Balibangol news, NEGARA,- I Komang Ngurah Trisna Para Merta (14), remaja putus sekolah asal Lingkungan Delod Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali yang tewas diduga tertusuk/tertikam keris saat pementasan Calonarang akhirnya diaben pihak keluarga.
Prosesi pengabenan Merta yang tewas saat pentas Calonarang di Pura Sari Jati Luwih, Banjar Pakraman Dauh Pangkung Janggu, Desa Pakraman Pohsanten, Mendoyo beberapa waktu lalu dilaksanakan di Setra (kuburan) Desa Pakraman Tegalcangkring, Mendoyo.
Selain pihak keluarga dan handai tolan juga ratusan warga lainnya turut menghadiri prosesi pada Selasa (20/10/2015).
Yang menarik, dari upacara pengabenan, korban diaben bersama-sama dengan tapakan (topeng) Rangda yang selama ini korban kenakan setiap kali drama Calonarang dipentaskan.
“Memang korban diaben bersama Tapakan Randa-nya. Tapi sebenarnya Tapakan Randa tersebut diprelina (dibersihkan) dengan cara digeseng (digeseng),” ujar keluarga korban yang enggan ditulis namannya.
Menurutnya Tabakan Randa ikut diaben atau diprelina bersama korban adalah berdasarkan petunjuk dari korban saat dilaksanakannya prosesi “Mesuwugan” atau menanyakan kepada arwah korban melalui orang pintar.
“Saat Mesuwugan, arwah korban berpesan agar jika tidak ada yang mau menyungsung Tapakan Randa tersebut agar ikut diaben atau diprelina bersama dirinya,” ujarnnya.
Saat korban bersama Tapaka Randa hendak dibakar, adik dan bapak korban sempat kesurupan.
Namun itu tak lama berselang lama kemudian sadar kembali setelah mereka diperciki air tirta. Pengabenan tersebut juga dipantau sejumlah anggota Polsek Mendoyo yang berpakaian preaman.
Sumber-http://www.kabarnusa.com/2015/10/akhirnya-korban-pentas-calonarang.html?m=1
No comments:
Post a Comment