tulis Suarjana.

Antarayani Darma, netizen lainnya juga mengaku mendapat pelayanan buruk di Puskesmas Kuta Utara. Tulis dia, saat anaknya sakit panas dia langsung membawa ke Puskesmas itu. Tapi, perawat di sana langsung bilang tidak menerima pasien panas, yang diterima hanya pasien kecelakaan lalu lintas. Darma yang tidak mau ribut karena memikirkan keselamatan anaknya langsung membawa si anak ke RSAD.

Sumber, http://www.semetonnews.com/post/read/2423/meme-ratu-sakit-parah-ditolak-puskesmas-kuta-utara

22 August 2016

Dana BKK Desa Songan 163 Juta Tebar Bau ‘Amis’

Ilustrasi

Balibangol news, BANGLI,– Pengelolaan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Desa Songan, Kintamani, Bangli belakangan menebar bau ‘amis’.  Pasalnya, bantuan yang dikelola sejak lima tahun terakhir diduga sarat dengan penyelewengan.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, Senin (22/08/2016) kasus dugaan korupsi dana bantuan yang dikucurkan dari Pemprov Bali setiap tahun ini, telah bergulir sejak sebulan terakhir. Bahkan, kasus ini juga sudah mulai dicium dan diselidiki oleh Unit Tipikor Polres Bangli. Dari informasi tersebut, diketahui dana yang ditilep oknum mantan prajuru desa adat Songan berinisial Ketut K tersebut mencapai ratusan juta. Modusnya, dengan membuat SPJ (Surat Pertanggungjawaban) fiktif.

Menurut sumber terpercaya media ini, dari lima tahun terakhir total bantuan BKK yang diselewengkan oknum mantan prajuru desa tersebut mencapai 163 juta. “Dana BKK itu diselewengkan dengan cara membuat SPJ fiktif. Pembangunan yang sudah ada justru dimasukkan ke dalam SPJ itu,” ungkap sumber ini.

Disebutkan, kasus penyelewengan dana BKK tersebut dilakukan dengan cara dikrediit setiap tahun hingga akhirnya selama lima tahun total kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 163 juta. “Sejak awal bulan ini, mantan prajuru itu sudah beberapa kali saya lihat bolak-balik ke Polres Bangli karena diperiksa untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ungkap sumber ini sembari mewanti-wanti namanya tidak dimediakan.

Secara terpisah, KBO. Reskrim Polres Bangli Iptu I Ketut Purnawan seijin Kapolres Bangli, AKBP. Danang Beny Kusprihandono, membenarkan adanya kasus dugaan korupsi dana BKK desa Songan tersebut. “Saat ini kasusnya masih lidik,” ungkapnya singkat.

Sumber, suaradewata.com

Pembunuhan Polisi Kuta, Sudarsa Dikeroyok Empat Orang Tak Dikenal

David James Taylor tetap menolak dituding sebagai pembunuh Aipda I Wayan Sudarsa. 

Balibangol news, DENPASAR, - David James Taylor tetap kekeh pada pendiriannya tidak membunuh Aipda Wayan Sudarsa pada 17 Agustus 2016. Saat diperiksa petugas, pria asal Inggris itu tetap menyatakan bahwa Sudarsa dikeroyok empat orang di Pantai Kuta, tepatnya depan Pullman Hotel, Legian, Kuta, Badung.

Bahkan lewat kuasa hukumnya Haposan Sihombing, versi David, dirinya malah berniat menolong korban tapi malah digigit. Waktu itu korban ditemukan sudah bersimbah darah dengan posisi badan telungkup di pasir. "Klien kami menemukan seseorang di pasir, dan tidak mengakui pembunuhan," kata Haposan Sihombing, Minggu (21/08/2016).

Musabab hilangnya dompet milik pacar David, yakni Sara Connor asal Australia. Versi David, saat Sara mabuk mereka bedua pacaran di pinggir pantai. Ketika itu Sara bercerita dompetnya hilang. Keduanya berpencar mencari, dan tak beberapa lama bertemu kembali. Ketika itu, Sara sudah terlihat menangis. "Saat itu Sara bilang polisi jelek, polisi tidak baik,  mendorong saya ke pasir dan menindih saya. Saya teriak dan ada yang membantu saya," tiru Haposan. Empat orang yang membantu Sara itulah yang mengeroyok Sudarsa hingga akhirnya meninggal dunia.(sumber)

19 August 2016

Bali United Raih Poin Penuh Lewat Sepakan Penalti Fadil Sausu


Gol Pinati Fadil Menangkan Bali United atas SFC 1-0
FOTO,semetonnews.com
Pemain belakang Bali United Ahn Byung Keon (kanan) saat menghadang pemain SFC

Balibangol news,BERITA BOLA,– Gol semata wayang pemain Bali United, Fadil Sausu dari titik putih pinalti membawa timnya meraih poin penuh dari tamunya, Sriwijaya FC (SFC), pada duel sengit pekan 16 di stadion Dipta Gianyar, Jumat (19/8/2016).

