Skip to main content

Seni Topeng Bali ,Dari Hiburan Hingga Ritual


Di Bali Topeng bukan hanya sekadar seni tari belaka, tetapi topeng juga menjadi pelengkap dalam ritual keagamaan karena itu sering juga disebut dengan topeng wali.
Sumber foto-www.mascasia.fr
Balibangol news, BUDAYA,- Siapa yang tidak mengenal Topeng?. Di Bali Topeng dipentaskan hhampir di setiap Pura pada saat odalanTopeng berarti penutup muka yang terbuat dari kayu, kertas, kain atau bahan lainnya dengan bentuk yang berbeda-beda. Dari yang berbentuk wajah dewa-dewi, manusia, binatang, setan dan lain-lainnya. Di Bali topeng juga adalah suatu bentuk dramatari yang semua pelakunya mengenakan topeng dengan cerita yang bersumber pada cerita sejarah yang lebih dikenal dengan Babad.
Dalam membawakan peran-peran yang dimainkan, para penari memakai topeng penuh (yang menutup seluruh muka penari), topeng setengah (yang menutup hanya sebagian muka dari dahi hingga rahang atas termasuk yang hanya menutup bagian dahi dan hidung). Semua tokoh yang mengenakan topeng penuh tidak perlu berdialog langsung, sedangkan semua tokoh yang memakai topeng setengah memakai dialog berbahasa kawi dan Bali .
Tokoh-tokoh utama yang terdapat dalam dramatari Topeng terdiri dari Pangelembar (topeng Keras dan topeng tua), Panasar (Kelihan – yang lebih tua, dan Cenikan yang lebih kecil), Ratu (Dalem dan Patih) dan Bondres (rakyat). Drama tari topeng yang ada di Bali, yang terus berjalan dan berkembang, berubah sejalan dengan perubahan nilai nilai artistik, sosial, dan kultural dari masyarakat Bali .
Kemampuannya beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat pendukungnya telah membuat drama tari topeng ini hingga kini mendapat tempat yang cukup istimewa di hati masyarakat, khususnya Hindu yang ada di Bali maupun orang Bali yang ada di luar Bali .
Sebelumnya perlu kiranya diketahui, seni pertunjukan mempergunakan topeng di Bali sudah berkembang sejak zaman pemerintahan raja Jaya Pangus sekitar abad X. Dalam kumpulan prasasti Jaya Pangus ini sudah ditemui beberapa istilah-istilah seperti: atapukan yang artinya pertunjukan yang mempergunakan alat-alat penutup muka (topeng).

BACA JUGA JENIS-JENIS TOPENG
Selain itu, di Bali ditemukan beberapa buah prasasti yang memuat tentang kesenian topeng, salah satunya adalah prasasti Bebetin (tahun 896 Masehi), yang menyebutkan pertunjukan topeng sebagai atapukan. Di samping itu keberadaan topeng juga disebutkan dalam prasasti Blantih sekiktar tahun 1059 masehi.
Selain itu, ada juga prasasti tentang petopengan yaitu prasasti Ularan Plasraya. Dalam prasasti itu diceritakan tentang Pemerintahan Dalem Waturenggong di Gelgel antara tahun 1460-1550. pada masa itu Dalem Waturenggong berniat  menaklukan Kerajaan Blambangan. Dikirimlah pasukan tentara di bawah pimpinan Ki Patih Ularan dan ditemani I Gusti Jelantik Pesimpangan. Dalam pertempuran tersebut Sri Dalem Juru, Raja Blambangan, kepalanya dapat dipenggal dan Blambangan dapat ditaklukan. Sebagai bukti telah menaklukan Blambangan dirampaslah beberapa barang, di antaranya dua buah gong, satu keropang Wayang Gambuh dan satu peti topeng.
Pada masa pemerintahan Wirya Sirikan, sekitar tahun 1879 oleh I Gusti Jelantik, topeng yang jumlahnya 21 buah itu dipindahkan   ke Blahbatuh, kini topeng-topeng itu disimpan di Pura Penataran Topeng yang berada di Blahbatuh, Gianyar. Dari 21 buah topeng tersebut, enam di antaranya yang memakai canggem sebagai alat memegang, topeng itulah yang diperkirakan berasal dari Jawa, karena sebagin besar topeng Jawa menggunakan canggem.
Di Bali selain topeng yang di Blahbatuh, juga terdapat juga topeng sakral di daerah Ketewel, Sukawati, yaitu topeng Sang Hyang atau Sang Hyang Topeng. Topeng ini bermuka wanita sehingga disebut Topeng Widyadari atau Bidadari,. Topeng itu ada tujuh buah, yaitu topeng Widyadari Kendran, Nilotama, Gagar Mayang, Sulasih, Gudita, Supraba dan Aminaka.
Di Desa Trunyan terdapat  Topeng Brutuk yang sering disebut Batara Brutuk. Di Desa Trunyan sebuah pura bernama Pura Pancering Jagat. Di pura itu terdapat sebuah patung besar tanpa busana setinggi empat meter yang bernama Bhatara Datonta atau Batara Ratu Pancering Jagat. Batara Ratu Pancering Jagat memiliki sebanyak 21 orang unen-unen dalam bentuk topeng yang dinamakan topeng Brutuk. Wajah topeng-topeng itu menyerupai topeng-topeng primitif, matanya besar dengan warna putih atau coklat, diduga peninggalan kebudayaan pra-Hindu Bali . Topeng-topeng Brutuk itu ditarikan oleh anggota sekaa taruna. Sebelum menari para taruna harus melewati proses sakralisasi selama 42 hari.


