4 January 2016

Beberapa Lontar Pengeleakan Yang Ditulis Murid Calonarang Yang Lari ke Bali



Balibangol news, BUDAYA,-Ilmu Leak adalah sebagian dari Ilmu Sihir Calonarang
Di Bali Ilmu leak dikenal masyarakat luas, ilmu ini memang teramat sadis karena dapat membunuh manusia dalam waktu yang relatif singkat. Ilmu Leak dapat juga menyebabkan manusia mati secara perlahan yang dapat menimbulkan penderitaan yang hebat dan berkepanjangan.

Dalam masyarakat Bali khususnya yang beragama Hindu dikenal dengan istilah “Rua Bineda” yaitu Rua berarti dua dan Bineda berarti berbeda yang artinya ada dua yang selalu berbeda, seperti adanya siang dan malam, ada suka dan duka, ada hidup dan mati. Demikian pula dengan ilmu ini ada ilmu yang beraliran kiri disebut Ilmu Hitam atau Ilmu Pengeleakan dan sebagai penangkalnya ada ilmu yang beraliran kanan atau Ilmu Putih?.
Ilmu Hitam atau Ilmu Pengeleakan, tergolong "Aji Wegig" yaitu aji berarti ilmu, wegig berarti begig yaitu suatu sifat yang suka menggangu orang lain. Karena sifatnya negative, maka ilmu ini sering disebut "Ngiwa".
Ngiwa asal katanya kiwa (Bahasa Bali) artinya kiri.
Ngiwa berarti melakukan perbuatan kiwa alias kiri.
Ilmu leak ini bisa dipelajari pada lontar – lontar yang memuat serangkaian Ilmu Hitam.
Lontar –lontar atau buku – buku jaman kuno yang terbuat dari daun pohon lontar yang dibuat sedemikian rupa dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 3 cm, diatas lontar diisi tulisan aksara Bali dengan bahasa yang sangat sakral.
Murid2 calonarang yang melarikan diri ke bali menuliskan Ilmu Pengleakan pada kitab lontar dan membuatnya dalam empat kitab yaitu :
1. Lontar Cambra Berag,
2. Lontar Sampian Emas,
3. Lontar Tanting Emas,
4. Lontar Jung Biru.
Ilmu leak ini ada tingkatan – tingkatannya yaitu :

1. Ilmu Leak Tingkat Bawah yaitu orang yang bisa ngeleak tersebut bisa merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih, kambing, babi betina (bangkung) dan lain – lain.

2. Ilmu Leak Tingkat Menengah yaitu orang yang bisa ngeleak pada tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda bisa terbang tinggi, paruh dan cakarnya berbisa, matanya bisa keluar api, juga bisa berubah wujud menjadi Jaka Tungul atau pohon enau tanpa daun yang batangnya bisa mengeluarkan api dan bau busuk yang beracun.

3. Ilmu Leak Tingkat Tinggi yaitu orang yang bisa ngeleak tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade yaitu berupa menara pengusungan jenasah bertingkat dua puluh satu atau tumpang selikur dalam bahasa Bali dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar – jalar sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu.
Ilmu Pengleakan Bali sangat menakutkan, dan itu baru SEBAGIAN dari apa yang tertulis dalam kitab calonarang. Bayangkan kalau seluruh ilmu sihir yang ada dalam kitab calonarang ditemukan ....

Calonarang sering disebut Rangda Nateng Girah yaitu Rangda artinya Janda, Nateng artinya Raja (Penguasa). Girah adalah nama suatu desa. Jadi ‘’Rangda Nateng Girah’’ artinya Janda Penguasa desa Girah.

Calonarang adalah Ratu Sihir yang sangat sakti, pada jaman itu bisa membuat wilayah Kerajaan Kediri mengalami Gerubug/Pageblug/Epidemi atau wabah yang dapat mematikan rakyatnya dalam waktu singkat, yaitu pada wilayah pesisir termasuk wilayah desa Girah.
Dibawah ini adalah kisah calonarang versi bali, sehingga calonarang disebut ibu, dan ilmu sihirnya disebut leak. Kisah ini pernah juga di filmkan dan diperankan oleh sang artis ratu horor, Suzzana ...


Kisah Calon Arang
Di Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Airlangga yaitu didesa Girah ada sebuah Perguruan Ilmu Hitam atau Ilmu Sihir yang dipimpin oleh seorang janda yang bernama Ibu Calonarang (nama julukan dari Dayu Datu).

