Skip to main content

Pecalang Dilibatkan dalam pengamanan Bandara Ngurah Rai Bali



Balibangol news, BADUNG,- Peningkatan pengamanan itu setelah pemerintah menaikkan level keamanan seluruh bandara di Indonesia mewaspadai pergerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Co General Manager Angkasa Pura I I Gusti Ngurah Ardita, mengungkapkan, peningkatan pengamanan tersebut menindaklanjuti surat edaran dari Dirjen Perhubungan Udara menanggapi situasi global saat ini. Untuk itu, seluruh bandara di Indonesia termasuk Bali perlu meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi adanya aksi teror, menyusul pengeboman di Paris, Prancis pada Jumat (13/11) malam waktu setempat. “Surat edaran Dirjen ini memberi lampu kuning kepada setiap bandara temasuk Bandara Internasional Ngurah Rai Bali yang sebelumnya masih lampu hijau,” ujarnya, kemarin.

Adapun peningkatan pengamanan yang dilakukan kali ini yakni mengamankan seluruh kawasan bandara di areal domestik, internasional, dan areal publik. Sehingga, seluruh calon penumpang, pengunjung maupun penjemput tidak akan luput dari pemeriksaan pihak TNI AU, Gegana, Angkasa Pura, dan pecalang yang ikut memback-up pengamanan kali ini. “Pokoknya petugas kita akan jaga di setiap pintu masuk sebelum check-in. Begitu pun di areal publik juga,” tutur Ardita.

“Memang kita punya standar keamanan internasional. Tapi, pengamanan itu tentunya sewaktu-waktu berubah dan terus diup-grade. Sehingga, terkait sinyal lampu kuning ini, intensitas pengamanannya terus ditingkatkan,” jelasnya.

Menyikapi peningkatan status dari hijau ke kuning, pihak Angkasa Pura I menyiagakan 1.500 personel yang selalu stand-by di setiap pos atau akses masuk Bandara Internasional Ngurah Rai. Ardita menjelaskan bahwa di sekitar bandara tersebar sekitar 500-an kamera pengawas atau CCTV dan tahun depan akan ditambah.

Saat dikonfirmasi terkait pengamanan dapat menimbulkan keresahan bagi para calon penumbang, Ngurah Ardita menyatakan, pengamanan itu hendaknya tidak dinilai sebagai sesuatu yang berlebihan. Pihak keamanan pun memeriksa sesuai dengan SOP.

“Kalau membuat kepanikan, saya rasa tidak sampai sejauh itu. Ini kan bagian dari kewaspadaan kita. Sehingga, peningkatan pengamanan itu perlu dilakukan,” ucapnya. Menurutnya, peningkatan penjagaan dan razia terus dilakukan sampai rambu kuning dicabut oleh Dirjen Perhubungan Udara.


Sementara salah seorang pecalang Desa Adat Kelan I Wayan Darma menuturkan, pengamanan yang melibatkan pihaknya baru kali ini diminta oleh pihak Bandara Internasional Ngurah Rai. Dia merespons positif langkah Angkasa Pura yang melibatkan pecalang dari Desa Adat Kelan dan Desa Adat Tuban. “Kami menyambut baik langkah pihak bandara. Pihak keamanan desa adat dilibatkan menjadi bagian dari operasi kali ini,” ujarnya di posko terpadu di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Ngurah Rai.(sumber)

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b