Balibangol news, DENPASAR – Sesuai dengan Adat Bali Tempat atau lingkungan Desa yang sudah mengalami Leteh ( kotor) harus segera di adakan upacara pecaruan (pembersihan).
Upacara Wraspati Kalpa Pangrsi Gana untuk membersihan dan menetralisir dampak buruk dari tragedi pembunuhan Engeline Margriet Megawe (Angeline) itu menghabiskan dana sekitar Rp70 juta.
Sebelum ritual dimulai warga masuk ke dalam rumah korban pembunuhan Engeline Margriet Megawe (Angeline) dijalan Sedap Malam no 26, Denpasar, diperciki Tirta (air suci).
Wayan Kerta salah satu warga yang ikut memercikkan air suci itu mengatakan, dilakukannya pemercikan air suci ini karena akan ada upacara Pementas Kalangan, dimana tujuanya untuk membersihkan rumah, tanah, dan lingkungan dari roh-roh jahat. Selain itu juga supaya tidak terlihat angker.
”Setelah kami memercikkan air suci ini. Kami akan melakukan upacara pementas kalangan,”ujarnya, di rumah Angeline, Jalan Sedap Malam
Sementara itu Prajuru (petugas adat) desa adat Bumi Kebonkuri, Kesiman, Denpasar, I Ketut Sutapa mengatakan, dalam upacara Wraspati Kalpa Pangrsi Gana harus mempersembahkan anjing sebagai sesaji. Anjingnya pun tidak sembarangan. Anjing yang dipakai dalam upacara tersebut yaitu bulunya berwarna cokelat, dan memiliki moncong warna hitam dalam bahasa Balinya anjing Blang Bungkem.
“Ini upacara besar, sebelumnya kami sudah pernah mengadakan upacara. Dalam upacara ini wajib ada persembahan yaitu anjing Blang Bungkem, dan beberapa ekor ayam yang berwarna. Mecaru ini merupakan upacara yang terakhir untuk pembersihan alam kasus Angeline,”jelasnya.
Tambahnya, upacara ini untuk membersihkan alam atas peristiwa kematian Engeline Margriet Megawe (Angeline).
Upacara ini menghabiskan dana sekitar Rp70 juta. Dana tersebut dana dari iuran desa adat, dan dari pemerintah provinsi.
”Kami tidak bisa melakukan upacara ini sendirian, kami mendapatkan bantuan dari pemerintah,”terangnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Minggu (09/08/2015).
Dia menjelaskan, bahwa dana tersebut dibelikan untuk banten dan keperluan upacara. “Upacara ini memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, karena memang membutuhkan sesajen (banten) yang banyak,”pungkasnya.
Upacara ini dipimpin oleh Ida Pedanda Putra Bajing, dari Griya Tegal Jingge Lebah, Desa Sumerta, Denpasar.
No comments:
Post a Comment