photo ilustrasi |
Balibangol news, GIANYAR -Sejak pagi Krama (masyarakat) telah bersiap untuk melaksanakan upacara ngaben , Senin (14/9/2015), soma umanis, wuku medangkungan adalah rahina upacara ngaben massal di Desa Pakraman Jro Kuta, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Ratusan warga lalu bersiap mengarak lembu menuju setra (pekuburuan) setempat.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba I Nyoman Budiarta (48) yang sebelumnya turut mengusung sebuah lembu (wadah kremasi umat Hindu Bali) ambruk di tepi jalan, di sebuah warung hingga membuat masyarakat panik.
"Iya benar, tadi ada warga yang ambruk sesaat setelah beberapa meter mengarak lembu," kata Kapolsek Tampaksiring, AKP Made Uder kepada Tribun Bali.
Uder lanjut menceritakan kejadian tersebut. Budiarta dikatakannya mengusung sebuah lembu yang ukurannya relatif kecil dengan tiga orang lainnya.
Ia mengangkat lembu tersebut dari bale banjar menuju setra yang berjarak sekitar 100 meter.
"Lembu-nya kecil, diangkat oleh empat orang dari bale banjar menuju setra setempat," ungkapnya.
Dalam perjalanan, kata Uder, korban merasakan pusing. Ia lalu meminta kepada krama lainnya agar digantikan.
Sejurus kemudian, Budiarta keluar dari sanan bade berjalan menuju tepi jalan dengan terengah-engah. Ia istirahat di sebuah warung.
"Kabar dari anggota, Budiarta mengalami pusing kepala lalu istirahat di warung," ucap Uder.
Beberapa saat kemudian, Budiarta yang sudah sempoyongan tiba-tiba ambruk. Ihwal ini membuat warga panik. Budiarta dilihat sudah tak sadarkan diri.
Warga lalu bertindak cepat. Mereka melarikan Budiarta ke Puskesmas II Tampaksiring yang berlokasi di Desa Pedapdapan Pejeng.
Tim medis di sana lalu merujuk Budiarta agar segera dibawa ke RSU Sanjiwani Gianyar. Maut memang tidak bisa dihindari. Setibanya di RSU Sanjiwani, Budiarta pun dinyatakan meninggal dunia.
No comments:
Post a Comment