Balibangol news, BADUNG – Perayaan Hari Raya Kuningan warga Desa Munggu, Mengwi, Badung, Sabtu (20/2/2016) mengelar tradisi Mekotek (Perang Kayu).
Bendesa Adat Munggu, Dewa Putu Budiana mengatakan, upacara ini dilaksanakan bertujuan memohon keselamatan kepada Tuhan Sang Hyang Widhi. Tradisi ini diikuti oleh ratusan pemuda yang saling adu kayu yang menghasilkan bunyi tek-tek.
“Upacara ini hanya kita lakukan saat perayaan hari raya Kuningan saja,”ujarnya.
Acara Mekotek ini hanya diikuiti warga dari 12 banjar, Desa Munggu, Mengwi, Badung. Tradisi Mekotek ini diawali dengan percikan air suci dari pemangku untuk para peserta agar selamat dan tidak mengalami luka-luka.
Mulai dari sana, para lelaki membawa kayu dengan ukuran 2-3 meter hingga membentuk gugusan. Salah satu pemuda yang memiliki keberanian disana ada yang naik gugusan untuk memberikan semangat kepada anggotanya yang ada dibawah untuk menyerang lawannya.
Mekotek ini seperti perang kayu, tradisi ini sudah menjadi warisan leluhur.
” Warisan budaya ini sudah kami lakukan sejak jaman peperang dulu. Mekotek sempat tidak digelar, namun beberapa orang desa Munggu meninggal,”paparnya.
Setiap peserta yang mengikuti upacara ini memakai baju adat lengakap, seperti udeng, baju putih, dengan bahawan endek (kain Bali). Yang mengikuti upacara ini dimulai dari umur 12 tahun hingga 60 tahun.
Salah satu warga Munggu, Nyoman Budi mengatakan, tradisi ini digelar setiap 6 bulan sekali, pada perayaan hari raya Kuningan.
“Tradisi ini merupakan warisan leluhur kita. Sebagai anak muda kita akan terus tetap melestarikannya,”ujarnya.
Dia menjelaskan, bangga memiliki tradisi yang mempererat persaudaraan antar banjar di desa Munggu.
“Dengan upacara ini kita juga bisa mempererat persaudaraan. Kita bisa saling kenal antar pemuda di banjar-banjar lainnya,”pungkasnya.
(sumber-beritajalanan.com)
No comments:
Post a Comment