Meski mendapatkan tekanan lebih dulu dari lawan, namun Bali United malah membuka keunggulan lebih dulu di menit 41, setelah memperoleh hadiah pinalti dari wasit Bahrul Ulum dari Sidoarjo.

Pinalti ini diperoleh setelah pemain SFC Wildansyah melakukan hands ball, di daerah pertahananya sendiri. Kapten tim Fadil Sausu yang dipercaya sebagai eksekutor mampu melakukan eksekusi dengan baik, setelah bola hasil tendangannya mengecoh pergerakan kiper SFC, Teja Paku Alam. Gol itu ternyata sekaligus menjadi gol kemenangan ‘Serdadu Tridatu.

Usai duel ketat itu, manajer sekaligus pelatih kepala Bali United Indra Sjafri mengutarakan, jika hasil positif itu menunjukkan jika identitas permainan dalam dua duel sebelumnya hilang telah kembali.

“Inilah yang saya inginkan. Hasil positif saat melawan tim-tim papan atas. Masuknya kembali tiga pemain kami Ahn Byung Keon, Gede Sukadana dan Syakir Sulaiman usai cedera, memberikan tambahan suntikan kekuatan,” tandasnya. 

Di lain pihak, arsitek SFC Widodo C. Putra mengaku jika pinalti itu tidak perlu terjadi jika para pemainnya lebih tenang, dalam menghadapi bola-bola liar di daerah pertahanan depan gawangnya sendiri. Namun semua itu bakal dibalas saat berlaga di markasnya di putaran II nantinya.(sumber)

Dua Bule Diduga Pelaku Pembunuh Polisi Ditangkap


Gile Bro...James Masih Bisa Tersenyum
David James Taylor asal Inggris bersama kekasihnya Sarrah Conno ditangkap petugas.
Balibangol news,DENPASAR,- Dua pelaku pembunuhan Aipda I Wayan Sudarsa akhirnya menyerahkan diri di Konjen Australia, Renon, Denpasar, Jumat (19/08/2016) Pukul 16.30 WITA. David James Taylor asal Inggris bersama kekasihnya Sarrah Connor. James sendiri terlihat masih bisa tersenyum meski di borgol petugas.


Kapolda Bali Irjen Pol.Sugeng Priyanto yang langsung melihat tersangka, menyatakan keduanya masih diperiksa. " Kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap sembilan orang saksi, dari hasil pemeriksaan saksi barang bukti yang kita temukan di TKP mengarah kepada kedua orang ini, kemudian kita lakukan pencarian terhadap dua orang ini," papar dia di Mapolresta Denpasar. Awalnya keduanya menginap di homestay di Kubu Kauh Beach Inn, selanjutnya ke Kedonganan. Terakhir meminta perlindungan ke Konjen Australia.

Sementara itu Tim kedokteran forensik RS Sanglah akhirnya melakukan pemeriksaan dalam (otopsi) pada tubuh Jenazah Wayan Sudarsa, pada hari Jumat (19/8/2016) sekitar pukul 09.45. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan selama dua jam itu terkuak bahwa kematian Sudarsa disebabkan oleh kekerasan benda tumpul di bagian kepala dengan jumlah 17 luka dari 42 titik luka yang dialaminya. 

Dikatakan, dr. Dudut Rustyadi, selaku Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah,  pukulan tersebut sontak saja membuat pembengkakan di otak korban, yang kemudian menekan pusat pernafasannya. "Saya belum bisa memastikan jenis bendanya. Namun sudah pasti itu berasal dari kekerasan benda tumpul," ujarnya saat ditemui di halaman depan Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah kemarin.

Lanjut Dudut, jumlah luka keseluruhan yang ditemukan oleh pihaknya yaitu sebanyak 42 titik. Luka-luka itu terdiri dari luka robek, luka memar, dan juga luka lecet, yang  tersebar di daerah wajah, kepala dan tangan korban. Melihat banyaknya luka yang ditemukan, Dudut memperkirakan jika pelaku yang menyerang korban berjumlah lebih lebih dari satu orang.
"Pada jenasah juga terdapat luka tangkisan pada tangan kanan dan kiri, bisa korban sempat melakukan perlawanan. Dan pelakunya pasti lebih dari satu orang, lukanya saja sebanyak itu. Dikuatkan lagi dengan ditemukannya bekas cengkraman tangan juga," ujar Dudut.


