(Photo ilustrasi) |
Balibangol news, Denpasar,-Dengan begitu kerasnya lonjaka harga daging sapi akhir-akhir ini, membuat panik masyarakat tak terkecuali dengan warga Bali. Rencananya, untuk menekan harga daging sapi, pemerintah akan mengimpor 50.000 sapi dari Australia.
Rencana impor tersebut mendapat penolakan dari berbagai pihak termasuk DPRD Provinsi Bali. Wakil Ketua DPRD Bali Dr. I Nyoman Sugawa Korry mengatakan, kenaikan harga daging sapi tak berpengaruh terhadap masyarakat kecil. Dikarenakan masyarakat justru mengalihkan konsumsi ke bahan lain. “Artinya meningkatkan permintaan terhadap konsumsi daging ayam, ikan, dll. Itu positif untuk pemberdayaan ekonomi rakyat,” ujarnya.(13/8).
Menurutnya, jika pemerintah mengimpor daging sapi, justru akan menguntungkan importir, sedangkan peternak sapi lokal akan dirugikan. “Hentikan impor daging sapi. Biarkan keseimbangan (Equilibrium) harga daging sapi dibentuk oleh peningkatan produksi dalam negeri (dipasok oleh peternak sapi dalam negeri), bukan membuka keran impor,” tegasnya.
Pollitisi Golkar asal Buleleng mengingatkan pada semua pihak khususnya pemerintah, untuk mewaspadai adanya rekayasa mafia dan kartel impor daging sapi yang sengaja menciptakan kelangkaan daging sapi untuk memicu harga tinggi. “Karena itu pemerintah harus mencari tahu akar persoalan sebenarnya yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga daging sapi. Apakah ada permainan mafia dan kartel impor daging sapi. Sebab, mereka (peternak sapi lokal) ini yang dirugikan jika pemerintah menutup keran impor daging sapi,” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment