Publik seakan tidak percaya tidak terlibatnya Margriet Megawe, dalam kasus pembunuhan Angeline. Polisi terus mendalami ada tidaknya peran pihak lain selain Agustinus Tae, pembantu Margriet terkait kasus pembunuhan Angeline.
Polisi meminta masyarakat bersabar untuk mengungkap kebenarannya. Kapolda Bali Irjen Ronny F Sompie mengatakan untuk memastikan Margriet terlibat, petugas masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Hingga saat ini setidaknya 13 orang saksi telah diperiksa. Di antaranya adalah Margriet dan kedua putrinya yang merupakan kakak tiri Angeline, yaitu Yvonne dan Christina. Sementara tersangka pembunuhan yang telah ditetapkan baru 1 orang, yaitu Agustinus Tae.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, ada kemungkinan Margriet merupakan psikopat. Kapolda Bali Irjen Ronny F Sompie tak menepis tuduhan itu. Menurutnya, dari hasil pemeriksaan psikologis, ada dugaan yang mengarah ke sana.
"Iya, dari hasil tes psikiatri, kalau zaman dulu disebutnya psikopat," ujar Ronny saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (12/6/2015) malam.
Ronny mengatakan, dari hasil pemeriksaan, tidak ada gangguan jiwa terhadap Margriet. Ia bisa mempertanggungjawabkan apapun yang dilakukan.
"Psikopat itu menurut dokter psikiater, bisa mempertanggungjawabkan setiap hal yang dilakukan. Ini dia bisa," tuturnya.
Konsultan psikologi yang menangani kondisi kejiwaan Margriet Megawe, dr. Lely Setyawati menyatakan jika ciri-ciri seorang psikopat melekat dalam keseharian ibu angkat Angeline.
Menurutnya ciri-ciri yang tercatat itu di antaranya, ia cenderung ingin benar dan tidak pernah mau diberi tahu jika perbuatannya salah. Sangat mudah melakukan tindak kekerasan, tidak peduli perasaan orang lain, sering melanggar aturan, norma sosial dan aturan di masyarakat. Sikapnya yang seperti ini membuat seorang psikopat sering berbenturan dengan lingkungan dan dinilai tidak mampu menjalin hubungan jangka panjang.
"Toleransi dan ambang amarah rendah sehingga agresivitas kemarahan meledak-ledak. Ini yang memicu lakukan tindak kekerasan," ungkap dr. Lely Setyawati, Sabtu (13/6/2015).
Tak hanya itu, menurutnya kondisi psikologis seorang psikopat yang merasa benar sendiri itu membuat penderita psikopat selalu berusaha mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahannya.
"Cenderung mencari kambing hitam, harus orang lain yang salah bukan dia. Kita masyarakat sudah menduga dan mencocokkan dengan ciri-ciri itu kan," imbuhnya.
Laporan observasi terkait kondisi jiwa Margrieth Megawe itu, kata dr. Lely akan disampaikan secara resmi pada pihak penyidik kepolisian. "Kesimpulannya akan kami lakukan observasi dan hasilnya kami sampaikan resmi ke penyidik," pungkasnya.
Pihak kepolisian mendapatkan bukti baru untuk mengembangkan penyidikan kasus pembunuhan bocah Angeline. Beberapa bukti baru yang ditemukan dari olah TKP di kediaman Margriet Megawe bisa menuntun polisi untuk menjerat pihak lain selain Agustinus Tae dalam kasus pembunuhan Angeline.
"Percikan darah di kamar Agus dan percikan darah di tisu yang ada di kamar Margrieth tapi di tisu akan kita uji DNA," kata Kepala Polresta Denpasar Komisaris Besar Anak Agung Made Sudana, Jumat (12/6/2015) malam.
Saat ini, tim labfor tengah melakukan uji DNA terhadap percikan darah yang ditemukan di dalam kamar Margriet. Polisi akan menelusuri apakah percikan darah di tisu itu terkait Angeline atau tidak.
Selain percikan darah di kamar ibu angkat Angeline, polisi juga menemukan beberapa temuan menarik dari hasil olah TKP. Temuan-temuan menarik ini yang akan sangat membantu polisi guna membongkar proses pembunuhan keji terhadap Angeline.
"Tim di lab masih bekerja. Ada banyak temuan-temuan menarik, antara lain baju korban dan yang lainnya,” jelas Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Heri Wiyanto.
Heri membuka kemungkinan adanya kasus lain yang akan disidik polisi. Namun dia tak mau buru-buru memastikannya.
"Kalau itu sudah materi, ada semua di BAP,” jelas dia.
No comments:
Post a Comment