Saat disinggung apakah korban sempat mengonsumsi minuman beralkohol? Dudut menjawab, pihaknya masih melakukan uji laboratorium untuk mengetahui hal tersebut. "Belum bisa dipastikan. Kami masih melakukan pemeriksaan toksikologi," ucapnya. " waktu kematiannya belum bisa saya sampaikan. Nanti saja kalau pelakunya sudah tertangkap," imbuhnya.

Sumber, semetonnews.com

15 August 2016

Setelah Di Kecam, Ketua Waria Angkat Bicara

 Ketua Wargas Mami Sisca Sena, (baju hitam bertopi) 

Balibangol news, BULELENG,- Setelah dikecam dalam Lomba Gerak Jalan Tingkat reamaja Putri Di Buleleng Karena Pakaian, Ketua Wargas Mengadakan Jumpa Pers, dalam jumpa persnya, Minggu (14/8), di Balai Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali, Buleleng Mengungkapkan Pakaian minim, sindiran kepada sejumlah siswa yang mulai mengalami degradasi moral.


Kelompok Waria (wanita pria) dan Gay Singaraja  (Wargas) Buleleng, menerima banyak kecaman dari sejumlah nettizen di media sosial (medsos). Sejumlah netizen menilai tindakan Wargas berkostum SMA seksi saat lomba gerak jalan dewasa putri, Kamis (11/8) lalu, untuk peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan RI, melecehkan dunia pendidikan.

Ketua Wargas Buleleng Sisca Sena Dharma menggelar jumpa pers kepada sejumlah awak media di Balai Banjar Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Minggu (14/8) siang. Ia mengatakan, Wargas sebelumnya telah menyiapkan sedikit teaterikal bertema pendidikan di garis start. Tetapi hal tersebut urung dilaksanakan karena Sisca mengalami kram, dan akhirnya 17 rekan waria mengikuti gerak jalan seperti peserta lainnya.

Terkait seragam SMA ukuran sangat minim hingga mengundang kecaman di medsos, mami Sisca menjelaskan bahwa hal tersebut untuk menyesuaikan dengan tema yang diangkat dalam peringatan HUT RI tahun ini, yakni pendidikan. Ia yang juga merupakan konselor HIV Aids di Buleleng tersebut mengaku ingin menggambarkan situasi kelulusan anak-anak SMA sekarang. Salah satunya dengan mencorat-coret seragam yang digunakan. “Padahal kami sudah siapkan teaternya, sedikit tentang cerita kelulusan anak-anak zaman sekarang,” ujar dia. Pakaian minim juga merupakan sindiran yang ditujukan kepada sejumlah siswa yang mulai mengalami degradasi moral. Selain itu, untuk menghibur masyarakat Buleleng.

Ia mejelaskan dari tercetusnya ide tersebut pada Juli 2016 saat melihat anak-anak SMA merayakan kelulusannya dan tidak ada niat sedikitpun untuk melecehkan dunia pendidikan. Apalagi dalam penampilannya tersebut menitipkan pesan agar pergeseran-pergeseran tingkah laku dengan perayaan kelulusan yang kurang tepat tersebut tidak lagi dilakukan.

Kisruh yang mempertentangkan pakaian yang dipakai Wargas, mami Sisca pun berharap kepada masyarakat untuk menghentikan perseteruannya. Pihaknya pun mengaku tidak pernah merasa dendam dengan haters (para pembenci) mereka di medsos. Bahkan hal tersebut dijadikan sebuah cambuk untuk terus berkarya dan berinovasi membangun Buleleng. “Kami juga mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan, tetapi masyarakat yang sayang Wargas cukupkan sampai disini perseteruannya. Karena tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik, hanya perpecahan,” kata dia.

Acara jumpa pers juga diramaikan oleh sejumlah warga Buleleng ke balai lingkungan itu. Salah satu warga setempat Wayan Santika menilai, Wargas selama bergaul di wilayahnya baik-baik saja. Bahkan mereka banyak melahirkan pemikiran dan kegiatan kreatif. “Mereka baik-baik saja, bahkan lebih kreatif dan peduli dari warga biasa. Dari dulu mereka juga menghibur masyarakat Buleleng, jadi jangan terlalu dipermasalahkan,” harap dia.

Sumber, nusabali.com

14 August 2016

Pakaian Super Mini, Kostum Gerak Jalan Wargas Buleleng Tuai Kecaman


Kadisdik Buleleng mengatakan jika dilihat dari nilai pendidikan memang penampilan menggunakan pakaian SMA yang minim kurang mendidik dan kurang tepat.

