16 September 2015

AKHIRNYA, KEPALA KORBAN TRANSMIGRAN ASAL BALI DITEMUKAN

Photo ilustrasi

Balibangol news, Singaraja,– Salah seorang Transmigran Nyoman Astika (70), asal Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang tewas dengan kepalanya dipenggal di kebun miliknya sendiri, yanga da di Pegunungan Baturiti, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Minggu (13/9) lalu, masih menyisakan luka bagi keluaraganya.

Namun, saat ini pihak keluarga sedikit merasa lega, sebab kepala korban kini ditemukan dengan jarak hampir 50 meter dari lokasi kejadian. “Sekitar pukul 2 siang selasa kemarin, kami bersama TNI/Polri dan keluarga, temukan potongan kepala bapak. Bekas potongan kepala itu kami langsung dijarit bersama potongan badan bapak di rumah sakit Parigi, Sulawesi Tengah,” ujar  Gede Eko Purna (31) salah satu anak korban Astika, dikonfrimasi melalui selulernya, Rabu (16/9).

Kini pihak keluarga, tengah mempersiapkan prosesi pengabenan. Dimana prosesi pengabenan nantinya, akan dikawal ketat oleh aparat keamanan Brimob dan kepolisian setempat. “Kami sudah persiapan upacara pengabenan, di setra, karena Kepala Bapak sudah ditemukan. Sekarang kami membuat kelengkapan sesajen untuk persiapan besok (hari ini, red), pukul 8 pagi,” tutur Eko.

Sementara itu, menantu korban yakni, Nyoman Adiana mengaku, sudah menerima kabar dari keluarga di Sulawesi Tengah, terkait penemuan kepala mertuanya, dan kini tengah mempersiapkan upacara pengabenan. “Kami ada rencana ke Sulteng, tapi kami masih menunggu kabar keluarga lainnya. Kami juga merasa was-was kesana, takut karena disana situasinya masih mencekam,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Parisada Hidu Dharma Indonesia (PHDI) Buleleng, Putu Wilasa meminta, kepada aparat penegak hukum, agar segera mengungkap peristiwa pembunuhan ini, supaya masyarakat tidak terus menerus merasa resah. Dirinya juga meminta, agar seluruh krama Bali yang melakukan Transmigrasi, tetap tenang dan tidak terpancing terhadap adanya peristiwa ini.

“Penegak hukum harus keras ini untuk mengungkap pembunuhnya siapa, karena tugas negara adalah melindungi warga negaranya. Yang terpenting, jangan pernah mengaitkan masalah ini dengan agama, karena kami masih belum mengetahui motifnya seperti apa, apa ini memang teroris atau apa. Biarkan penegak Hukum yang bertindak,” tandasnya.

No comments:

Post a Comment

Mecingklak, Permainan Anak SD Tahun 90an Yang Habis Dimakan Jaman

Foto mecingklak Balibangolnews,- Mecingklak merupakan sebuah permainan menggunakan batu krikil yang dilakukan oleh satu orang atau le...