BBnews, DENPASAR – Lagi-lagi Hotma Sitompul dan timnya kena tegur Majelis Hakim Edward Haris Sinaga, saat sidang kasus pembunuhan Engeline Margriet Megawe Angeline) di Pengadilan Negeri Denpasar, Kamis (3/12/2015).
“Hai kalian kenapa ketawa-ketawa disana. Ini sedang sidang, kalian dengarkan tidak keterangan saksi,”kata Majelis Hakim.
Kuasa hukum Margriet Christina Megawe (Margareta) yang kena marah Hakim Majelis diantaranya Hotma Sitompul, Dion Pongkor, Aldres Napitupulu, Jefry kam dan Posko Simbolon.
Saat tim kuasa hukum Margareta ketawa-ketawa persidangan sedang mendengarkan keterangan saksi Franky Alexander.
Dimana saat itu saksi menjelaskan kejadian kekerasan yang dilakukan oleh Margareta kepada Angeline.
Dalam persidangan kali ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) kasus pembunugan Engeline Margriet Megawe (Angeline) menghadirkan kerabat jauh terdakwa Margriet Christina Megawe (Margareta), di Pengadilan Negeri Denpasar.
Kerabat jauh Margareta ini diataranya ada Juliet Christine, Franky Alexander, dan Lauren Soriton.
“Ada tiga orang saksi yang mulia,”kata Purwanto salah satu JPU.
Ketiga saksi ini didatangkan langsung Kalimantan. Ketiga saksi ini pernah tinggal dengan Margareta di Jalan Sedap
Malam.
Engeline Margriet Megawe (Angeline) korban pembunuhan dan penelantaran anak ini semasa hidupnya tiap pagi memberi makan 300 ekor ayam, 15 ekor kucing, dan 4 ekor kucing.
“Sebelum saya menjadi pengurus rumah tangga di rumah Margriet Christina Megawe (Margareta) (ibu angkat Angeline) dia dan tante saya yang mengurus ternak itu,”kata salah satu saksi Franky Alexander.
Dia menjelaskan, setiap pagi Angeline sekitar 2 jam memberi makan ternak.
“Setelah saya ikut bekerja disana pun Angeline juga masih bekerja seperti biasa. Saat itu saya sudah melarang dia untuk tidak ikut beri makan ayam, tapi dia tidak mau,”paparnya.
Angeline saat memberi makan ayam juga memberi minum dan membersihkan botol minuman ternak lainnya.
Dia menambahkan, Angeline sering membawa bak besar yang isisnya makanan ayam.
Franky mengaku kenal dengan Margareta sejak 16 Desember 2014. “Saya bisa masuk kerja disana dikenalkan oleh tante saya. Dimana saat itu tante saya bekerja disana juga,”ungkapnya.
Sementara dari keterangan saksi lainnya, korban pembunuhan Engeline Margriet Megawe (Angeline) saat masih hidup sering dikatain pendusta dan pembohong oleh Margriet Christina Megawe (Margareta) ibu angkatnya.
Franky Alexander salah satu saksi dengan terdakwa Margareta mengatakan, selama tinggal dirumah tersebut Angeline tidak hanya memberi makan ayam, kucing dan anjing tetapi bocah baru berumur delapan tahun itu juga membersihkan lantai dapur dan kamar.
“Hampir setiap hari dia melakukan itu. Kalau lantainya kurang bersih bu Margareta ini memarahi Angeline. Dia dikatatain “pendusta, pembohong, goddamned (bahasa Italia yang berarti makian untuk perempuan)”ungkap Franky.
Selain dikata-katain saat itu rambutnya dijambak dan dilihatkan ke lantai.
“Ya mungkin waktu itu menurut Angeline lantainya sudah bersih. Tapi menurut bu Margareta belum bersih,”jelasnya.
Imbuhnya, saat Angeline dijambak rambutnya dia mengatakan sudah mengepel lantai tersebut sambil menangis.