Penampilan grup Wargas dalam lomba gerak jalan remaja putri HUT RI ke 71 di Buleleng, Kamis (11/8)

Balibangol news, BULELENG,-Semarak penyambutan HUT Kemerdekaan RI ke 71 di Buleleng diwarnai aksi pro dan kontra terkait penampilan pleton gerak jalan Waria dan Gay Singaraja (Wargas) pada lomba gerak jalan tingkat dewasa putri yang dilaksanakan, Kamis (11/8) lalu. Penampilan mereka yang menggunakan seragam SMA dengan ukuran supermini mengundang berbagai komentar, dari memuji hingga kecaman. Silang pendapat tentang aksi gerak jalan Wargas itu terutama terjadi di media sosial.

Seperti tampak pada akun facebook milik anggota DPRD Provinsi Bali asal dapil Buleleng, Kadek Setiawan. Dia menyatakan ketidak setujuannya atas kostjum yang digunakan oleh Wargas. Dalam statusnya yang ditulis, Jumat (12/8) malam dan ditujukan kepada Gede Suyasa, Kepala Dinas Pendidikan Buleleng menilai pemakaian seragam sekolah dengan ukuran yang sangat mini oleh Wargas dianggap melecehkan. Pihaknya juga khawatir dengan nasib generasi muda setelah melihat penampilan Wargas.

Namun ketika dikonfirmasi via telepon, Sabtu (13/8) sore kemarin, Setiawan menolak untuk berkomentar banyak. "Ya silahkan dilihat di wall saya saja, semuanya juga sudah tau, biar tidak diperuncing lagi. Saya minta masalah ini di-close (tutup) saja," katanya singkat.

Kepala Dinas Pendidikan Buleleng, Gede Suyasa mengatakan tidak memiliki kewenangan untuk menindak lanjuti hal tersebut. Karena panitia penyelenggara kegiatan adalah KONI. Meski demikian Suyasa mengaku telah berkoordinasi dengan KONI, dalam pelaksanaan selanjutnya untuk lebih selektif, terutama dari pakaian peserta yang kini menjadi poin permasalahan yang diperdebatkan masyarakat luas. Jika dilihat dari nilai pendidikan memang penampilan menggunakan pakaian SMA yang minim, memang kurang mendidik dan kurang tepat digunakan. "Apalagi penontonnya kebanyakan anak-anak dan pelajar," ungkapnya.

Sedangkan Ketua KONI Buleleng, Nyoman Artha Wijaya yang dikonfirmasi terpisah mengaku sudah mengetahui permasalahan tersebut. Pada intinya Artha menyebutkan KONI Buleleng sebagai panitia penyelenggara hanya memberikan ruang kepada sejumlah partisipan untuk meramaikan peringatan HUT RI ke 71 di Buleleng. Termasuk Wargas yang tidak pernah absen setiap tahunnya menghibur masyarakat Buleleng, termasuk Komunitas On On dan barisan ibu Persit Kodim 1609/Buleleng yang berpartisipasi dalam lomba gerak jalan dewasa putri.

Terkait dengan penampilan Wargas yang menuai kecaman dari sejumlah pengguna media sosial, menurutnya hal tersebut di luar konteks kepanitiaan. "Kalau ada spontanitas atau kelakuan yang berlebihan yang mungkin memang sifat mereka begitu. Itu di luar konteks kami," tegasnya. Namun dengan hal tersebut KONI Buleleng tidak menutup mata. Bahkan ke depannya akan dilakukan komunikasi khusus dengan Wargas jika mereka tahun depan turun kembali meramaikan HUT RI.

Sementara itu Ketua Wargas Buleleng, Sisca Sena mengaku tidak menyangka hal ini  akan jadi polemik. Sisca mengaku hanya ingin mempersembahkan yang terbaik untuk masyarakat Buleleng. Penggunaan seragam sekolah SMA juga merupakan pendukung idenya untuk mengangkat tema pendidikan. "Kami minta maaf jika penampilan kami kurang berkenan. Lebih lengkapnya besok (hari ini) ya mami jelasin di jumpa pers," ungkap dia.

Sumber, nusabali.com

Angin Lilus (Puting Beliung) Bawa Ribuan Genteng Di Kusamba

Balai banjar Sangging, Kusamba, yang atapnya rusak akibat angin puting beliung

Balibangol news, KLUNGKUNG,- Warga Kusamba, Klungkung, Minggu (14/08/2016) diliputi ketakutan yang luar biasa. Angin ngelinus yang membawa ribuan genteng dari atap rumah warga terbang di sekitar pemukiman mereka. Untungnya, bencana angin putih beliung yang terparah sejak 10 tahun lalu itu tak sampai memakan korban jiwa.

Menurut keterangan warga, sekitar Pukul 07.45 WITA hujan turun dengan derasnya. Suara ngussss...mereka dengar begitu keras. "Saya tidak berani keluar, di dalam rumah saja," kata Wayan Adi, salah satu warga. Apalagi, suasana makin mencekam ketika genteng berjatuhan dari atap rumah. "Takut kena kepala, karena rumah saya tidak ada plafonnya," sebut dia.

