12 December 2015

Melasti tradisi hindu untuk menghilangkan kekotoran diri dan alam semesta

Foto masyarakat Langkan saat Melasti
Bb news,- Sudah sejak lama kegiatan melasti dilaksanakan di  Bali, kegiatan ini bertujuan untuk menghilangkan kekotoran diri dan Alam semesta, Dalam tradisi Hindu di Bali kegiatan melasti biasanya Dilaksanakan Menjelang Hari Raya Nyepi dan menjelang Wali atau Odalan Pada Sebuah Pura dan juga mungkin ada sesuatu kejadian yang membuat perlunya dilaksanakan Melasti dalam Lingkungan Desa Pakraman.

Seperti apa yang dilaksanakan Desa Pakraman Langkan beberapa waktu Lalu telah melaksanakan melasti ke Pantai Watu Klotok, kegiatan ini diambil karena telah terjadi kegaduhan di Desa Setempat yang membuat masyarakat bingung.

Melasti adalah upacara yadnya yang bermakna untuk menghilangkan kekotoran diri, meningkatkan keheningan pikiran, dan juga dilaksanakan untuk kesucian jagat raya. Ini yang disimbolisasikan dengan labuhan sesaji atau upacara yadnya ke laut serta menyucikan seluruh arca, pratima, nyasa, pralingga sebagai wujud atau sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa dengan segala manifestasi-Nya.


dalam lontar Sang Hyang Aji Swamandala disebutkan “Melasti ngarania ngiring prewatek Dewata, anganyutaken laraningjagat, papa kiesa, letuhing bhuwana” . Maksudnya, melasti meningkatkan bakti kepada para dewata manifestasi Tuhan, agar diberi kekuatan untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa atau kekotoran diri dan kekotoran alam semesta.

Sedangkan tujuan melasti seperti yang tersurat dalam lontar Sundarigama adalah ngamet sarining amertha kamandalu ring telenging segara-mengambil sari-sari kehidupan yang disebut tirtha kamandalu (air sumber kehidupan) di tengah samudera.



“Ngiring prawatek dewata” dalam lontar Sang Hyang Aji Swamandala itu mengandung makna bahwa ciri utama orang beragama adalah berbakti kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widi). Dalam konteks itu, umat diharapkan mampu menguatkan daya spiritual untuk menajamkan kecerdasan intelektual. Hal itu dijadikan dasar untuk menguatkan kepekaan emosional dan melahirkan kepedulian sosial.

Anganyutaken laraning jagat artinya, dengan kuatnya srada dan bakti kepada. Tuhan, kepedulian sosial ümat bisa meningkat, Anganyutaken papa klesa maksudnya agar umat termotivasi untuk mengatasi lima kekotoran individu yang disebut panca klesa—awidya, asmita, raga, dwesa dan abhiniwesa.

Sedangkan anganyutaken letuhing bhuwana maksudnya melalui ritual melasti umat diharapkan termotivasi untuk menghilangkan kebisaan buruk merusak sumber daya alam. Jika kebiasaan buruk ini terus dibiarkan, alam akan rusak (letuhing bhuwana) yang pada gilirannya manusia akan menderita.

Melasti berasal dari kata lasti. yang artinya menuju air. Dalam konteks prosesi melasti, umat bisa mendatangi segara (laut), danau dan campuan (pertemuan dua buah sungai). Tujuannya, nunas (mohon) tirta amertha dan menghanyutkan kekotoran dunia.

Melasti ngarania ngiring prewatekan pralingga Ida Batara ke telengin samudera angamet tirta amerta (tirta sanjiwani), anganyutaken laraning jagat, paklesa letuhing bhuwana. Artinya, umat ngiring Ida Batara ke segara mengambil Tirta Amerta dan menghanyutkan segala penderitaan umat, segala sesuatu yang menyebabkan dunia atau alam semesta ini kotor. Secara simbolik, sesungguhnya umat diingatkan untuk selalu membenahi diri supaya menjadi lebih baik, dengan menghilangkan atau menghanyutkan perilaku atau sifat-sifat buruk yang melekat dalam diri.
Dikutip dari berbagai sumber...

No comments:

Post a Comment

Mecingklak, Permainan Anak SD Tahun 90an Yang Habis Dimakan Jaman

Foto mecingklak Balibangolnews,- Mecingklak merupakan sebuah permainan menggunakan batu krikil yang dilakukan oleh satu orang atau le...