Selain itu, terdapat jugaBarong yang merupakan topeng yang berwujud binatang, mitologi yang memiliki kekuatan gaib dan dijadikan pelindung masyarakat Bali. Barong Ket juga dianggap sebagai manifestasi dari Banaspati Raja, atau Raja Hutan. Orang Bali menganggap seekor Singa sebagai Raja Hutan yang paling dahsyat. Dalam pementasan tari Barong, figur Barong Ket dijadikan lambang kemenangan dan Rangda merupakan pihak yang kalah. Namun di luar konteks seni pergelaran, kedua figur itu disandingkan sebagai pelindung masyarakat. Selain Barong Ket, di Bali terdapat beberapa jenis Barong lainnya, seperti Barong Bangkal, Barong Gajah, Barong Macan, dan Barong Asu.
Ada juga Barong Landung dari segi wujudnya berbeda dengan barong-barong lainnya di Bali. Barong Landung diduga manifestasi dari perkawinan Dalem Balingkang (Jaya Pangus) dengan Putri Cina bernama Kang Ching Wie. Perkawinan itu tidak direstui oleh Bhatari Batur, yang kemudian mempralina keduanya. Sebagai tonggak peringatan, maka keduanya diwujudkan ke dalam pratima kecil dan disembah di Pura Batur. Sebagai wujud besarnya, kedua pratima itu dibuat dalam bentuk Barong Landung, laki-laki dan perempuan, Jero Gede dan Jero Luh.
Barong Dingkling atau Wayang Wong disebut juga Barong Blas-blasan. Ciri khas penampilan Barong Dingkling adalah meloncat-loncat dan kemudian berpisah-pisah satu sama lain untuk mencari sasarannya. Barong Dingkling yang tapelnya berupa topeng-topeng wanara seperti Sugriwa, Anoman, Anggada, Menda, dan Jumawan, merupakan tari penolak bala dan hama. Setiap tokoh itu mengusir hama-penyakit. Para wanara yang meloncat-loncat keriangan, dengan bunyi-bunyi ngore seperti monyet, menggetarkan pohon-pohon kelapa pertanda ritual pembersihan dilakukan.
Ada juga topeng Rangda, nama lain dari Calonarang — janda dari Desa Girah (Dirah) yang mempraktekkan desti (ilmu hitam) berwujud sebuah topeng yang sangat mengerikan. Biasanya menggambarkan sifat kejahatan dalam dramatari Calonarang. Rangda sebagai sungsungan (sakral) hampir tak pernah dipisahkan keberadaannya dengan Barong Ket. Keduanya distanakan sebagai makhluk dahsyat yang bisa memberi perlindungan kepada masyarakat penyungsungnya. Hampir setiap desa di Bali memiliki kedua tokoh ini yang sebagai penjaga keselamatan desa.
Yang terakhir adalah Topeng Babad yang menggunakan babad sebagai sumber lakonnya. Ada dua jenis Topeng Babad yaitu Topeng Pajegan dan Topeng Panca. Topeng Pajegan dimainkan seorang penari (aktor) yang sendirian menarikan 8-12 tokoh berbeda dalam sebuah pementasan. Topeng Pajegan disebut juga Topeng Wali, karena ia berfungsi untuk sarana upacara keagamaan dan dipentaskan sejajar dengan Wayang Lemah. Sedangkan Topeng Panca dipentaskan oleh lima orang penari. (sumber)

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b