Skip to main content

Beberapa Pura Di Abang Songan Terbakar


Balibangol news, BANGLI,- Musibah kebakaran menimpa lima pura di Desa Pakraman Abang Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Minggu (25/10). Kelima pura yang terbakar diduga akibat aksi pembakaran limbah bambu ini berjejer di satu areal suci, masing-masing Pura Tuluk Biu, Pura Puseh, Pura Pesimpangan Ulun Danu, Pura Subak Abian Puspa Sari, dan Pura Dadia Pasek Gelgel.

Informasi di lapangan, musibah kebakaran dahsyat lima pura dalam satu kawasan suci di Desa Pakraman Abang Songan, Minggu kemarin, terjadi sekitar pukul 10.45 Wita. Pura Tuluk Biu salah satu yang mengalami kerusakan paling hebat. Sebab, ada 5 palinggih yang ludes terbakar dalam musibah kemarin, termasuk Meru Tumpang Pitu (tingkat tujuh).

Sedangkan di Pura Pesimpangan Ulun Danu, Desa Pakraman Abang Songan, paling-gih yang ludes terbakar mencapai 5 bangunan suci (palinggih). Sementara yang ludes terbakar di Pura Puseh dan Pura Subak Abian Puspa Sari, masing-masing 7 palinggih. Sebaliknya, di Pura Dadia Pasek Gelgel ada 2 palinggih yang terbakar, termasuk Bale Kulkul.

Penyebab terbakarnya 5 pura dalam satu kawasan suci di Desa Pakraman Abang So-ngan ini, masih simpang siur. Ada yang menyebut kebakaran terjadi akibat munculnya api dari gesekan kayu kering di musim kemarau. Ada pula yang menyebut kebakaran pura dipicu ulah seorang warga membakar limbah bambu di jurang yang berjarak sekitar 500 meter arah timur pura.

Saksi di lapangan menyebutkan, begitu terlihat ada kepulan asap tebal di jurang se-belah timur areal pura, warga langsung membunyikan kulkul bulus (memukul ken-tongan adat pertanda keadaan darurat). Karenanya, warga pun berdatangan ke lokasi 5 pura yang berjejer di atas lahan seluas 1 hektare.

Karena bunyi kulkul bulus, krama sekampung ramai-ramai terjun ke lokasi. Mereka berupaya melakukan pemadaman secara manual. Namun, karena angin bertiup ke-ncang dan banyaknya semak-semak kering, kobaran api semakin mengamuk sekitar pukul 10.45 Wita. “Percikan api kemudian beterbangan hingga membakar atap-atap pura yang berbahan ijuk,” ujar seorang krama Desa Pakraman Abang Songan, Minggu kemarin.

Pura pertama yang terbakar adalah Pura Pesimpangan Ulun Danu, yang berada di ujung sisi timur. Kemudian, api dengan cepat merembet ke arah barat menghanguskan Pura Tuluk Biu
, lanjut membakar Pura Puseh, lalu Pura Subak Abian Puspa Sari, dan pura Dadia Pasek Gelgel.


Palinggih yang hangus terbakar sebagian besar yang beratap ijuk, seperti Meru,” ujar Jro Mangku Dukuh Abang Songan kepada NusaBali. Dia menyebutkan, Pura Pesimpangan Ulun Danu, Pura Tuluk Biu, dan Pura Puseh posisinya agak berdekatan. Sedangkan dua pura lainnya, yakni Pura Subak Abian puspa sari dan Pura Dadia Pasek Gelgel, posisinya agak jauh di sisi barat.

Selain meludeskan 5 pura, menurut Jro Mangku Dukuh Abang Songan, satu unit rumah milik warga juga ludes terbakar. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka bakar dalam musibah kebakaran dahsyat 5 pura plus satu rumah di Desa Pak-raman Abang Songan ini. Namun, kerugian material ditaksir mencapai lebih dari Rp 800 juta atau Rp 0,8 miliar, belum termasuk biaya upacara.

Jro Mangku Dukuh Abang Songan membenarkan kebakaran 5 pura ini bermula dari pembakaran limbah bambu di jurang sebelah timur. Lokasi bambu terbakar itu berada di Sungai Kayu Sumba. Saat itu, warga yang berada di jurang panik karena api berkobar. Mereka pun memberanikan diri untuk melakukan pemadaman secara manual.

Namun, karena hembusan angin sangat kencang, api tetap saja merembet ke arah barat dan membakar daun-daun dan semak kering. “Kemudian, api berterbangan ke arah barat hingga menyebabkan 5 pura terbakar,’ ujar Jro Mangku Dukuh Abang Songan.

Menurut Jro Mangku Dukuh Abang Songan, warga setempat tak mampu berbuat banyak atas kobaran api yang demikian hebat. Akhirnya, 5 pura yang lokasinya ber-dampingan ludes terbekar. Dua unit mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Bangli, diback up beberapa unit mobil pemadam dari Pemkab Klungkung dan Pemkab Gianyar sebetulnya diterjunkan ke lokasi. Namun, karena sulitnya akses masuk ke lokasi, pura keburu ludes. Api baru bisa dipadamkan siang sekitar pukul 14.00 Wita.

“Kami mendapat back up dari mobil pemadam Pemkab Gianyar dan Pemkab Klu-ngkung. Tapi, hembusan angin yang kencang, serta banyaknya ranting kering di sekitar pura, membuat api sulit dijinakkan. Lagipula, kami kesulitan masuk,” ungkap
Kasi Kedaruratan Badang Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Bangli, I Ketut Agus Sutapa, saat dikonfirmasi, Minggu kemarin.


Sedangkan Kepala Desa (Perbekel) Abang Songan, I Wayan Widana, mengatakan pihaknya sebetulnya sudah langsung membunyikan kulkul bulus begitu ada kobaran api, sehingga warga sekampung terjun ke lokasi. Pihaknya juga menghubungi petugas pemadam kebakaran.

"Tapi, upaya yang dilakukan warga tidak mampu menghindarkan 5 pura dari keba-karan. Mereka sudah berupaya melakukan pemadaman api secara manual dengan peralatan seadanya. Petugas pemadam yang terjun juga kewalahan. Kami segera akan menggelar paruman (pertemuan adat) pasca musibah kebakaran pura ini,” ujar Perbekel Wayan Widana saat dikontak per telepon, tadi malam.

Sementara itu, Sekda Kabupaten Bangli Ida Bagus Giri Putra mengingatkan warga agar waspada dan menjaga lingkungan di musim kemarau, jika tak ingin terjadi mu-sibah kebakaran. Giri Putra mengaku belum tahu persis apa sejatinya penyebab terbakarnya 5 pura di Desa Pakraman Abang Songan ini.

Yang jelas, emnurut Giri Putra, pihaknya kemarin langsung mengerahkan dua unit mobil pemadam Pemkab Bangli dan minta bantuan dari Gianyar serta Klungkung untuk mengatasi kebakaran pura di kawasan pegunungan Kintamani ini. "Kita juga tengah menunggu surat pernyataan tentang peristiwa kebakaran ini. Nantinya, kita berharap bisa beri bantuan sosial melalui pos tak terduga,” kata Giri Putra.(sumber)



Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b