Sumber foto-bali-intern.de |
Balibangol news,BUDAYA,- Menjelang Galungan nampak para warga di Bali Sibuk mempersiapkan bahan Upakara dan salah satunya adalah Penjor, Penjor berasal dari kata Penjor, yang berarti Pengajum, atau Pengastawa, kalau dihilangkan huruf "J dan diganti Y" , menjadi kata benda yaitu Penyor yang berarti sebagai sarana untuk melaksanakan Pengastawa.
Di Bali ada dua jenis Penjor seperti tersebut di atas tadi,
yaitu Penjor untuk dekorasi/hiasan dan Penjor sakral/penjor yang menggunakan unsur lengkap (sanggah, padi, pala bungkah dan sebagainya). Penjor dekorasi/hiasan digunakan pada acara lomba desa, sedangkan Penjor sakral/penjor yang menggunakan unsur lengkap dipasang pada upacara keagamaan, seperti Galungan, dan piodalan/upacara di Pura. Penjor hiasan tidak berisi Sanggah penjor, pala bungkah,pala gantung dan porosan dan lain-lain. Sedangkan Penjor Sakral dihiasi dengan pala bungkah, pala gantung, lamak, sampiyan, jajan, dan sebagainya.
Penjor Galungan dipasang sehari sebelum Galungan, yaitu selasa wage wuku dungulan, yang disebut Penampahan Galungan, Penjor dipasang di lebuh didepan sebelah kanan pintu masuk pekarangan. Sanggah dan lengkungan Penjor mengahadap ke tengah jalan.
Penjor dibuat dari bambu yang ujungnya melengkung. Dihias dengan janur atau daun enau muda dan daun-daunan lain yang disebut pelawa. Perlengkapan Penjor adalah : Palabungkah / umbi-umbian seperti ketela rambat, Pala gantung,seperti buah kelapa, nanas, pisang. Palawija seperti jagung dan padi. Jajan dan sanggah Ardha Candra, lengkap dengan sesajen. Diujung penjor di isi sampiyan lengkap dengan porosan dan bunga. Sanggah Ardha Candra di buat dari bambu berbentuk segi empat dan atapnya melengkung setengah lingkaran.
Memasang Penjor bertujuan untuk mewujudkan rasa bakti dan sebagai ungkapan terima kasih kita atas kemakmuran yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan). Bambu yang melengkung adalah gambaran dari gunung tertinggi sebagai tempat yang suci, hiasan Penjor yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, jajan, dan kain adalahwakil dari semua tumbuh-tumbuhan dan benda sandang pangan, yang dikaruniai oleh Hyang Widhi Wasa (Tuhan).
Kalau dilihat dari bentuk, Penjor adalah lambang pertiwi (tanah) yang memberikan kehidupan dan keselamatan. Pertiwi (tanah) tersebut digambarkan sebagai dua ekor Naga, yaitu Naga Basuki, dan Ananta Bhoga. Selain itu penjor merupakan simbol gunung, yang memberikan keselamatan dan kesejahtraan.
Penjor galungan bersifat religius, yang mempunyai fungsi tertentu dalam upacara keagamaan, dan wajib di buat lengkap dengan kelengkapannya, membuat penjor untuk upacara memerlukan syarat tertentu, dan sesuai dengan Sastra Agama, agar tidak berkesan sebagai hiasan saja.
(Sumber)
No comments:
Post a Comment