Murid – muridnya semua perempuan dan diantaranya ada empat murid yang ilmunya sudah tergolong tingkat senior antara lain : Nyi Larung, Nyi Lenda, Nyi Lendi, Nyi Sedaksa.
Ibu Calonarang juga mempunyai anak kandung seorang putri yang bernama Diah Ratna Mengali, berparas cantik jelita, tetapi putrinya tidak ada satupun pemuda yang melamarnya.


Karena Diah Ratna Mangali diduga bisa ngelelak, dengan di dasarkan pada hukum keturunan yaitu kalau Ibunya bisa ngeleak maka anaknyapun mewarisi ilmu leak itu, begitulah pengaduan dari Nyi Larung yaitu salah satu muridnya yang paling dipercaya oleh Ibu Calonarang.



Mendengar pengaduan tersebut, tampak nafas Ibu Calonarang mulai meningkat, pandangan matanya berubah seolah-olah menahan panas hatinya yang membara. Pengaduan tersebut telah membakar darah Ibu Calonarang dan mendidih, terasa muncrat dan tumpah ke otak. Penampilannya yang tadinya tenang, dingin dan sejuk, seketika berubah menjadi panas, gelisah. Kalau diibaratkan Sang Hyang Wisnu berubah menjadi Sang Hyang Brahma, air berubah menjadi api. Tak kuasa Ibu Calonarang menahan amarahnya. Tak kuat tubuhnya yang sudah tua tersebut menahan gempuran fitnah yang telah ditebar oleh masyarakat Kerajaan Kediri.

Ibu Calonarang sangat sedih bercampur berang, sedih karena khawatir putrinya bakal jadi perawan tua, itu berarti keturunannya akan putus dan tidak bisa pula menggendong cucu, berang karena putrinya dituduh bisa ngeleak.

Ibu Calonarang berkata kepada Nyi Larung : “Hai Nyi Larung, penghinaan ini bagaikan air kencing dan kotoran ke wajah dan kepalaku. Aku akan membalas semua ini, rakyat Kediri akan hancur lebur, dan luluh lantak dalam sekejap. Semua orang-orangnya akan mati mendadak. Laki-laki, perempuan, tua muda, semuanya akan menanggung akibat dari fitnah dan penghinaan ini. Kalau tidak tercapai apa yang aku katakan ini, maka lebih baik aku mati, percuma jadi manusia. Kalau Ibu Calonarang ini tidak melakukan balas dendam maka hati ini tidak akan merasa tentram”.

Demikian kata-kata Ibu Calonarang yang sangat mengerikan kalau seandainya hal ini menjadi kenyataan. Nyi Larung kemudian menyahut dan bertanya “Kalau demikian niat Guru, bagaimana kita bisa melakukan hal tersebut”. segera dijawab oleh Ibu Calonarang. “Kau Nyi Larung, ketahuilah, jangan terlalu khawatir akan segala kemampuanku. Aku Ibu Calonarang bukanlah orang sembarangan dan murahan. Kalau tidak yakin dengan diri, maka aku tidak akan sesumbar begitu. Biar mereka tersebut merasakan akibat dari segala perbuatan yang telah mereka lakukan terhadap anakku.

Kau Nyi Larung, Ibu minta agar kau mengumpulkan semua murid-muridku supaya segera masuk ke Pasraman Pengeleakan. “Tunggu sampai tengah malam nanti. Aku akan menurunkan segala ilmu kewisesan yang aku miliki kepada kalian semua. Karena sekarang hari masih terang dan sore, lebih baik engkau semua melakukan pekerjaan seperti biasanya. Aku akan mempersiapkan segala sesuatunya. Nanti malam kita akan berkumpul lagi membicarakan masalah tersebut, dan ingat tidak ada yang boleh tahu mengenai apa yang kita akan lakukan ini, kita akan membuat Kerajaan Kediri gerubung yaitu berupa serangan wabah penyakit yang sulit diobati yang dapat mematikan rakyatnya dalam waktu singkat. Demikian Ibu Calonarang menutup pembicaraannya pada sore hari tersebut, dan semua kembali melakukan kegiatan sebagaimana mestinya.


Sumber(anehdidunia.com)

No comments:

Post a Comment

Mecingklak, Permainan Anak SD Tahun 90an Yang Habis Dimakan Jaman

Foto mecingklak Balibangolnews,- Mecingklak merupakan sebuah permainan menggunakan batu krikil yang dilakukan oleh satu orang atau le...