Untungnya, angin puting beliung itu berlalu begitu cepat. Usai kejadian tak beberapa lama Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta datang ke lokasi dan meminta aparat desa mendata kerusakan. Bupati berjanji, pemkab akan membantu warga memperbaiki rumah mereka yang rusak akibat ngelinus.

Sumber, semetonnews.com

11 August 2016

Diserang Kelompok Bercadar, 3 Siswa SMP Dilarikan Ke Rumah Sakit

Foto-Ilustrasi


Balibangol news, DENPASAR,- Salah satu korban penyerangan, Ngurah Bagus Rama Wijaya, kemarin jalani tindakan operasi di RS Sanglah korban Ditebas dan Ditembaki Saat Makan di Depan Alfa Mart

Tiga siswa SMP dilarikan ke rumah sakit karena jadi korban penyerangan oleh belasan pria bercadar di depan Alfa Mart Jalan Gatot Subroto Barat wilayah Kelurahan Ke-robokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Rabu (10/8) dinihari. Para korban rata-rata ditebas dengan pedang, lalu ditembaki.

Ketiga siswa yang jadi korban penyerangan kelompok pria bercadar, Rabu dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, masing-masing I Putu Krisna Adinata, 13 (luka tebas di tangan kiri, terkena tembakan di leher dan bahu), Ngurah Bagus Rama Wijaya, 14 (luka robek di bahu kanan hingga patah tulang), dan I Komang Adi, 14 (luka robek di kepala belakang).

Informasi di lapangan, ketiga korban bersama dua rekannya lagi sedang asyik nongkrong sambil makan di lokasi, ketika tiba-tiba diserang belasan pria bercadar. Tidak jelas, siapa yang menyerang dan apa motifnya. Yang jelas, penyerang berjumlah belasan orang, naik sepeda motor dengan mengenakan cadar. Tanpa ba bi bu, komplotan pria bercadar turun dari motornya, lalu menyerang menggunakan pisau. Tak cukup hanya menyerang dengan senjata tajam, tapi pelaku juga menembaki korban dengan senapan.

Melihat tiga korban ambruk bersimbah darah, komplotan pelaku bercadar langsung kabur dari lokasi. Sedangkan rekan-rekan korban yang sebelumnya sempat lari kocar-kacir menyelamatkan diri, balik untuk mengevakuasi mereka yang terluka ke rumah sakit.


Korban Putu Krisna Adinata, siswa SMP yang tinggal di Jalan Buana Raya Desa Padang Sambian Tengah, Kecamatan Denpasar Barat menderika luka cukup serius. Remaja berusia 13 tahun ini mengalami luka tebas di lengan kiri, serta luka tembak di bahu kiri dan leher. Korban Krisna Adinata pun dilarikan ke RS Sanglah, Denpasar. Demikian pula korban Ngurah Bagus Rama Wijaya dan Komang Adi. Korban Bagus Rama Wijaya bahkan harus menjalani operasi di RS Sanglah, Rabu siang pukul 14.00 Wita.

Kapolsek Kuta Utara, Kompol Heri Supriawan, menyatakan pihaknya sudah menerima laporan adanya penyerangan kelompok pria bercadar ini. Laporan ke polisi dilakukan ayah korban Krisna Adinata, yakni I Nyoman Kaler, 36, Rabu siang sekitar pukul 14.00 Wita. Tim Unit Reskrim Polsek Kuta Utara pun langsung diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi.

Selain itu, kata Kapolsek Heri Supriawan, pihaknya juga memeriksa rekaman CCTV yang ada di seputar lokasi TKP. Sedangkan saksi korban yang sudah diperiksa polisi, antara lain, Putu Ngurah Bagus Rama Wijaya. Dari hasil pemeriksaan, remaja yang tinggal di Jalan Cokrominoto Gang Bangau Denpasar ini mengaku diserang ketika hendak pulang usai makan di TKP. “Saksi ini (Rama Wijaya) masih shock atas insiden penyerangan itu,” ujar Kapolsek Heri Supriawan saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu petang.


Sementara itu, ayah korban Krisna Adinata, Nyoman Kaler, mengatakan putranya semula pamit keluar rumah untuk beli nasi di Jalan Gatot Subroto Barat Denpasar, dengan naik motor Vario. Sekitar pukul 02.00 Wita, anaknya diserang oleh kelompok pria bercadar.

