5 October 2015

Mengapa Kita Harus Meyakini Tuhan?

IDA PANDITA MPU JAYA ACHARYA NANDA
Balibangol news - Dalam Hindu, tubuh manusia dikontruksi dari panca maha bhuta, alam pikiran atau cita, dan aspek psikis.
Selain itu tubuh kita juga dikontruksi berdasarkan perspektif utuh kasat mata dunia fenomena yang disebut dengan roh atau sang hyang atma.
Hukum causa prima adalah penyebab dari semua yang ada.
Ini berlaku bagi yang menganggap bahwa semua berasal dari sebuah zat yang disebut dengan Tuhan.
Mengapa kita harus meyakini adanya Tuhan?
Jawabannya, karena tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa penyebab.
Ada yang menyatakan Tuhan mengatur segalanya, sehingga penderitaaan manusia diatur oleh Tuhan.


Namun apabila cobaan yang dihadapi manusia sudah sampai di ambang batasnya, maka manusia mulai mempermasalahkan Tuhan.
Saat seperti inilah manusia memiliki persepsi yang beda.
Melihat realita, manusia melihat manusia lainnya yang hidup berlumuran dosa kok masih sehat, nyaman, aman dan bahagia.
Sebaliknya bagi yang bersungguh-sungguh berbuat kebaikan, justru cobaan yang terus diterima.
Tuhan pun lalu mendapat stereotip berlaku tidak adil terhadap ciptaannya.
Di situ letak titik pangkal keragauan tersebut.
Manusia cepat mengambil kesimpulan dan membangun opini bahwa Tuhan itu tidak adil.


Sejatinya kita tidak perlu mengkambinghitamkan Tuhan.
Tuhan memang menciptakan segala-galanya. Ingatlah dengan karma.
Tuhan melahirkan hukum alam atau Rta untuk menegakkan hukum karma di dunia ini.
Namun manusia melakukan pertentangan dengan hukum tersebut.
Bagaimana bisa dia bahagia? Terlebih menentang hukum Rta.
Tuhan tidak terlibat langsung dalam urusan penderiataan manusia.
Jika kita mau berjalan pada jalur yang benar, maka kita tidak akan menerima penderitaan.


Masalahnya, manusia banyak melakukan pelanggaran.
Aksi pelanggaran akan menimbulkan reaksi, itulah yang menyebabkan derita.
Ada juga cara pandang yang terlalu berlebihan terhadap realita.
Kadang Tuhan memberikan wangsit melalui penderitaan agar manusia sadar dengan kesalahannya.
Namun, manusia justru menganggap itu sebagai hal yang buruk, atau akhir dari sebuah kehidupan. Bangun pikiran yang positif.(sumber)



No comments:

Post a Comment

Mecingklak, Permainan Anak SD Tahun 90an Yang Habis Dimakan Jaman

Foto mecingklak Balibangolnews,- Mecingklak merupakan sebuah permainan menggunakan batu krikil yang dilakukan oleh satu orang atau le...