Skip to main content

Body Painting Nusa Dua Fiesta 2015, Jeritan Alam di Tubuh Alika


Sejumlah model luar negeri berpose usaii dillukis tubuhnya dalam lomba body painting Nusa Dua Fiesta di kawasan BTDC Nusa Dua, Badung, Selasa (13/10/2015). 

Balibangol news, MANGUPURA - Dalam kurun waktu dua jam, tubuh putih Alika, wanita asal Jerman, berubah menjadi warna-warni.
Goresan-goresan seni yang didominasi oleh warna biru, oranye dan hitam, menyelimuti sekujur tubuhnya.
Bukannya tanpa makna. Karya seni yang digoreskan di tubuh Alika memiliki nuansa dan pesan tersendiri.
Sang pelukis, Samsul (47), ingin merespon dan mengungkap jeritan alam Indonesia yang kini banyak dirusak oleh tangan-tangan jahil tak bertanggung jawab.
Mulai dari kebakaran hutan, penambangan liar hingga perilaku-perilaku lain yang merusak alam.

Mengikuti kompetisi Body Painting menyemarakkan acara Nusa Dua Fiesta (NDF) 2015, Badung, Bali, Selasa (13/10/2015), Samsul ingin mengekspresikan keprihatinannya terhadap alam dalam bentuk karya.


Mengusung tema “Cintai Alam”, Samsul menyelaraskan karya seninya dengan tema besar yang diusung oleh NDF 2015, yakni "Love, Peace, Harmony".
Samsul menyebut makna warna hasil karyanya yang tergores indah di tubuh Alika.
Biru menggambarkan pepohonan dan tumbuh-tumbuhan.

Warna hitam dan oranye adalah api yang membakar hangus alam ini.
Menurutnya, hutan dan berbagai tanaman di alam sekitar kita adalah mahkota dari bumi ini.
“Ini spontanitas untuk mengungkapkan jeritan hati. Saya tersentuh dengan berbagai kondisi yang menyebabkan kerusakan alam yang makin marak terjadi saat ini,” ujar pria asal Lumajang ini.


Kasus penambangan liar seperti yang terjadi daerah asalnya menjadi salah satu yang disoroti Samsul.
Penambangan itu, diakui Samsul, merusak lahan pertanian penduduk lokal. Begitu juga dengan kabut asap yang sedang melanda di kawasan Sumatera dan Kalimantan.

“Hal-hal ini yang menginspirasi saya dalam karya seni saya hari ini. Saya ingin agar orang lebih peduli lagi terhadap apa terjadi di sekitarnya, apa yang terjadi dengan alam tempat tinggal kita,” tegasnya.
Pria yang meraih juara dua dalam kompetisi ini pun mengaku tidak mengalami kesulitan dalam hal teknis melukis di tubuh model.
Hanya  masalah waktu yang menurutnya kurang.
Pada kompetisi ini, para peserta harus merampungkan lukisan di tubuh model dalam waktu 90 menit.


“Kurang di waktu saja, coba bisa lebih lama sedikit. Mungkin sekitar tiga jam biar lebih maksimal. Kalau dari teknis sih tidak ya, karena saya sudah biasa,” ujar Samsul yang sudah tiga kali mengikuti event ini.
Tak hanya Samsul yang mengikuti kompetisi ini.

Sebanyak 16  peserta lainnya pun mengambil bagian dengan nuansa lukisan yang berbeda-beda di tubuh 16 model lainnya.
Seluruh model adalah warga negara asing. Kompetisi dimulai 14.00 wita dan rampung hingga proses penilaian pada pukul 16.00 wita. (sumber)



Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b