Balibangol news, AMLAPURA – Belasan warga di Sekitar Pantai Amed Kabupaten Karangasem, Bali, mendokumentasikan potensi desa mereka secara mandiri dalam Pelatihan Jurnalisme Warga yang mengambil tema “Nyegara Gunung”.
“Pelatihan yang berlangsung satu bulan diikuti peserta utusan dari masing-masing dusun (banjar) di Desa Purwakerthi yang memiliki Pantai Amed yang kini mulai dikenal wisatawan,” kata Suanda, panitia kegiatan tersebut, kepada Antara di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan bahwa seluruh peserta akan mengidentifikasi potensi dan tantangan desa wisata perairan ini. Misalnya, tentang infrastruktur, seperti kurangnya lampu penerangan, jalan rusak, sampah di darat dan laut, serta suka dan duka nelayan.
Salah satu hal yang ingin dikampanyekan adalah upaya petani garam mendapat sertifikasi geografis karena keunikan garam Amed.
“Garam Amed ini sedang menunggu sertifikasi indikasi geografis yang membuktikan garam desa kami istimewa,” ujar Suanda yang juga Kepala Dusun Lebah dan pengelola usaha peningkatan kualitas garam.
Selain kepala dusun, para peserta juga beragam latar belakang, seperti nelayan, guru pendidikan anak usia dini (PAUD), pelajar dan pramuwisata. Oleh karena itu warga bisa lebih tajam dan jernih menuliskan persoalan desa dalam bentuk tulisan atau foto.
Rangkaian pelatihan tersebut dilaksanakan desa, Sloka Institute, Conservation International Indonesia, dan AJI Denpasar.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karangasem Ir. I Gde Ngurah Yudiantara yang membuka pelatihan tersebut, Sabtu (12/9), mengatakan bahwa pihaknya akan mewadahi karya peserta dalam website Kominfo.
“Saat ini semua sudah bawa ponsel dan bisa lebih diangap penting daripada dompet. Harus dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi,” katanya.
Misalnya, informasi bagaimana menjaga karang agar takrusak akibat diinjak wisatawan saat menikmati panorama alam bawah laut.
Selain itu, dia berjanji mewadahi karya-karya pewarta warga ini dalam pameran pembangunan Karangasem tahun depan yang akan dikoordinasi Kominfo.
Ia menyebut pembangunan memang tersendat karena sampai dengan bulan kedelapan penyerapan anggaran baru 30 persen sehingga berdampak kepada warga.
Kepala Desa Purwakerthi I Wayan Sentanu Artana menambahkan bahwa keterlibatan warga memajukan desa sangat penting. “Kita takbisa menutup mata dan telinga tentang informasi. Pewarta warga ini peluang untuk memajukan desa,” katanya.
Ia mencontohkan Ni Wayan Sepi, remaja desanya yang beberapa tahun lalu terkenal karena membuat foto tentang kondisi rumahnya dan memenango lomba foto internasional di Belanda.
Ni Wayan Sepi dan keluarganya diboyong ke Belanda dan akhirnya membuat buku tentang pengalamannya. Kini, Wayan Sepi sudah bekerja setelah awalnya merasa takmampu mengakses pendidikan tinggi dan keahlian menulis.
Kawasan pesisir Desa Purwakerthi lebih terkenal dengan nama Amed. Ratusan turis datang ke kawasan dengan keindahan bawah laut dan pemandangan laut dengan latar belakang Gunung Agung di Jemeluk. Namun, banyak suara-suara warga untuk memajukan desa yang perlu didengar.
(Cp-sumber)
No comments:
Post a Comment