BANGLI,– Kematian korban Ni Komang Sudiani (35) dan Luh Putu Sri Aristya Dewi (7) akibat pembunuhan sadis yang dilakukan oleh I Nyoman Suarsa (36) cukup mengejutkan banyak pihak. Tak terkecuali pihak sekolah, yakni SDN 1 Apuan, tempat korban Aristya Dewi bersekolah. Para guru tampak merasa sangat kehilangan, bahkan teman kelas korban banyak yang menangis mengetahui pembunuhan sadis itu.
Kepala SDN 1 Apuan I Made Sukamada mengatakan, pihaknya cukup terkejut mendengar kabar kematian tragis yang dialami siswanya, Aristya Dewi dan ibunya itu. Sukamada mengaku mengetahui kabar itu pertama kali pagi hari dari warga. Bersama beberapa rekan guru, pihaknya sempat mendatangi rumah korban untuk mengecek langsung kondisi yang terjadi. Hanya saja hingga siang kemarin dirinya belum mengetahui secara jelas kronologis kejadian yang menimpa anak didiknya itu.
Sehari sebelum korban meninggal, pihak sekolah tidak melihat adanya gelagat yang aneh pada diri korban. Saat di sekolah korban yang selama ini duduk dibangku kelas 1 tetap bertingkah laku seperti biasanya. Korban tetap belajar dan bermain dengan teman sekelasnya, katanya.
Dalam kesehariannya, korban merupakan anak yang baik, ceria dan tidak pernah murung. Korban, kata Sukamada, juga tergolong anak yang pintar. Walaupun dalam semester sebelumnya, Aristya Dewi belum berhasil mendapat rangking tiga besar. “Dia tergolong anak yang pintar. Dalam kenaikan tingkat besok (hari ini-red), dia naik ke kelas dua. Dia masuk sepuluh besar,” ungkap Sukamada.
Sementara itu, atas kematian siswanya tersebut, pihak sekolah sudah membuatkan surat laporan yang ditujukan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disidikpora) Bangli. Dan besok, sebelum acara kenaikan kelas dilaksanakan, pihak SDN 1 Apuan rencananya akan melaksanakan doa bersama dan melayat ke rumah korban.
sumber berita
No comments:
Post a Comment