Balibangol news, TABANAN – Evaluasi terhadap pengelola wisata Bedugul perlu dilakukan. Pasalnya kontribusi dari pengelola wisata Bedugul, yang masuk ke Kas Pemerintah Kabupaten Tabanan hanya Rp 280 Juta per tahun. Apalagi ada investor yang siap mengontrak Rp 2,5 Milyar.
Hal tersebut dilontarkan oleh I Ketut Suwardiana anggota DPRD Tabanan. Anggota Fraksi Gabungan partai Hanura dan Nasdem di parlemen ini menegaskan, eksekutif mestinya mengkaji ulang kerjasama pengelolaan objek wisata bedugul
diberikan kepada pihak ketiga atau dalam hal ini I Wayan Purnayasa.
“Kalau ingin menambah pengasilan asli daerah dari sektor pariwisata, sudah saatnya perjanjian kerjasama pengelolaan objek wisata bedugul dengan pihak ketiga saat ini dievaluasi,” ungkapnya, Senin (11/4/2016)
Dirinya menegaskan pemda harus bisa memutuskan dengan segera. “Apalagi sudah ada investor yang bersedia
mengelola objek wisata bedugul dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,5 Milyar per tahunya,” ujarnya.
Imbuhnya Pemda bisa membuka lelang terlebih dahulu kepada pengusaha – pengusaha lokal di Tabanan. “Kalau pengusaha lokal di Tabanan tidak ada yang berminat, Pemda bisa mencari pihak ketiga dari Bali bahkan dari luar Bali,” tandasnya.
Dikatakan pula dalam rangka meningkatkan PAD dari pariwisata adalah memperbaiki system yang ada di seluruh objek wisata Tabanan. “ Kita harus berlakukan e-ticketing di seluruh objek wisata seperti yang ada di Borobudur dan objek wisata lainya di Jawa,” imbuhnya.
Kalau saja sejumlah obyek wisata seperti Tanah Lot, Ulun Danu Bedugul, Alas Kedaton dan Jatiluwih menggunakan system e-ticketing niscaya penghasilan asli daerah (PAD) Tabanan dari sektor pariwisata meningkat tajam.
“Saya mempunyai keyakinan dengan siteim e-ticketing di semua obyek wisata akan mampu menempati posisi kedua pendapapatan dari sektor pariwisata dibawah Kabupaten Badung,” pungkasnya.(sumber)
No comments:
Post a Comment