Skip to main content

Perang Api Dua Tahun Sekali di Desa Jasri Usir Sifat Bhuta Kala

Warga Desa Adat Jasri saat melaksanakan tradisi terteran atau perang api sehari sebleum Hari Raya Nyepi 

Balibangol news, KARANGASEM - Seluruh warga Desa Adat Jasri berkumpul di Jalan Ahmad Yani, Desa Adat Jasri, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Bali.
Mereka melaksanakan tradisi terteran atau perang api sehari sebelum Hari Raya Nyepi atau pengerupukan.
Mereka membawa janur yang nantinya akan dibakar dan dilempar.
Tradisi bertujuan mengusir sifat bhuta kala (kejahatan).
Mereka menggelar setiap dua tahun sekali yang sudah menjadi warisan dari nenek moyang dilakukan secara bersama dan kompak.
Sebelum mengelar terteran perang api sebagian warga Desa Jasri berkeliling desa untuk mengiring bhatara yang tedun (turun) di rumah pemangku.
Usai mengiring warga menggelar pecaruan di Pantai Jasri.

Tujuan memohon pertolongan dan keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Saat pulang upacara pecaruan sebagian pemedek yang datang dari arah selatan (Pantai Jasri) ditunggu sebagian warga yang berkumpul di bagian utara.
Sampai di pertigaan Jalan Ahmad Yani, rombongan pengiring langsung dilempar dengan daun kelapa yang dibakar.
Prosesi Terteran dilakukan sebanyak tiga sesi.
Menurut I Nyoman Sutirtayasa, jangan sampai sifat, prilaku butakala masuk ke desa.
Oleh karena itu, warga yang datang dari pantai dilempar dengan janur sampai di pertigaan.
Sebelum tradisi Terteran dilaksanakan dulu rumah warga sering diketuk wong samar atau makhluk halus.

Akhirnya nenek moyang Desa Jasri melaksanakan tradisi Terteran.
Hingga kini, tradisi yang berlangsung malam hari ini dipertahankan dan khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan jika tidak melaksanakan tradisi tersebut.
Saat tradisi Terteran, semua pengunjung dan pemedak dilarang menyalakan lampu atau cahaya handphone.
Saat saling lempar api di area itu gelap gulita.
Usai acara Terteran, lampu kembali dinyalakan seperti biasa.
(Cp-bali.tribunnews.com)


Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b