“Kalau sudah seperti itu dia pasti nangis dan dia minta ampun. Kejadian itu ada dikamarnya,”pungkasnya.(sumber)
“Hai kalian kenapa ketawa-ketawa disana. Ini sedang sidang, kalian dengarkan tidak keterangan saksi,”kata Majelis Hakim.
Kuasa hukum Margriet Christina Megawe (Margareta) yang kena marah Hakim Majelis diantaranya Hotma Sitompul, Dion Pongkor, Aldres Napitupulu, Jefry kam dan Posko Simbolon.
Saat tim kuasa hukum Margareta ketawa-ketawa persidangan sedang mendengarkan keterangan saksi Franky Alexander.
Dimana saat itu saksi menjelaskan kejadian kekerasan yang dilakukan oleh Margareta kepada Angeline.
Dalam persidangan kali ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) kasus pembunugan Engeline Margriet Megawe (Angeline) menghadirkan kerabat jauh terdakwa Margriet Christina Megawe (Margareta), di Pengadilan Negeri Denpasar.
Kerabat jauh Margareta ini diataranya ada Juliet Christine, Franky Alexander, dan Lauren Soriton.
“Ada tiga orang saksi yang mulia,”kata Purwanto salah satu JPU.
Ketiga saksi ini didatangkan langsung Kalimantan. Ketiga saksi ini pernah tinggal dengan Margareta di Jalan Sedap
Malam.
Engeline Margriet Megawe (Angeline) korban pembunuhan dan penelantaran anak ini semasa hidupnya tiap pagi memberi makan 300 ekor ayam, 15 ekor kucing, dan 4 ekor kucing.
“Sebelum saya menjadi pengurus rumah tangga di rumah Margriet Christina Megawe (Margareta) (ibu angkat Angeline) dia dan tante saya yang mengurus ternak itu,”kata salah satu saksi Franky Alexander.
Dia menjelaskan, setiap pagi Angeline sekitar 2 jam memberi makan ternak.
“Setelah saya ikut bekerja disana pun Angeline juga masih bekerja seperti biasa. Saat itu saya sudah melarang dia untuk tidak ikut beri makan ayam, tapi dia tidak mau,”paparnya.
Angeline saat memberi makan ayam juga memberi minum dan membersihkan botol minuman ternak lainnya.
Dia menambahkan, Angeline sering membawa bak besar yang isisnya makanan ayam.
Franky mengaku kenal dengan Margareta sejak 16 Desember 2014. “Saya bisa masuk kerja disana dikenalkan oleh tante saya. Dimana saat itu tante saya bekerja disana juga,”ungkapnya.
Sementara dari keterangan saksi lainnya, korban pembunuhan Engeline Margriet Megawe (Angeline) saat masih hidup sering dikatain pendusta dan pembohong oleh Margriet Christina Megawe (Margareta) ibu angkatnya.
Franky Alexander salah satu saksi dengan terdakwa Margareta mengatakan, selama tinggal dirumah tersebut Angeline tidak hanya memberi makan ayam, kucing dan anjing tetapi bocah baru berumur delapan tahun itu juga membersihkan lantai dapur dan kamar.
“Hampir setiap hari dia melakukan itu. Kalau lantainya kurang bersih bu Margareta ini memarahi Angeline. Dia dikatatain “pendusta, pembohong, goddamned (bahasa Italia yang berarti makian untuk perempuan)”ungkap Franky.
Selain dikata-katain saat itu rambutnya dijambak dan dilihatkan ke lantai.
“Ya mungkin waktu itu menurut Angeline lantainya sudah bersih. Tapi menurut bu Margareta belum bersih,”jelasnya.
Imbuhnya, saat Angeline dijambak rambutnya dia mengatakan sudah mengepel lantai tersebut sambil menangis.
“Kalau sudah seperti itu dia pasti nangis dan dia minta ampun. Kejadian itu ada dikamarnya,”pungkasnya.(sumber)
No comments:
Post a Comment