”Anak saya ambruk bersimbah darah karena ditebas dengan pedang dan ditembak menggunakan senjata api,” cerita Nyoman Kaler. "Anak saya untungnya masih bisa pulang, tapi dalam keadaan luka parah. Saya langsung bawa IGD RS Sanglah,” tutur Nyoman Kaler. Setelah mendapatkan perawatan, korban Krisna Adinata akhirnya dibolehkan pulang dari RS Sanglah, kemarin sore pukul 16.30 Wita.

Ditemui NusaBali secara terpisah di RS Sanglah kemarin, ayah dari korban Bagus Rama Wijaya, yakni I Wayan Wasista, 42, mengatakan putra sulungnya sudah menjalani tindakan di ruang Operasi Kecil (OK) RS Sanglah. Bagus Rama Wijaya mengalami luka robek cukup parah di bahu dan lengan kanan, hingga harus dipasangi pen. "Selain luka robek, anak saya juga patah tulang lengan,” cerita Wayan Wasista sembari menyebut putranya yang duduk di Kelas II SMPN 3 Denpasar ini awalnya pamit keluar rumah, Rabu dinihari, untuk beli makan.

Sumber, nusabali.com


9 August 2016

Meriahkan HUT RI ke 71, Gerak Jalan Tingkat SD Meriah Didepan Kantor Bupati Bangli


Balibangol news, BANGLI,- Sudah menjadi tradisi saat menyabut HUT RI dimeriahkan dengan berbagai lomba dan salah satunya adalah Gerak Jalan yang Melibatkan Anak-anak SD pada senin(8/8) dan akan dilanjutkan dengan tingkat SMP dan SMA pada hari berikutnya di Bangli.

Sebanyak 44 regu gerak jalan murid-murid SD di Bangli, mengikuti lomba gerak jalan memeriahkan HUT ke–71 RI, Senin (8/8). Lomba mulai pukul 14.00 Wita, start dari Jalan Brigjen I Gusti Ngurah Rai di depan Kantor Bupati Bangli, ke utara hingga di lampu lalu lintas di pertigaan Banjar Kawan. Terus ke kanan ke Jalan Kusumayuda, sampai di Catus Pata (ujung Jalan Nusantara) ke selatan menuju Jalan Merdeka, hingga di pertigaan Patung Adipura, ke kanan menuju utara Jalan Ngurah Rai finish di Lapangan Kapten Anom Mudita.

Kabag Humas dan Protokol Pemkab Bangli Cokorda Bagus Gaya Dirga, menjelaskan, gerak jalan SD merupakan salah satu agenda rutin HUT Kemerdekaan RI. “Besok (Selasa hari ini) untuk SMP, sehari berikutnya SMA/SMK,” jelas Cok Bagus Dirga. Selain memperkuat suasana 17 Agustusan, lomba gerak jalan menjadi salah satu media edukasi dan hiburan. “Edukasinya, anak-anak  diajar bagaimana belajar keterampilan baris berbaris. Dan hiburannya jelas, dengan keramaian ini,” tambahnya.

Dari pantauan, warga kota Bangli memadati sekitar Lapangan Umum Kapten Mudita di sekitar lokasi start di depan panggung kehormatan. Lomba dibuka Wabup Sang Nyoman Sedana Arta disaksikan unsur Muspida Bangli. (Sumber)

Hardtop Terbakar di Sanur Akibat Konsleting


Balibangol news, DENPASAR,- Sebuah mobil Hardtop warna coklat terbakar, Senin (8/8/2016) saat terparkir di garasi rumah Jalan Danau Poso, Denpasar, sekitar pukul 16.58 WITA. Untungnya berkat kesigapan petugas pemadam kebakaran, api dengan segera bisa dipadamkan.

Berdasar data Pusdalops BPBD Kota Denpasar, berdasar informasi warga ada kebakaran sebuah mobil Hardtop di rumah Jalan Danau Poso No 28, Sanur, Denpasar.

Mobil pemadam kebakaran Pos Juanda langsung menuju tempat kejadian perkara. Di kediaman I Kadek Ari Putra Rudana,41, di dapati kap mobil sudah terbakar. Dengan sigap petugas pemadam mendorong mobil itu menjauh dari rumah korban untuk melokalisir kebakaran. Tak beberapa lama, api berhasil dipadamkan dalam kebakaran yang dipicu korsleting di bagian mesin mobil.

Sumber, semetonnews.com

7 August 2016

Lagi, Maling Motor Di Kintamani


Balibangol news, BANGLI,– Lagi-lagi kasus pencurian sepeda motor (Curanmor) terjadi di wilayah hukum Polsek Kintamani, Bangli. Kali ini, kasus pencurian menimpa korban, Ni Made Darmiwati (23), asal desa Dausa, Kintamani.


