Skip to main content

SHALAT GERHANA, PECALANG ANTAR UMAT MUSLIM KE MASJID

160309i

Shalat gerhana yang dilakukan umat muslim terkait peristiwa Gerhana Matahari Total yang melintasi wilayah Indonesia berjalan dengan lancar. Pecalang dilibatkan untuk mengantarkan umat menuju Masjid.

160309hBalibangolnews Singaraja, Peristiwa gerhana matahari total yang ditandai oleh umat muslim melakukan shalat gerhana, Rabu (9/3/2016) berjalan dengan lancar. Umat muslim yang melakukan shalat menuju masjid terdekat diantar oleh pecalang, seperti terlihat saat sejumlah warga menuju masjid Nurul Mubin di Kelurahan Kampung Singaraja.
Pelaksanaan shalat gerhana yang bertepatan dengan Hari Suci Nyepi tersebut dilakukan umat muslim di Kabupaten Buleleng, namun dalam pelaksanaan kegiatan itu tidak dilakukan secara terpusat dan tanpa mengunakan pengeras suara.
Ketua I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buleleng, Haji Muhammad Maksum Amin, mengatakan rangkaian kegiatan shalat gerhana bertepatan dengan Hari Suci Nyepi, namun dari kesepakatan pada Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dilakukan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
“Tidak semua melakukan, karena shalat gerhana itu merupakan hukumnya adalah sunnah, sunnah Mu’akkad, tapi di Kabupaten Buleleng tetap akan mengadakan shalat gerhana sekalipun pada hari itu, pada hari nyepi, tapi dengan secara toleransi antar umat beragama kami tetap akan menghargai saudara kita yang sedang melaksanakan hari raya nyepi,” ujar Maksum Amin.
Shalat gerhana dilakukan secara tersebar pada sejumlah masjid saat berlangsungnya gerhana matahari total, warga muslim-pun saat menuju masjid dan meninggalkan masjid diantar sejumlah pecalang, bahkan terlihat kerukunan beragama diantara umat muslim dan hindu yang tetap memegang sebuah toleransi beragama. “Tidak tidak dipusatkan di satu tempat, kami dari MUI menyarankan dilaksanakan di masing-masing tempat supaya tidak menganggu aktivitas saudara kita yang sedang melaksanakan hari raya Nyepi,” tegas Maksum Amin.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat melepas ogoh-ogoh di malam pengerupukan berharap dengan shalat gerhana yang dilakukan umat muslim mampu meningkatkan toleransi beragama di Buleleng, namun langkah antisipasi harus tetap dilakukan oleh pecalang sebagai ujung tombak pengamanan saat Hari Suci Nyepi.
“Nyepi kali ini agak berbeda karena nyepi kali ini dibarengi dengan gerhana matahari dan ada kesepakatan di Forum Komunikasi Umat Beragama bahwa, diberikan sembahyang ke masjid terdekat dan saya harapkan pecalang untuk mengawal ini dengan baik agar tidak liar jadi, kadang-kadang disusupi, memancing ini kan tidak baik, harapan saya sih, apa yang telah disepakati, toleransi yang diberikan dijaga dengan baik bersama-sama” tegas Agus Suradnyana.
Shalat gerhana yang dilaksanakan umat muslim sebagai salah satu cara mensyukuri nikmat khususnya fenomena alam gerhana matahari yang sangat langka terjadi sebagai bentuk kekuasaan Tuhan sejalan dengan Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahkan terdapat suatu riwayat yang menceritakan bahwa telah tejadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yaitu pada wafatnya Ibrahim (Putra Nabi). Saat itu, berdasarkan riwayat tersebut orang-orang kemudian berkata bahwa terjadinya gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim atau putra Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Atas adanya anggapan tersebut, maka kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda “sesungguhnya matahari dan bulan itu tidak gerhana karena wafatnya seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Maka apabila kalian melihat (kejadian gerhana) maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah.”
Sementara, umat hindu dengan peristiwa gerhana matahari total yang bertepatan dengan nyepi, merupakan hal yang istimewa, dimana fenomena alam itu terjadi bertepatan dengan umat hindu melakukan Catur Berata Penyepian, bahkan umat hindu sendiri melakukan persembahyangan khusus terkait Gerhana Matahari itu dengan menghaturkan Guru Piduka yang dilakukan saat rangkaian pelaksanaan pecaruan di masing-masing desa pakraman atau sehari sebelum peristiwa gerhana matahari tersebut.(sumber)

Was This Post Helpful:
0 votes, 0 avg. rating

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b