Skip to main content

Lagi Jero Mangku Meninggal, Kali Ini Jro Mangku Dalem Gantung Diri Di Pura Dadia Di Kintamani


Balibangol news, BANGLI, - Stelah beberapa waktu lalu seorang jero mangku jatuh ke sungai di daerah susut Bangli kali ini lagi-lagi seoarang pemangku di Pura Dalem meninggal dunia dengan cara salah pati. Kali ini, warga banjar Kembang Sari, Desa Satra, Kintamani, Bangli geger dengan ulah nekat Jro Mangku Wenten (70), seoarang Pemangku  di Pura Dalem banjar setempat. Pasalnya, korban justru nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Fatalnya, korban melakukan aksi ulah pati tersebut di Pura Dadia Arya Sentong, milik keluarga korban. Diduga korban melakukan gantung diri karena depresi, akibat penyakitnya tidak kunjung sembuh.

Kapolsek Kintamani, Kompol. I Komang Tresna Arbawa Manik saat dikonfirmasi Selasa (03/05/2016) membenarkan adanya kasus ulah pati tersebut. Dijelaskan, kasus mengenaskan tersebut terjadi pada Senin (02/05/2016) sekitar pukul 18.15 wita. “Korban sudah ditemukan meninggal dengan posisi tergantung di tiang kayu (canggahwang) balai Piyasan di Pura Dadia Arya Sentong milik keluarga korban,” ungkapnya.

Jasad korban ditemukan pertama kali, oleh saksi  Gusti Ayu Sari (12) dan Gusti Ayu Suardiani (12) yang saat itu hendak melakukan persembahyangan. Namun saat masuk pura, kedua saksi terkejut dan langsung berteriak histeris setelah melihat korban sudah dalam kondisi  tergantung. Akibatnya, dalam sekejap warga yang geger langsung berdatangan ke lokasi dan menurunkan jasad korban. “Korban adalah seoarang pemangku di Pura Dalem banjar Kembang Sari, Saat diturunkan, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia,” jelas Kompol Komang Tresna.

Dijelaskan, setelah menerima laporan kejadian tersebut, pihaknya langsung menerjunkan sejumlah personil Polsek Kintamani bersama tim medis dari Puskemas Kintamani. Saat dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, hanya ditemukan tanda-tanda umum orang meninggal dengan cara gatung diri, seperti lidah menjulur, keluar kotoran dari anus dan kencing dari kemaluan, serta luka memar / luka jeratan pada leher. “Dari pemeriksaan medis, hanya ditemukan tanda-tanda umum orang gantung diri. Tidak ada tanda-tanda kekerasan tindak pidana. Korban murni meninggal karena bunuh diri dengan cara gantung diri,” tegasnya.

Sementara dari hasil interogasi para saksi dan pihak keluarga diperoleh keterangan bahwa 5 bulan yang lalu korban sempat mencoba juga bunuh diri. Namun berhasil diselamatkan oleh pihak keluarga. Korban juga diketahui selama ini, menderita penyakit tahunan yang tak kunjung sembuh. “Dari keterangan saksi-saksi, korban meninggal murni karena bunuh diri diduga karena depresi akibat sakit menahun,” tegasnya. Tindak lanjut dari itu, pihak keluarga korban juga sudah menerima kematian korban sebagai musibah dan menolak dilakukan otopsi karena meyakini korban meninggal bunuh diri. (sumber-suaradewata. com)

Comments

Popular posts from this blog

KENAPA PANDITA MPU TAK BOLEH MUNGGAH DI PURA DASAR BHUWANA GELGEL, INI PENJELASAN DARI IDA PANDITA MPU JAYA PREMA ANANDA

Balibangol news,-Sebelumnya di media sosial ramai diperbincangkan mengenai larangan bagi Ida Pandita yang tidak diijinkan untuk muput di Bale Pemiyosan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Pada saat itu Ida Pandita tidak diijinkan oleh salah seorang pemangku di Pura itu. Kali ini penjelasan mengenai Pura Dasar Bhuwana Gelgel datang dari Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, hal ini terlihat dari postingan di akun facebooknya yang menulis, ” RAME SOAL SULINGGIH DI PURA DASAR BHUWANA (Postingan di bawah ini sudah diunggah di FB yang normal terpecah jadi 3 postingan mengomentari sebuah video yang mempertanyakan kenapa Pandita Mpu tak boleh munggah di Pura Dasar Bhuwana. Saya jadikan satu di halaman ini, semoga ada manfaatnya. Tujuannya, mari kita tak usah ribut2 soal “ngaturang bhakti”. Kalau ada pendapat lain, silakan, maklum ini kasus sudah sangat lama, mungkin informasi ada berbeda). Pura Dasar Bhuwana awalnya sekali dibangun oleh Mpu Dwijaksara pada tahun Saka 1189 atau tahun 1267 Ma

Aling-aling, Adalah Pembatas Angkul-angkul Dan Pekarangan, Berikut Fungsinya

Aling-aling dengan patung Ganesha Balibangol news, BUDAYA, Kita sering mendengar kata Aling - Aling, namun kita tidak pernah memahami apa sebetulnya makna yang terkandung dalam pembuatannya dan bila mana kita harus membuatnya?. Aling-aling  adalah pembatas antara angkul - angkul dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, masyarakat biasanya menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling, namun ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung yang sebagaimana disebutkan dari kutipan Bale Bengong, patung untuk mempercantik arsitektur Bali. Sebagai pembatas antara angkul - angkul dan pekarangan rumah, biasanya ada yang menggunakan patung Ganesha sebagai si

KETUPAT BALI DAN FUNGSINYA

Membuat Ketupat khas Bali Secara umum ketupat berasal dari janur dan di anyam sampai berbentuk kotak pada kali ini mari kita mengulas sedikit keunikan ketupat di Bali. Mendengar kata Ketupat pasti kalian akan mengingat pasangannya yaitu sate, satenya tu dimana? Hehehe Berbeda dengan daerah lainnya , Bali mempunyai banyak nama Ketupat seperti di antaranya :  TIPAT BEKEL - Bentuknya sama sepeti ketupat pada umumnya yaitu seperti ketupat yang sering di jumpai saat lebaran, di Bali ketupat ini biasanya di pakai pada waktu upacara pernikahan upacara odalan namun tidak mengandung arti begitu penting yah namanya aja ketupat bekel dalam bahasa nasional adalah bekal seperti ( sebungkus nasi), cara membuatnya cukup gampang dengan mengambil smbil sbuah janur kemudian diraut bagian sisinya biar tipis kemudian hilangkan lidinya biarkan masih di bagian pangkal, janur siap untuk di sulap menjadi ketupat TIPAT TALUH - Bentuknya kecil dan mungkin paling kecil di antara ketupat lainnya b