Skip to main content

TRADISI PERANG KETUPAT


Tradisi perang ketupat di Desa Adat Kapal Mengwi Badung - Bali
Photo ilustrasi

Sebelum kita melanjutkan ke jenis fungsi dan cara pembuatan ketupat ada baiknya kita melongok dulu tradisi yang berkaitan dengan ketupat yang dilaksanakan masyarakat di Bali sebagai salah satu warisan budaya leluhur yang masih dikemas dalam upacara adat.
Mari kita simak sejenak dan hayati berapa pentingnya budaya- budaya seperti ini tetap lestari sebelum kita membaca kembali membaca berita-berita Politik dan berita berita harian

Warga Desa Adat Kapal, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali mempunyai tradisi ritual yang khas dan unik yang disebut tradisi perang ketupat. Tradisi turun temurun yang tidak bisa ditemui didaerah lain di Pulau Dewata itu tentu saja menjadi tontonan warga dan wisatawan mancanegara.
Sebagai salah satu Desa Adat di Bali yang terletak di daerah perkotaan seperti Desa Adat Kapal yang sampai saat ini masih mampu mempertahankan kebudayaannya adalah hal yang sangat membanggakan itu adalah merupakan salah satu identitas desa yang akan diwariskan nanti kepada anak cucu.
Sebelum perang ketupat dimulai, seluruh warga desa terlebih dahulu sembahyang bersama dipura setempat. Usai berdoa, ratusan warga kemudian saling berhadap-hadapan dan mereka bersiap untuk berperang. Begitu aba-aba diberikan, mereka kemudian langsung bertempur. Saling lempar kelompok yang berhadapan dengan amunisi ketupat. Meski hanya tradisi, namun mereka seperti berperang sungguhan, ada yang menyerang, ada pula yang bertahan. Ribuan ketupat melayang di udara. Bahkan tak sedikit peserta yang terkena lemparan ketupat. "Perang ketupat ini tiap tahun digelar. Kami menjaga tradisi ini. Dalam tradisi ini tidak ada marah dan dendam. Tradisi ini tentu saja menjadi perhatian warga dan daya tarik tersendiri wisatawan mancanegara. Bahkan, tak sedikit wisatawan yang menyaksikan terkena lemparan dan mereka ikut balik melempar ke kerumunan peserta. Uniknya, usai berperang para peserta dari kedua belah pihak yang tadi berperang kemudian bercengkrama dan saling bersalaman. Selanjutnya, mereka pun ramai-ramai membersihkan jalan raya yang dipakai sebagai arena perang yang dipenuhi dengan ketupat. Perang ketupat yang sering disebut juga dengan Aci Rah Pengangon ini merupakan bentuk ungkapan terima kasih dan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada sang pencipta Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala limpahan rezekinya. Upacara ini merupakan salah satu peninggalan dari leluhur masyarakat Bali yang masih dipertahankan hingga kini dan dirayakan secara konsisten dari generasi ke generasi. Upacara perang ketupat ini pertama kali diadakan pada abad ke-13 Masehi.
Di luar daerah Bali juga ada tradisi perang ketupat seperti di daerah Bangka dan tempat-tempat lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b