Skip to main content

JEMBRANA, LUMPUH, MANTAN BENDESA DIBANTU KURSI RODA




Ketut Westen (67) mantan Bendesa Pekraman Mendoyo Dangin Tukad tidak dapat menyembunyikan rasa harunya. Pria yang juga sebagai pemangku di Pura Puseh Desa Mendoyo Dangin Tukad ini menerima bantuan kursi roda yang di serahkan langsung oleh Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan di rumahnya sebulan yang lalu. Westen mengalami kelumpuhan akibat gangguan saraf yang dialaminya sejak 1992.

Didampingi istrinya Wayan Kanten (60), Westen bercerita awalnya dia menderita tekanan darah tinggi yang berujung kesemutan di kakinya. “Dulu di diagnose dokter akibat gangguan saraf, beberapa lama kemudian sering kesemutan di bagian kaki. Saya pernah terjatuh dua kali di halaman rumah dan di teras akibat kesemutan itu. Lama kelamaan kakinya terasa lemas dan akhirnya sama sekali tidak bisa di gerakkan” cerita pria beranak empat itu.

Untuk kegiatan sehari – hari, sang istrilah yang sangat membantunya. “Bersyukur tiang memiliki istri yang tetap setia mengurus segala keperluan saya” ujar Westen. “Dan saya mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Jembrana khususnya pak Wabup yang sudah membantu kursi roda. Saya berharap dengan bantuan ini bisa membantu berbagai kegiatan saya dan menambah semangat saya untuk sembuh” imbuhnya.

Wabup Kembang pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa setiap tahun Pemkab Jembrana menganggarkan 30 kursi roda dan 10 tongkat ketiak untuk warga masyarakat yang mengalami disabilitas. “Jadi jika ada warga yang memerlukan kursi roda bisa langsung melaporkan ke Dinas Kesosnakertrans” kata Kembang.
Kembang berharap dengan bantuan kursi roda yang di berikan untuk Ketut Westen bisa menambah semangat dalam menjalani hidupnya. ”Dengan kursi roda ini mudah mudahan bisa membantu aktivitasnya, dengan begitu beliau bisa lebih semangat dan bisa sembuh tentunya” pungkas Kembang.(hms/jembrana)

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b