(Fery kristyanto dan hari puspita) |
Denpasar,-Konferensi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Denpasar menilai kebebasan pers saat ini sedang dalam ancaman dari dalam. Yakni, dari kecenderungan media yang terlalu berorientasi kepada bisnis sehingga berpotensi merugikan kepentingan publik.
“Indikasinya terlihat dari munculnya berita berbayar yang berlebihan dan tidak jelas kaitannya dengan kepentingan publik,” tegas AJI dalam pernyataan yang dirumuskan pada Konferta, Rabu, 13 Mei 2015.
AJI juga menengarai, keberadaan berita berbayar itu telah digunakan oleh pemerintah sebagai sarana untuk mempengaruhi pemberitaan media sehingga mengurangi makna kebebasan pers. Karena itu AJI mengajak pemerintah, khususnya pemerintah provinsi Bali dan Kabupaten/Kota di Bali serta para pemilik media untuk menciptakan batasan-batasan bersama dalam pemuatan berita berbayar.
Konferta AJi berlangsung di Gedung Bali Tourism Board diikuti oleh sekitar 80 wartawan. Konferensi ini juga mendesak pemilik media untuk tidak menggunakan media sebagai alat kepentingan pribadi dan disisi lain harus berkomitmen untuk mensejahterakan wartawannya.
Dalam bagian lain dari pernyataan itu, AJi mendesak pemilik media menciptakan pola hubungan kerja yang lebih adil sesuai dengan UU Ketenagakerjaan serta memberlakukan upah sektoral pekerja media. AJI pun mendesak pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja untuk melakukan pengawasan terhadap perusahaan media dalam hal hubungan industrial.
Forum ini juga digunakan untuk memilih pengurus baru periode 2015-2018 dimana terpilih pasangan Hari Puspita dan Fery Kristyanto. Hari adalah Pemimpin Redaksi Radar Bali, sedangkan Fery adalah wartawan Bisnis Indonesia biro Bali. Keduanya menggantikan pasangan Rofiqi Hasan- Khambali Zutas yang memimpin AJI pada periode 2012-2015.
sumber
No comments:
Post a Comment