Balibangol news, BULELENG, – Akibat kerja panitia yang tidak professional terutama tidak menyiapkan pengamanan dari kepolisian, grandfinal Kejuaraan Futsal Camat Buleleng Cup Tahun 2016 di GOR Bhuawana Patra Singaraja, Bali, Minggu (10/4/2016) rusuh.
Beberapa pemain tim futsal Kampung Baru menjadi korban penganiayaan supporter (pendukung) tim futsal Banyuning yang menempati tribun barat GOR Bhuwana Patra Singaraja. Diantaranya pemain Gregorius Kiabeni dan kiper Fauzi yang menjadi sasaran para supporter Banyuning.
Pria_pria berbada kekar dan besar itu tanpa ampun memukul kedua pemain itu dengan tangan kosong, menendang dan memukul dengan kursi. Bukan hanya pemain, aksi penyerangan terhadap pemain Kampung Baru yang dimotori seorang pria berbedan kekar dan kepala plontos itu juga menyerang supporter Kampung Baru yang rata-rata ibu-ibu dan anak-anak remaja itu yang berada di tribu timur GIR Bhuwana Patra.
Untung, para pemain dan official Kampung Baru atas perlindungan Bhabinkamtibasnya dan beberapa anggota TNI, bisa menyelamatkan diri dari aksi brutalisme dan vandalism supoorter Banyuning. Bhabinkamtibmas Kampung Baru terkena pukul kursi di kepala saat melindungi Gege—sapaan akrab Gregorius Kiabeni.
Akibat ulah tindakan brutal supporter Banyuning itu, pertandingan sempat dihentiakan dua kali di babak kedua. Setelah pertandingan babak kedua berjalan satu menit, dan Banyuning berhasil kenyamakan kedudukan jadi 1-1, para supporter Banyuning yan berada di belakang gawang Kampung Baru mulai berulah. Melihat situasi yang membahayakan keselamatan pemainnya, manager Kampung Baru Francelino XXF menarik para pemainnya dan memprotes ke IP dan panitia tentang pengamanan.
Panitia dibantu para ofisial Banyuning menenangkan para supporter Banyuning dan meminta mereka mundur dua anak tangga di belakang gawang Kampung Baru. Setelah terhenti sekitar 10 menit, pertandingan dilanjutkan.
Ternyata setelah istirahat sejenak akibat situasi runyam itu, pemain-pemain Kampung Baru seolah mendapat tambahan semangat. Dery, Gege, Joni dan kawan-kawan bermain agresif. Mereka terus menekan pertahanan Banyuning dan tidak memberi ruang sedikit pun kepada lawan untuk bermain bola.
Ahasil, Dery memborong dua gol tambahan untuk keunggulan Kampung Baru. Gol-gol Dery cukup cantik nan indah karena dicetak dengan cara memperdaya kipper. Unggul 3-1, anak-anak Kampung Baru tidak mengendorkan serangan. Didukung stamina yang luar biasa dan teknik dan skil individu yang tinggi, Gege dan kawan-kawan terus memprokporandakan pertahanan lawan.
Perlawanan dari Banyuning pun cukup ketat, namun kalah stamina dan teknik bermain, sehingga anak-anak Banyuning bermain kasar. Dalam sebuah kemelut di depan gawang Kampung Baru, salah satu pemain Banyuning menyikut kipper Kampung Baru, Fauzy hingga terjatuh.
Di situlah awal mula keributan dan penyerbuan supporter Banyuning yang melakukan penganiayaan terhadap para pemain Kampung Baru tepat menit ke 20 menit. Sisa waktu pertandingan tinggal hitungan detik.
Akhirnya kemenangan tetap menjadi milik Kampung Baru dan menobatkan Kampung Baru sebagai Juara I Kejuaraan Futsal Camat Buleleng Cup Tahun 2016. Banyuning sebagai runner-up alias Juara II, sedangkan Jinendalem sebagai Juara III dan Harapan I diraih Penarukan.