Sesuai informasi yang berhasil dihimpum di lapangan, Minggu (07/08/2016), waktu kejadian diketahui hari Sabtu  6 Agustus 2016, sekitar pukul 20.00 wita dan dilaporkan ke Polsek Kintamani pukul 21.00 wita. Saat kejadian, sepeda motor Honda Vario No Pol DK 8420 UW, warna hitam strip biru, tahun/cc : 2012/110cc, nomor rangka: MH1JF8119CK626237, nomor mesin: JF81E-1623537,korban diparkir di depan warungnya, yang berada di pinggir jalan raya Kintamani – Singaraja, tepatnya di desa Dausa.

Apesnya saat kejadian, STNK-nya disimpan dibawah sadel/jok. Kronologis kejadian, bermula saat a korban memarkir sepeda motornya didepan warungnya. Selanjutnya korban masuk dalam warung yang saat itu dalam keadaan tutup. Berselang sejam kemudian, pukul 20.00wita korban bermaksud mengambil dan  memasukkan sepeda motornya kedalam rumah /warung. Korban pun kaget, karena sepeda motor kesayangannya telah raib dari tempatnya. Akibat kejadian itu, diperkirakan korban mengalami kerugian sekitar Rp. 11.000.000.

Tindak lanjut dari itu, korban pun akhirnya melaporkan kasus tersebut ke Polsek Kintamani. Secara terpisah, Kapolsek Kintamani, Kompol. I Komang Tresna Arbawa Manik saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus tersebut. Pihaknya juga mengaku telah melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. “Kasusnya masih dalam lidik,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, kasus pencurian sepeda motor di Kintamani benar-benar telah membuat warga resah. Pasalnya, dalam hitungan sepekan, tercatat sebanyak empat sepeda motor di TKP yang berbeda telah disatroni maling. Rata-rata, korban kehilangan sepeda motornya setelah diparkir sembarangan di luar rumah atau warung. Parahnya, hingga saat ini belum ada satu pun kasus yang terungkap.

Kasus curanmor awalnya terjadi pada Sabtu (30/07/2016) lalu. Saat itu, dua orang korban secara beruntun melaporkan kasus curanmor yang menimpanya. Yakni, I Wayan Sridana ( 14), seoarang pelajar  asal Banjar Sangker, Desa Mengening, Kubutambahan, Singaraja yang kehilangan sepeda motor jenis Yamaha Jupiter Z  Nopol DK 2670 UB yang diparkir di  parkiran pribadi dekat  sekolah di banjar Bayun, Kembang  Sari, Desa Satra, Kintamani.

Pada hari yang sama, kasus kehilangan sepeda motor juga dialami I Nengah Merada (41) asal banjar Masem Dwi Tirta , Desa  Batur Selatan, Kintamani.  Korban kehilangan sepeda motor jenis  Yamaha Zupiter Z Nopol DK 4364 D saat diparkir  di parkiran Tunon, Desa Batur Selatan, Kintamani sekitar pukul 07.00  wita.

Lebih lanjut, berselang dua hari kemudian, giliran sepeda motor jenis Honda Vario Nopol DK 7372 PA milik I Nyoman Adnyana (42) asal Banjar Tanah Daha,  Desa Sukawana, yang diparkir didekat warungnya juga raib tanpa jejak, pada hari Senin (01/08) sekitar pukul 22.00 wita saat akan menutup warungnya.

sumber,http://suaradewata.com

6 August 2016

Bali United Berharap Curi Poin Di Markas Singo Edan


Balibangol news, BERITA BOLA, – Meski realitanya akan sulit bisa mengalahkan Arema Cronus Malang di markasnya, namun skuad Bali United memiliki asa atau harapan tinggi bisa mencuri poin di markas klub berjuluk ‘Singo Edan’. Keduanya bakal duel di pekan 14 kompetisi ISC A 2016, di stadion Kanjuruhan Malang Minggu (7/8/2016).

“Tidak ada tim kuat yang tidak bisa kalah di dunia sepakbola begitu juga Arema Cronus. Kami memiliki asa tinggi untuk bisa melakukan itu meski berat. Setidaknya kalau tidak seperti itu ya paling tidak mencuri poin satu,” tutur asisten pelatih Bali United Eko Purdjianto, Jumat (5/8/2016).

Meski memiliki asa tinggi tapi pihaknya tak memungkiri jika pelaung itu cukup berat. Sudah menjadi tradisi jika Arema Cronus tak ingin kalah atau bermain seri di depan publiknya sendiri.

“Selain itu Arema Cronus duafh pasti akan menurunkan pemain-pemain terbaiknya dengan formasi yang bagus. Mereka sudah pasti ingin memberikan tontonan menarik kepada pendukungnya dengan hasil menang,” tambah Eko Purdjianto.

Meski demikian pasukan ‘Serdadu Tridatu’ yang pemainnya banyak dibekap cedera, kemungkinan besar akan mengandalkan pemain barunya asal Persib Bandung, Abdul Rahman Sulaiman.

