Skip to main content

Kenapa Barong Disebut Betara? Ini Alasannya.

Barong sebagai Pelindung Desa 

Foto- Krama Langkan Melasti
Balibangol news, BUDAYA,- Banyak yang masih merasa kebingungan mengenai Betara Itu sendiri, dalam kepercayaan umat Hindu Bali Betara itu adalah segala sesuatu yang mereka yakini mempunyai kekuatan Magis atau simbul sebuah tempat suci sebagai Betara itu sebenarnya dalam penyebutan beberapa manifestasinya tuhan (Ida Sanghyang Widhi Wasa), karena umat hindu hanyalah mengakui satu Tuhan yaitu Ida Sanghyang Widhi wasa namun dalam implementasi sehari hari banyak umat yang menginflementasikan tuhan sebagai banyak manifestasi dalam perujudannya disebut berbeda beda seperti ketika kita bersembahyang di merajan kita menyebutnya Betara Guru dan juga ditempat2 lain semisal kita dalam menyungsung Due Barong di Pura.

Apakah Barong adalah Betara?

Barong adalah simbol daiwi sampad, dan rangda adalah simbol asuri sampad. Keduanya merupakan rwa-bhineda yang ada di jagat raya ini.

Jadi apa itu sebetulnya arti dari Betara?

Nah arti Betrara itu sendiri adalah yang "melindungi" jadi kekuatan kekuatan spiritual yang ada di dalam pura itu mereka sebut dengan Betara karena mereka melindungi kita dari mala bahaya, wabah penyakit.

Dan mungkin banyak dari kalian juga sering mendengar nama-nama Raja terdahulu juga disebut Betara, jadi sesuai dengan artinya mereka adalah yang nelindungi rakyatnya atau panjaknya pada masa terdahulu.

Jadi gimana masih bingung?

Dan ini sedikit penjelasan mengapa barong disebut Betara hasil petualangan yang dikutif dari sumbernya:

Umat Hindu di Bali memuja Sanghyang Widhi melalui barong dengan maksud agar selalu diberi kekuatan untuk mewujudkan dan memenangkan daiwi sampad, namun juga tidak lupa memohon agar terhindar dari bahaya-bahaya asuri sampad melalui rangda sebagai sarana pemujaan.

Barong dan rangda mulai dikenalkan di Bali sekitar abad ke-11, setelah kedatangan Mpu Kuturan. Sebagaimana diketahui kedatangan beliau ke Bali tidak membawa istrinya yang bergelar: Rangda Nata Ing Dirah (rangda = janda, nata = bertempat tinggal, ing = di, Dirah = nama tempat).

Istri beliau itu berbeda paham dengan Mpu Kuturan, di mana Rangda Nata Ing Dirah lebih cenderung ke sekte Bhairawa, sedangkan Mpu Kuturan ke sekte Siwa-Budha. Perbedaan paham/ aliran ini kemudian diwujudkan dalam barong dan rangda.

Pertempuran antara barong (daiwi sampad) dengan rangda (asuri sampad) tidak pernah berakhir dan tidak pernah ada yang kalah atau menang, karena keduanya adalah rwa-bhineda, dua tetapi satu, demikianlah hakekat kehidupan manusia di dunia.
Barong dan rangda tidak disebut Tuhan/ Sanghyang Widhi, tetapi sebagai Simbol/ Niyasa seperti yang diuraikan di atas.
(Wiyana)

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b