Skip to main content

GURU BESAR IPB, NASIB PETANI TERJEPIT, SEPERTI LAMPU MERAH GELAP



Jakarta - Guru Besar Institu‎t Pertanian Bogor (IPB) bidang Pertanian Dwi Andreas Sentosa memaparkan, kondisi petani di Indonesia yang semakin terjepit, dan semakin sulit digambarkan seperti lampu merah gelap. Swasembada pangan sulit dicapai.

"Saya pesimistis (Indonesia bisa swasembada pangan). Bagi saya bagaimana menjamin kepentingan petani kecil. Kita fokus petani di mana 20-30 tahun terakhir ini diabaikan. Jadi kondisinya sudah lampu merah gelap," tekannya dalam diskusi 'Pangan Kita' di Restoran Bumbu Desa Cikini, Jakarta, Senin (25/5/2015).

Yang pertama dari sisi upah. Rata-rata upah petani per bulannya hanya Rp 1,030 juta. Nilai upah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata upah buruh ‎di dalam negeri.

"Padahal inflasi sudah mencapai 21% dalam 3 tahun terakhir," katanya.

Kondisi lainnya adalah pertumbuhan lahan areal tanam padi yang jauh lebih rendah dari pertumbuhan areal perkebunan seperti sawit. Hal ini mengindikasi bila pemerintah lebih memperhatikan sektor perkebunan dibandingkan pertanian.

"Perluasan perkebunan selama 25 tahun, meningkat 144%. Sedangkan sawah hanya meningkat 2,6%‎," tuturnya.

Kemudian masalah lain yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah rendahnya harga tebus gabah kering giling (GKG) di tingkat petani. Menurut survei yang dilakukan IPB, harga tebus GKG petani lebih rendah dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.700/kg. Belum lagi masalah-masalah klasik seperti tidak disalurkannya subsidi benih hingga pupuk ke tangan petani.

"Petani tidak pernah menjual beras dan gabah, dipanen pengepul karena tidak memiliki fasilitas pengeringan. HPP Rp 3.700/kg pemerintah tidak pernah terjadi di petani. Harganya hanya Rp 3.000-3.400. kami melihat pemerintah harus berupaya untuk bekerja keras memikirkan ini‎," jelasnya.

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b