Skip to main content

Dua Penjor bernada kritikan di Tegalalang, Gianyar, Bali


GIANYAR - Berbagai jenis kreasi penjor dibuat generasi muda untuk menyambut perayaan Galungan di Bali.
Ada yang tinggi menjulang, penuh pernak-pernak, megah sehingga membuat mata tercengang jika memandangnya.
Ada juga yang standar, berbahan seadanya, tampa dihiasi bling-bling ataupun tedeng aling-aling.
Namun di luar pakem penjor tersebut, ada penjor yang mampu mencuri perhatian.
Dua buah penjor yang tampak tidak seperti biasanya berdiri di Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali.
Di bagian punggung penjor dibubuhi seni instalasi berasal dari kalimat trendy yang selalu dilontarkan sejumlah orang Bali belakangan ini.
"Jaen Idup di Bali, yang artinya, enak atau asik hidup di Bali," kata I Wayan Wibawa Harta saat dihubungi, Selasa (14/7/2015).


Kalimat itu dirangkainya dari daun kelapa hingga membentuk huruf-huruf yang berjejer. Satu penjor lainnya yang berdiri berhadapan juga menuliskan sesuatu.
"Yen Suud Ngadol Tanah, yang berarti kalau berhenti jual tanah," begitu bacaan penjor kreasi Tu Bagus Palayuda.
Dua penjor tersebut seakan saling bercengkerama satu sama lain. Satunya melontarkan pernyataan, satunya lagi melengkapi pernyataan sebelumnya. Wayan Wibawa Harta mengatakan, penjor ini dibuat dengan bahan seadanya tanpa merogoh kocek sepeserpun.
"Samasekali tidak menghabiskan. Bahan nyari di masing-masing pekarangan. Hanya tenaga saja," kata pria yang pernah membuat penjor Bali Not For Sale ini.
Dua pemuda ini menjelaskan, makna yang tersirat dari dua penjor tersebut. Tulisan yang terbaca di punggung penjor merupakan wujud curahan hati. Mereka melihat selama ini, betapa gampang masyarakat Bali menjual tanahnya.
Cara itu tidak mereka setujui. Tanah bagi mereka adalah warisan leluhur yang tidak bisa dijual. Harga mati untuk dipertahankan dan harus dilestarikan. Jadi terminologi "Jaen Idup di Bali" yang belakangan marak terdengar mereka lengkapi dengan "Yen Suud Ngadol Tanah".
"Berarti kita berhenti untuk menjual tanah di Bali karena itu warisan leluhur yang tidak bisa dijual dan harus dilestarikan. Setelahnya baru jaen idup di Bali, tanpa investor yang merusak alam Bali yang sejatinya indah ini," tutur Wibawa Harta.


Kendati dibubuhi instalasi di bagian punggung, ia menegaskan penjor tersebut tidak lepas dari pakem.
Berbagai hasil bumi sebagai wujud persembahan atas kesuburan yang dilimpahkan Sang Hyang Widhi Wasa ada di dalamnya.
"Semua persembahan hasil alam tetap ada, dan seni itu relatif. Kalau kita terus membeli perlengkapan penjor, terus siapa yang akan membuat. Mari menjadi generasi yang memproduksi bukan generasi pembeli," tandasnya.

sumber berita

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b