Balibangol news, DENPASAR, - Seperti apa yang telah menjadi tradisi di Bali bahwa setiap ada kejadian apalagi sampai timbulnya pertumpahan darah atau darah bercecer ke bumi itu berarti perlu ada sebuah upacara seperti apa yang dilakukan masyarakat di bekas penangkapan Bule ini.
Warga menggelar ritual “Ngulapin” di lokasi terbunuhnya mantan petarung Mixed Martial Arts (MMA) asal Perancis, Amokrane Sabet (46) di Banjar Tegal Gundul, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali.
Ngulapin adalah ritual upacara secara Hindu supaya arwah yang terbunuh di tempat itu pergi bersama jasadnya.
Salah satu warga setempat, Luh Rentadi memberikan penjelasan, ritual tersebut dilaksanakan warga adat setempat yang bertanggung jawab atas wilayah ini.
“Warga banjar yang ritual Ngulapin. Ya, biar arwahnya nggak nempel di tempat itu,” ujar Luh Rentadi, Badung, Bali, pada Selasa (3/5/2016).
Rentadi menjelaskan, rumah tinggalnya bersebelahan dengan vila yang ditinggali Amokrane. Amok, panggilan akrab Amokrane, tinggal sudah cukup lama dan memang sering membuat keresahan masyarakat sekitar.
“Benar, kalau naik mobil, musiknya keras sekali sambil manggut-manggut. Nih, di kafe sebelah ini sering nggak bayar, tapi kalau beli di warung saya pasti bayar,” imbuhnya.
Bahkan, Rentadi bercerita bahwa Amok pula sering beli sate ayam gerobak dorong dan tidak membayar. Warga sekitar yang telah dibuat resah akhirnya melaporkan Amok ke Polsek Kuta Utara dan ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat panggilan, tetapi dirobek.
Akhirnya, sampai kejadian kemarin, Amok tewas ditembak karena melawan dengan menggunakan senjata tajam sampai menewaskan satu polisi.
Kedua jenazah kini berada di RS Sanglah Denpasar.(sumber)
No comments:
Post a Comment