Pelatih Banyuning, Dewa meminta maaf kepada seluruh pemain dan ofisial Kampung Baru atas kejadian itu. “Maaf Pak, ini ulah supporter,: ujar Dewa dengan nada menyesal kepada manager Kampung Baru yang juga menyambut pelatih Banyuning dengan penuh sportif. “Ini kesalahan panitia yang tidak siap dengan pengamanan,” balas Francelino, manager Kampung Baru. (sumber- balieditor.com)
Beberapa pemain tim futsal Kampung Baru menjadi korban penganiayaan supporter (pendukung) tim futsal Banyuning yang menempati tribun barat GOR Bhuwana Patra Singaraja. Diantaranya pemain Gregorius Kiabeni dan kiper Fauzi yang menjadi sasaran para supporter Banyuning.
Pria_pria berbada kekar dan besar itu tanpa ampun memukul kedua pemain itu dengan tangan kosong, menendang dan memukul dengan kursi. Bukan hanya pemain, aksi penyerangan terhadap pemain Kampung Baru yang dimotori seorang pria berbedan kekar dan kepala plontos itu juga menyerang supporter Kampung Baru yang rata-rata ibu-ibu dan anak-anak remaja itu yang berada di tribu timur GIR Bhuwana Patra.
Untung, para pemain dan official Kampung Baru atas perlindungan Bhabinkamtibasnya dan beberapa anggota TNI, bisa menyelamatkan diri dari aksi brutalisme dan vandalism supoorter Banyuning. Bhabinkamtibmas Kampung Baru terkena pukul kursi di kepala saat melindungi Gege—sapaan akrab Gregorius Kiabeni.
Akibat ulah tindakan brutal supporter Banyuning itu, pertandingan sempat dihentiakan dua kali di babak kedua. Setelah pertandingan babak kedua berjalan satu menit, dan Banyuning berhasil kenyamakan kedudukan jadi 1-1, para supporter Banyuning yan berada di belakang gawang Kampung Baru mulai berulah. Melihat situasi yang membahayakan keselamatan pemainnya, manager Kampung Baru Francelino XXF menarik para pemainnya dan memprotes ke IP dan panitia tentang pengamanan.
Panitia dibantu para ofisial Banyuning menenangkan para supporter Banyuning dan meminta mereka mundur dua anak tangga di belakang gawang Kampung Baru. Setelah terhenti sekitar 10 menit, pertandingan dilanjutkan.
Ternyata setelah istirahat sejenak akibat situasi runyam itu, pemain-pemain Kampung Baru seolah mendapat tambahan semangat. Dery, Gege, Joni dan kawan-kawan bermain agresif. Mereka terus menekan pertahanan Banyuning dan tidak memberi ruang sedikit pun kepada lawan untuk bermain bola.
Ahasil, Dery memborong dua gol tambahan untuk keunggulan Kampung Baru. Gol-gol Dery cukup cantik nan indah karena dicetak dengan cara memperdaya kipper. Unggul 3-1, anak-anak Kampung Baru tidak mengendorkan serangan. Didukung stamina yang luar biasa dan teknik dan skil individu yang tinggi, Gege dan kawan-kawan terus memprokporandakan pertahanan lawan.
Perlawanan dari Banyuning pun cukup ketat, namun kalah stamina dan teknik bermain, sehingga anak-anak Banyuning bermain kasar. Dalam sebuah kemelut di depan gawang Kampung Baru, salah satu pemain Banyuning menyikut kipper Kampung Baru, Fauzy hingga terjatuh.
Di situlah awal mula keributan dan penyerbuan supporter Banyuning yang melakukan penganiayaan terhadap para pemain Kampung Baru tepat menit ke 20 menit. Sisa waktu pertandingan tinggal hitungan detik.
Akhirnya kemenangan tetap menjadi milik Kampung Baru dan menobatkan Kampung Baru sebagai Juara I Kejuaraan Futsal Camat Buleleng Cup Tahun 2016. Banyuning sebagai runner-up alias Juara II, sedangkan Jinendalem sebagai Juara III dan Harapan I diraih Penarukan.
Pelatih Banyuning, Dewa meminta maaf kepada seluruh pemain dan ofisial Kampung Baru atas kejadian itu. “Maaf Pak, ini ulah supporter,: ujar Dewa dengan nada menyesal kepada manager Kampung Baru yang juga menyambut pelatih Banyuning dengan penuh sportif. “Ini kesalahan panitia yang tidak siap dengan pengamanan,” balas Francelino, manager Kampung Baru. (sumber- balieditor.com)
No comments:
Post a Comment