Skip to main content

Di Langkan Bangli juga MEGIBUNG

Megibung di pura puseh Langkan

Tak hanya di Karangasem - Bangli pun punya tradisi megibung

Tepatnya di Desa pekraman Langkan-Bangli. Masyarakat selalu melaksanakan megibung di setiap ada odalan di pura dalam pelaksanaanya yang mereka sebut ngelinggihang atau nunas paican ida betara .
Mereka duduk memanjang berhadapan dan di tengah terngah ada nasi beralaskan ancak(wadah ulatan Bambu) bersebelahan dengan sate lawar jukut ares dan lain sebagainya. Biasanya  dalam memulainya ada suatu aturan tertentu misalkan pada waktu mulai kita diharuskan untuk menaburkan garam ke sekitar makanan ini dimaksudkan untuk menolak bala ataupun ada hal-hal yang tidak di inginkan kemudian cara makan harus mereka perhatikan jadi setelah memasukan nasi kemulut jangan sampai kita menjatuhkannya di atas makanan di bawahnya ini dimaksudkan untuk menghormati orang lain yang kita ajak megibung biarpun ini merupakan suatu tindakan makan dalam kebersamaan rasa menghormati orang lain haruslah tetap di kedepankan, kemudian setelah selesai pun ada aturannya tidak diperbolehkan bangun sebelum satubarisan gibungan selesai makan inipun bertijuan untuk menghormati orang lain.
Memang dalam pelaksanaanya sampai saat ini belum ada yang tau persis bagaimana awal mula terciptanya tradisi ini di Desa pekraman Langkan banyak masyarakat yang menyatakan bahwa sesungguhnya Langkan ini adalah desa Tua yang keberadaannya jauh sebelum kerajaan berkuasa di Bali karena pada saat kerajaan berjaya dan raja Buleleng yg disebut panji sakti akan menyerang Ke Lombok, masyarakat Langkan sudah meninggalkan Langkan dan mereka bermukim di Pujung sari atau sekarang Kayubihi jadi banyak yang menyatakan dalam perjalanan itulah mereka melaksanakan makan Bersama atau megibung sampai pada saat beberapa orang itu datang kembali ke Langkan dengan membawa tradisi tersebut.
Sesungguhnya makna dari megibung hanya lah suatu bentuk kebersamaan dimana sampai saat ini masyarakat Bali masih memegang teguh kebersamaan yang di bentengi oleh desa adat atau desa pekraman, dalam tradisi ini kita semua sama tidak ada perbedaan kasta, materi, atau secara jelasnya tidak membedakan antara si kaya dan si miskin. Di Desa pekraman Langkan yang di bedakan hanyalah berdasarkan tingkat kesucian orang tersebut dalam tingkat ayah ayah di pura seperti : JERO MANGKU,PADULUAN DESA( jero bayan, jero bau, jero guru, jero saing . Masing masing dua orang) ini dikelompokan karena di anggap orang suci  supaya tidak tulah atau durhaka.






Itulah sedikit tulisan tentan Megibung di desa Pekraman Langkan

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b