Balibangol news, BUDAYA,- Mungkin banyak dari kita yang kurang menyadari keistimewaan hari suci ini, keistimewaan terletak pada pelaksanaan upacara yang hanya dilakukan setengah hari saja.
Pagi hari pada waktu suasana alam masih relatif tenang, merupakan saat yang sangat tepat untuk melakukan Meditasi. Karena itu kita melakukan Puja Tri Sandya pada pagi hari atau saat Brahma Muhurta. Suasana hening menghasilkan Ka – Uningan untuk memperoleh jnana yang baik, suatu pengetahuan suci spiritual.
Pengetahuan yang kita miliki bisa diperoleh dengan tiga cara yang disebut dengan Tri Pramana yaitu :
a. Agama Pramana : Mendengarkan ajaran para Guru yang diajarkan secara oral.
b. Anumana Pramana yaitu dengan menggunakan akal, daya pikir dan logika kita.
c. Pratyaksa Pramana yaitu dengan melihat langsung hal hal yang bersifat rohani.
Hari raya Kuningan perlu untuk diperingati setiap enam bulan sekali masih dalam rangkaian Galungan, hari suci yang diperingati setiap enam bulan sekali dalam kalender bali ini bermakna agar kita Ka-uningan untuk memperoleh pengetahuan dharma (samya jnana) yang berupa Tattwa. Hal ini bisa diperoleh dengan menggunakan Dasendriya yaitu Panca Budhindriya dan Panca karmendriya yang juga disimbulkan dengan adanya 10 hari antara hari Galungan dan Kuningan.
Hasil akhir yang ingin dicapai adalah tercapainya Suddha Jnana yaitu pikiran suci, untuk menjadi orang yang Jayabaya yakni orang yang menang dalam menghadapi semua halangan, rintangan serta marabahaya.
Kita selalu diharapkan untuk menggali ke dalam diri masing masing sesuai dengan makna kajeng Kliwon yang juga terletak di tengah pangider ider. Jadi hendaknya kita kembali ke dalam diri yang sejati sebagaimana tujuan hidup kita yakni Moksatham ja gadhita ya Cai thi Dharma. Hari Kuningan merupakan momentum untuk mengingatkan kita untuk selalu mencari pengetahuan yang suci untuk mengenali diri kita yang sejati.
Hari Kuningan adalah hari payogan Hyang Widhi turun ke dunia dengan diiringi oleh para dewa dan pitara pitari. Hyang Widhi datang dengan melimpahkan karunia-Nya kepada umat manusia. Pada hari Kuningan umat hendaknya menghaturkan bakti dan memohon kesentosaan, keselamatan, perlindungan dan tuntunan lahir batin. Sesuai dengan namanya “Kuningan” sesajen yang dihaturkan pun harus dilengkapi dengan nasi berwarna kuning yang melambangkan kemakmuran. Hal ini bertujuan sebagai tanda terima kasih atas kesejahteraan serta kemakmuran yang dilimpahkan Hyang Widhi. Pada hari yang sama, umat juga membuat tamiang serta endongan yang dipasang di padmasana, merajan dan penjor.(wi/bb)
No comments:
Post a Comment