1 June 2016

Anjing Liar, 11 Warga Jadi Korban Di Dua Banjar Oleh 1Anjing

Korban I Made Tinggal saat mendapatakan tanganan SAR di BRSUD Tabanan, Selasa (32/5). 

Balibangol news, TABANAN, Ada salah satu korban yang digigit anjing mulai bagian kaki, tangan, sampai kelopak mata dan sempat terseret sejauh 2 meter, hingga harus dirawat intensif di RSUD Tabanan.
Seekor anjing liar yang dinyatakan positif rabies bikin petaka di Desa Jatiliwih, Ke-camatan Penebel, Tabanan. Bayangkan, hanya dalam tempo dua hari, anjing tersebut menggigit 11 warga Desa Jatiluwih di dua banjar berbeda. Satu di antara 11 korban tergigit anjing liar ini masih dirawat di RSUD Tabanan, Selasa (31/5).

Dari 11 warga Desa Jatiluwih yang digigit anjing yang sama ini, 4 orang di antaranya tinggal di Banjar Jatiluwih. Mereka semuanya perempuan, masing-masing Ni Nengah Wastini, 54, Ni Nengah Darmawanti, 45, Ni Wayan Catur dan 64, dan Ni Wayan Manik, 26. Keempat perempuan asal Banjar Jatiluwih ini diserang anjing yang sama, Minggu (29/5).

Sehari kemudian, Senin (30/5), anjing yang sama kembali menyerang 7 warga di Banjar Gunung Sari, Desa Jatiluwih. Para korban di hari kedua masing-masing I Made Murdiana, 32, I Made Tinggal, 70, Ni Ketut Rakin, 59, Ni Ayu Pujianta, 43, I Made Budiastra, 54, I Kadek Mardikayasa, 50, dan Ni Made Suratni, 69.

Empat (4) orang dari 11 korban tergigit anjing di Desa Jatiluwih ini dinyatakan dalam kondisi risiko tinggi, karena lukanya cukup parah. Mereka terluka di beberapa bagian tubuhnya, masing-masing I Made Murdiana, I Made Tinggal, Ni Ketut Rakin, dan I Kadek Mardikayasa. Mereka sudah mendapatkan Serum Anti Rabies (SAR), sementara 7 korban lainnya mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).

Informasi di lapangan, begitu digigit anjing, para korban secara bergantian dibawa keluarganya ke bidan terdekat dan Puskesmas Penebel. Ada pula yang dirujuk ke RSUD Tabanan. Sedangkan anjing liar penebar petaka tersebut sudah langsung dibunuh petugas dan warga, pasca serangan hari kedua, Senin sore.

Kepala Desa (Perbekel) Jatiluwih, I Wayan Kartika, menyatakan anjing penebar petaka ini merupakjan heewan liar alias tidak ada pemiliknya. Anjing tersebut sudah dimusnahkan. “Sedangan 11 warga kami yang tergigit anjing tersebut sudah mendapatkan SAR dan VAR,” ungkap Perbekel Wayan Kartika saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.

Sementara itu, dari 11 korban tergigit anjing, yang mengalami luka terparah adalah I Made Tinggal. Pria berusia 70 tahun yang tinggal di Banjar Gunung Sari, Desa Jatiluwih ini mengalami luka gigitan di tangan kanan, tangan kiri, kaki kanan, bahkan hingga kelopak mata. Saking kerasnya gigitan, tangan kanannya sampai mengelupas.

Menurut anak korban, I Nengah Sumidra Yasa, 40, ayahnya ini digigit anjing liar, Senin pagi sekitar pukul 06.30 Wita. Kelopak mata ikut tergigit, karena korban Made Tinggal langsung jatuh setelah diserang di bagian kaki dan tangan. Nah, saat jatuh itulah, anjing kembali menggigit kelopak matanya.

Ketika musibah terjadi, korban Made Tinggal baru selesai buang air kecil setelah bangun tidur. Korban kemudian langsung duduk di teras rumahnya. Tiba-tiba, muncul anjing warna kuning kemerahan masuk ke rumahnya di Banjar Gunung Sari, lalu menggigit lutut korban.

“Bapak saya (Made Tinggal) sempat berteriak dan berupaya melawan anjing meng-gunakan tulud (alat perataan tanah sawah, Red). Namun, karena sudah tua, Bapak saya tidak mampu menghadapi ganasnya anjing tersebut,” cerita Nengah Sumidra Yasa kepada NusaBali, Selasa kemarin.

Sumidra Yasa memaparkan, anjing liar tersebut bukan hanya menggigit ayahnya, tapi juga sempat menyeret korban Made Tinggal sejauh 2 meter. Korban terseret sampai ke luar rumahnya. Saat musibah terjadi, Sumidra Yasa sedang ke ladsang, sementara di rumah ada anaknya, Ni Kadek Yuliantina, 19 (cucu korban) yang sedang terbaring sakit.


Beruntung, ada tetangga yang menolong korban Made Tinggal dan membawanya berobat ke bidan terdekat sekitar pukul 07.00 Wita. Oleh bidan setempat, korban Made Tinggal dirujuk ke Puskesmas Penebel 1. Namun, karena lukanya cukup parah, korban Made Tinggal akhirnya dirujuk ke RSUD Tabanan. Hingga Selasa kemarin, korban tergigit anjing liar ini masih dirawat di RSUD Tabanan.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, me-ngatakan pihaknya sudah langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk meminta SAR, setelah mendapatkan laporan mengenai adanya kasus 11 warga Desa Jatiluwih tergigit anjing liar. Apalagi, anjing penebar petaka itu diketahui positif rabies. "Kalau stok VAR, kami punya. Tapi, untuk SAR biasanya disediakan provinsi," jelas dr Suratmika.

Sedangkan Kadis Peternakan Tabanan, I Wayan Kotio, menyatakan di kawasan terjadinya kasus gigitan anjing ini sebelumnya telah dilakukan vaksinasi massal. Namun, anjing yang menggigit 11 warga Desa Jatiluwih adalah anjing liar yang diduga hidup di kebun, sehingga tidak terjangkau vaksinasi massal.

Untuk itu, kata Wayan Katio, rencananya petugas Dinas Peternakan rencananya akan melakukan eleminasi selektif anjing di tiga banjar kawasan Desa Jatiluwih, Rabu (1/6) ini. Termasuk di dua banjar di mana 11 warga tergigit anjing liar, yakni Banjar Jatiluwih dan Banjar Gunung Sari. "Kejadian gigitan ada di dua banjar, tetapi kami juga akan sisir banjar terdekat," tandas Wayan Katio, Selasa kemarin.

Wayan Kotio mengingatkan masyarakat selalu waspada, terlebih Bali belum bebas dari rabies, sehingga kemungkinan rabies menjangkiti liar masih besar. Masyarakat pun diimbau memelihara anjing dengan baik, tidak meliarkan anjingnya. Memelihara dimaksud, antara lain, dengan dikandangkan dan divaksin secara teratur. "Jangan biarkan anjing jadi liar,” katanya.

sumber-nusabali.com

No comments:

Post a Comment

Mecingklak, Permainan Anak SD Tahun 90an Yang Habis Dimakan Jaman

Foto mecingklak Balibangolnews,- Mecingklak merupakan sebuah permainan menggunakan batu krikil yang dilakukan oleh satu orang atau le...