“Semoga para pemain belakang nanti ketika memang benar Abdul Rahman diturunkan, akan memberikan suntikan motivasi dan kekuatan di lini belakang. Dengan demikian mampu meredam serangan lawan,” tutup Eko Purdjianto.

Sumber, semetonnews.com

5 August 2016

Manfaatkan Bambu Untuk Pipa Hidroponik

Pipa Hidroponik Dari Bambu

Balibangol news, PERTANIAN,- Belakangan ini caraberkebun dengan hidroponik cukup digandrungi namun mesti memerlukan biaya yang tidak sedikit karena biaya pembelian pipa yang lumayan.

Nah kali ini kita bisa memanfaatkan Bambu sebagai pengganti Pipa bambu tumbuh banyak disekitar kita jadi tinggal tebang dan bikin.

Bambu yang bagus kualitasnya bersifat kedap air, sehingga bisa dijadikan penampung cairan nutrisi hidroponik. Jika tidak tersedia bambu yang masih baru, bisa digunakan bambu-bambu bekas. Berikut ini cara pembuatan perangkat hidroponik dari bambu bekas.

Alat dan bahan yang dibutuhkan.

1. Batang bambu bekas yang masih utuh.

2. Gergaji

3. Parang

4. Palu dan Paku

5. Lembaran plastik panjang

6. Netpot (Gelas plastik atau botol aqua)

7. Solder listrik

8. Tali Kawat jika diperlukan



Langkah pembuatan

-Siapkan batang-batang bambu, tidak jadi soal meskipun bambunya sudah pecah-pecah. Potong beberapa batang bambu dengan ukuran panjang yang sama. Sesuaikan dengan panjang area yang digunakan menempatkan kit hidroponik nantinya.



-Buka sisi bambu bagian atas selebar netpot yang hendak dipakai. Bukaan ini nantinya untuk tempat dudukan netpot. Caranya gergaji dari sisi-sisi tepi ujung bambu secara sejajar. Lebarnya disesuaikan dengan lebar netpot yang hendak dipakai. Bambu yang ada di antara dua potongan gergaji ini kemudian dibuang, gunakan kepala parang yang dipukul-pukul dengan martil.



-Setelah terbuka, haluskan sisa-sisa potongan bambu, agar bagian yang tajam menjadi halus dan tidak melukai tangan. Ruas-ruas bambu yang tersisa di dalam tabung dihilangkan. Cuci pipa bambu agar bersih dengan digosok-gosok bagian luar dan bagian dalamnya, setelah itu keringkan.



-Lapisi permukaan tabung bambu dengan plastik. Plastik ini berfungsi untuk menahan cairan hidroponik agar tidak merembes keluar melalui dinding pipa bambu yang sudah pecah-pecah. Agar halus, bisa dibantu dengan tempelan lakban atau isolasi.

-Buat kerangka atau meja dudukan tanpa tutup, untuk menempatkan pipa-pipa bambu yang telah dibuat. Pipa bambu dapat dipaku ke tempat dudukan, atau cukup diikat dengan tali kawat.

-Buat atap dari lembaran plastik putih transparan, agar air hujan tidak masuk membasahi tanaman hidroponik nantinya. Kemiringan dibuat sekitar 30 derajad agar aliran air hujan lancar. Atap yang terlalu landai akan menyebabkan air hujan tergenang di atap plastik, terutama jika atap dibuat dari lembaran plastik yang tipis.



-Langkah berikutnya adalah penanaman bibit di dalam netpot. Lakukan seperti biasa. Netpot-netpot ini kemudian ditempatkan ke dalam pipa-pipa bambu.

Jika pipa bambu yang digunakan masih baru, maka dapat diperlakukan seperti membuat kit hidroponik dari pipa PVC. Untuk sambungan antar bambu agar saling terhubung bisa digunakan karpet plastik yang digulung atau ban dalam bekas dari sepeda motor.


Kelemahan Pipa bambu Terbuka

Karena menggunakan pipa terbuka, penguapan cairan nutrisi berlangsung lebih cepat dibandingkan pipa tertutup. Lumut-lumut hijau halus tumbuh pada bagian dalam tabung. Solusinya bisa diusahakan tutup yang dapat dibuat dari karpet plastik atau sterofoam. Tutup dipotong sesuai panjang dan lebar dari tabung bambu dan dibuat lubang-lubang untuk penempatan netpot.(wi/bb)

Mecingklak, Permainan Anak SD Tahun 90an Yang Habis Dimakan Jaman

Foto mecingklak Balibangolnews,- Mecingklak merupakan sebuah permainan menggunakan batu krikil yang dilakukan oleh satu orang atau le...